bandungtanpakamu
By Vhie Saleindra
bandungtanpakamuMar 16, 2022
repetitif
malam itu kita berkendara tanpa tujuan, dalam nyenyak tanpa sepatah kata, tak ada satu pun dari kita yang mau bicara
tertuduh teduh
boleh saya bicara tentang bagaimana rupa sama wangimu yang selalu bikin saya begitu tenang?
malang kundang
tertawalah, ragaku, memang tak patut berpenghuni
semoga kamu sembuh
semoga kamu sembuh, dari segala hal yang tidak kamu ceritakan
pragmatis
narasi ini dibuat, seolah-olah kita itu hanya sekumpulan para lansia
"kapan pulang?" katanya
dan nasib buruk di tahun kemarin, kini hanya sebatas rumor saja
desember: menutup tahun dengan bodoh
dear 2024, bila sempat, tolong jemput doa yang baru saja kupahat, tolong jauhkan aku dari segala perihal jahat, karena hatiku perlu beristirahat
desember: untuk yang masih belum tercapai
dalam upayaku menggapai, untuk berbagai mimpi yang sampai sekarang masih belum bisa tercapai, semoga masih ada setitik semangat meski beberapa di antaranya kesulitan untuk sampai
desember: untuk yang tak terbantahkan
dalam setiap uluran tangan, untuk segala manusia yang keberadaannya tidak terbantahkan, semoga kalian membekas selamanya dalam ingatan
desember: untuk yang tak tersampaikan
dalam pesan yang tak terucapkan, untuk segala hal yang masih belum tersampaikan, semoga diri yang pengecut ini tidak terlupakan
desember: untuk yang terlupakan
dalam keacuhan yang tak terelakkan, teruntuk siapa saja yang sempat terlupakan, semoga jiwa ini bisa kamu maafkan
desember: untuk yang menyakiti
dalam ketetapan hati, teruntuk siapa saja yang sudah menyakiti, semoga kegilaanmu berhenti hanya sampai di sini
november, aku membencimu
kuteguk berbutir-butir parasetamol agar nalarku tak tewas dengan konyol, 5 menit lagi sampai menuju dosa terbesarku, jangan lenyap dulu, kau itu masih punya ibu
maut menjenguk
iblis mengintip dari balik lemari baju yang sudah lama tidak pernah kubuka, atau Tuhan memang senang bercanda
beranda fiksi
beranda gawaiku, penuh dengan kontemplasi yang menjijikkan
kutitipkan cemburuku di ikat rambutmu
di bawah guyuran bulan yang terlihat biru, tentang waktu yang buru-buru, menyapu bersih seluruh aku dan kamu
berkolaborasi bersama: @podcastsuarasendu
pagi raung
selamat pagi dunia yang bingung, apa kabarmu matahari yang agung?
doa kecil untukmu yang sudah besar
akan kuberkati hari ini lewat doa kecil untuk kamu yang sudah besar, "selamat malam, manusia dewasa"
janji yang terbungkam malam rabu
di salah satu ruas gang sempit yang jarang sekali kulewati, kulihat, ada sebuah lampu jalan yang berdiri sendirian
mengerang
kupergoki semangat juangku tewas dalam kecelakaan hebat tempo lalu, namun saat itu entah kenapa aku tidak menangis
benih-benih jatuh
lahan pijak yang sebelumnya gersang, sedikit demi sedikit kini tanahnya mulai terangsang, tunasnya bermunculan ditumbuhi kembang
romantika lintas negara
gua yang tadinya overthinking, gua yang tadinya takut banget kalo dighosting, gua yang hampir sinting sampe rambut gua jadi ikutan keriting, sekarang hidup gua jadi kerasa lebih penting, gua selalu dibuat salting karena dia selalu ada di saat-saat yang genting, dia bikin gua jadi gak bisa berpaling
"QRISnya satu, menangnya banyak!"
Participant of BI Digital Content Competition 2023
bilik senggama
di sudut paling gelap ini, tempat di mana warasku asyik mengasingkan diri, aku meracik komposisiku sendiri
menuju yang terbenam
bila tidak dipisahkan oleh hamparan laut, mungkin aku akan berlari kencang ke arahnya, untuk kemudian memintanya membawaku tenggelam bersamanya
kontra
aku ingin hidup tidak teratur, berlawanan, dan tak sama
basi
cukup tau
kelinci
aku bukanlah ancaman, yang perlu dikhawatirkan
komedi putar
bila tak terpaut oleh usia, meski hanya 5 menit saja, aku ingin kembali merasakan suasana baik yang ada di sekitarnya
deras
untuk awan kecil yang bersemayam dalam hatiku, terhitung mulai hari ini, sepertinya aku akan menjalani hidup dengan sebasah-basahnya
dipayungi kota
tepat di jantung kota, mereka tampil luar biasa dengan apa adanya, sedikitpun tanpa sandiwara
25 jam
dan pada momen romantis itu, bandung punya 25 jam untuk dihabiskan dalam satu hari
sesingkat itu
tapi kenapa makin dewasa, waktu malah kerasa makin cepet, kalian ngerasa gitu juga gak sih?
gwenchana
ngeri juga ya jatuh cinta di negeri wakanda, segala-galanya dibikin bercyhandaa
cara menghitung berkat
di luar sana, ada banyak orang yang gak seberuntung kita, tapi rasa syukurnya jauh melebihi kita
bangunkan aku jika september sudah selesai
bangunin aku ya, kalo september udah selesai!
rengkuh
selama masih di bawah langit yang sama, selama itu pula kita masih disemogakan bersama-sama
dara
raut yang cantik, bulu mata yang lentik, perempuan adalah sastra murah yang mudah sekali dituliskan
tengah malam
tolong sisakan satu saja kehidupan yang baik untukku, tidak perlu sempurna, asal cukup dimengerti
liur
wahai kalian para betina dengan air liur oportunis, yang hobinya mengincar pria-pria perfeksionis
sekilas, senyum tampak samar di wajahmu yang berantakan
namun aku ini anakmu bu, sehebat-hebatnya kau membekam pilu, aku tau
malaikat pencabut rasa
kepada para malaikat yang pernah kudoakan bertahun-tahun lamanya, atau iblis-iblis garang yang sempat kusumpah-serapahkan keberadaannya, datanglah!
bandung yang bersenandung
setelah sekian lamanya menghabiskan waktuku untuk fokus sama orang lain, akhirnya aku bisa kembali lagi menjenguk Bandung
sebatang karam
aku tak pernah mengira, bahwa sebuah penyesalan sanggup menenggelamkan satu tubuh manusia dewasa
tangga
meski kadang hidup tidak selalu berbaik hati, hidup akan terasa seperti penjara bila kita berpaku hanya pada satu jalan
pemurung handal
untuk hati yang suasana tayangnya suka-suka, sudahkah kamu murung hari ini?
perempuan sepenuh bayangan
kupu-kupu itu akan terus terbang mendayu-dayu, dengan sayapnya yang terbuat dari cumbu dan rayu
di balik selimut tua
badanku karam, di balik selimut tua aku bersemayam, dengan nafas setipis palsu dalam diam
lembayung kosong
ketika yang lain menganggap bahwa senja itu istimewa, aku malah merasakan kecewa
saru
sepertinya kita belum siap untuk menjadi orang lain lagi, padahal kita pun belum sampai pada titik kata jadi
paradigma
kamu serupa inti atom yang stabil, meski dihajar oleh sinar gamma ataupun beta, hari esokmu akan tetap sama, sedangkan aku, sulit terkalkulasi