andi labang
By fransiskus andi
andi labangApr 01, 2020
PELUKIS RUPA - KAMU ?
Residu peristiwa panjang dalam pencarian ingin memulangkan diri pada malam 24 februari yang lalu. Mensiasati sekat-sekat waktu yang sempit pada wanita dengan sweater rajut abu-abu. Menasehati diri biar bayangnya tak lagi di ambang khayal.
PELUKIS RUPA - WAJAH
Dengan diam, bahkan melucuti kata kiasan pun enggan. Lekuk wajah wanita di pojok itu yang diseka rambut panjang terjuntai, biar hanyut oleh kekaguman. Lekas terjebak dalam diam memperhatikan. Sembari mengguratkan sketsa rupa dalam frasa, aku hendak menyusup kemungkinan, menyanjungmu dalam diam, terus mengingatmu dalampercakapan sembari menganalisa kata-kata apa saja yang ia gunakan. Kemudian menuliskan hingga bayangmu tak lagi di ambang angan.
PELUKIS RUPA
24 februari 2017
Di sekat ruang itu, di halaman belakang kedai kopi yang tak jauh dari jalan ringroad utara, yogyakarta. Aku memesan caffe latte, tak ubahnya waktu pertama kali menyeruput di tempat itu. tempat yang tak jauh dari kosan ku semasa kuliah di tahun ketiga. Aku berusaha mengingat kembali, bagaimana pertama kali aku menghampiri dan membuat sebuah ikatan, samar. Sampai pada fase yang terngiang adalah wanita di sudut itu, wanita dengan sweater rajut abu-abu, yang dipisahkan jalur mobilitas pintu belakang kedai.
Sepertinya aku melompati waktu terlampau jauh, terlalu terpaut pada wanita di sudut itu. Aku hendak memulangkan lagi bagaimana aku hadir di kedai itu dengan segala probabilitas yang terjadi.