Skip to main content
GKI Coyudan

GKI Coyudan

By GKI Coyudan

Podcast resmi GKI Coyudan Solo
Available on
Apple Podcasts Logo
Google Podcasts Logo
Overcast Logo
Pocket Casts Logo
RadioPublic Logo
Spotify Logo
Currently playing episode

Renungan Harian - 04 Mei 2020 // "PRINSIP DOA"

GKI CoyudanMay 04, 2020

00:00
09:09
TEGURAN DAN PENYERTAAN TUHAN - Renungan Harian 14 Maret 2022

TEGURAN DAN PENYERTAAN TUHAN - Renungan Harian 14 Maret 2022

KELUARAN 33:1-6 


Untuk yang kesekian kalinya bangsa Israel mengecewakan hari Tuhan dengan membuat Dan menyembah patung lembu emas. Melinat hal  itu Tuhan marah Dan menghukum mereka. Itulah kisah singkat yang bisa kita rangkum dari Keluaran pasal 32, sebuah kisah yang terjadi tepat sebelum teks yang kita baca hari ini Kel 33. Dalam kekecewaannya pada bangsa Israel yang baru saja IA bebaskan itu, Allah tetep Adalah Allah yg mengasihi mereka. Sungguh jika kita Mau merenungkannya, tidak habis pikir melinat betapa Allah yang kecewa tidak menggunakan hakNya untuk meluapkan amarahNya yg bertubi-tubi pada bangsa Israel. Justru IA malah menyuruh mereka melanjutkan perjalanan kembali menuju negri yang dijanjikan Tuhan kepada Abrahama. Hanya kali ini Tuhan mengutus malaikatNya, Dan bukan diriNya sendiri yang ikut dalam perhalanan bangsa Mesir karena kekerasan hati bangsa Israel Akan membuat Tuhan marah kepada mereka. Tuhan menahan diriNya sedemikian rupa Dan tetap memberikan janji serta jaminan pemeliharaanNya kepada bangsa Israel ditengah kekecewaan hatiNya. 

Saat ini, apa yang terasa dalam hati kita masing-masing ketika membaca kisah ini? Adalah sungguh, sejatinya kita menyadari bahwa Tuhan juga kerap kali merasakan kekecewaan yang sama pada kita? Malu rasanya, karena meski IA begitu kecewa Dan marah, IA tetap memberikan janji penyertaanNya. 


Doa pagi: 

"Tak bisa kami mengerti betapa dalamNya kasihMu meski kami kerap kali mengecewakanMu.. " 


Pokok doa syafaat: 

1.  Persiapan kebaktian Minggu Pra Paska 3 

2. Konflik peperangan Rusia- Ukraina

3  proses percepatan vaksinasi

Mar 14, 202204:57
BERANI HIDUP BENAR - Renungan Pagi - 15 Juni 2021

BERANI HIDUP BENAR - Renungan Pagi - 15 Juni 2021

Yeremia 22 :1-9

“Beginilah firman TUHAN: Lakukanlah keadilan dan kebenaran, lepaskanlah dari tangan pemerasnya orang yang dirampas haknya, janganlah engkau menindas dan janganlah engkau memperlakukan orang asing, yatim dan janda dengan keras, dan janganlah engkau menumpahkan darah orang yang tak bersalah di tempat ini!”

Hidup kita tidak bisa lepas dari suatu perjanjian atau suatu kesepakatan bersama,seperti halnya dalam pekerjaan, pernikahan, maupun dalam kehidupan iman seperti Baptis dan Sidi maupun pelantikan pejabat gerejawi, penatua dan pendeta mengungkapkan janjinya kepada Tuhan. Bacaan pagi ini dari Yeremia 22: 1-9 juga berisi tentang peringatan perjanjian yang hendak diingatkan kembali oleh Yeremia kepada raja Yehuda. Pada zaman nabi-nabi sistem pemerintahan umumnya bersifat teokrasi (kepemimpinan yang berpusat pada Allah). Pengangkatan pemimpin di suatu tempat dilaksanakan sejauh diperkenankan oleh Allah. Bila raja yang memerintah tidak setia, maka Allah akan menolaknya. Oleh karena itu Kejatuhan Yehuda adalah bentuk penghukuman Tuhan dan ini dinilai sebagai akibat dosa para pemimpin yang tidak setia dan meyembah ilah lain.

Pada saat itu, keadilan dan kebenaran yang merupakan kehendak Tuhan telah diinjak-injak. Para penguasa melakukan pemerasan, merampas hak orang miskin, menindas orang asing, anak yatim, dan janda. Bahkan pengadilan menghukum dan membinasakan orang yang tidak bersalah. Para pemimpin juga hanya mengejar keuntungan dan melupakan tanggung jawab terhadap rakyat yang dipimpinnya. Semua ini jahat dalam pertimbangan Tuhan, karenanya Ia akan menyerahkan umat-Nya kepada para musuh mereka. Bangsa itu, khususnya para pemimpin mereka, akan hidup menderita dan terbuang dari Tanah Perjanjian. Hukuman yang tak dapat dihindari kecuali dengan pertobatan para pemimpin dan seluruh umat. 

Kita bisa menarik kesimpulan bahwa jika seorang pemimpin telah menjadi pelaku ketidakadilan, hal itu adalah petunjuk yang kuat bahwa dia telah menduakan Allah. Dia tetap beribadah di gereja dan memuji Kristus, tetapi dia juga giat melayani kuasa, uang atau berhala yang lain. Seorang pemimpin yang takut akan Tuhan pasti akan taat melakukan perintah-perintah Tuhan, dan buahnya ialah ketulusan, kebenaran, keadilan, dan kesetaraan, penuh kasih. Tetapi jika buah yang timbul ialah ketidakadilan, bukan kebenaran, yang berkuasa bertindak sewenang-wenang, kita tahu bahwa itu bukanlah perintah Tuhan.

Ada dua point dari penyampaian Yeremia. Yang pertama, selalu ada harapan bahwa untuk bertobat dan terhindar dari hukuman. Yang kedua, ialah peringatan yang diberikan Allah menunjukkan keadilan dan kemurahan Allah, yang mau memberi kesempatan kepada setiap umat. Bagi Yeremia, tidak mudah untuk menyampaikan ganjaran Tuhan bagi raja dan bangsanya. Tetapi, bagaimana pun juga ia harus mengatakannya. Tentu, bukan untuk memojokkan raja dan bangsanya melainkan supaya mereka bertobat. Situasi berat yang mereka alami diharapkan menjadi kesempatan introspeksi diri. Ia konsisten dengan tugasnya melayani Allah dan tidak pernah mau diajak berkompromi, terutama terhadap kejahatan. Akibatnya? ia kerap dimusuhi oleh penguasa dan bahkan teman-teman sepelayanan (para imam dan pemimpin agama) karena menyampaikan kebenaran. 

Tuhan tidak menyukai kelaliman dan kesewanang-wenangan yang adalah buah dari pengingkaran akan janji dan tanggung jawab kita pada Tuhan untuk hidup dalam kebenaran-Nya. Sikap Yeremia yang selalu teguh pada firman dan kebenaran Allah,berani menyuarakan kebenaran firman Allah dan siap menghadapi semua resiko, perlu kita teladani. Kehendak Allah dan kebenaran-Nya adalah yang utama dan harus terus diperjuangkan.

Doa:

“Ya Tuhan, begitu banyak hal yang mampu menggoyahkan iman kami. Begitu banyak pilihan diperhadapkan antara mengikut Engkau atau memuaskan diri kami. Tolonglah & kuatkanlah kami menjalani hari dalam kehendak dan kebenaran-Mu. Amin” - Cynthia J.K.

Jun 16, 202107:60
KOTA YANG PENUH KEMULIAAN - Renungan Malam - 15 Juni 2021

KOTA YANG PENUH KEMULIAAN - Renungan Malam - 15 Juni 2021

Bacaan: Wahyu 21:22-22:5

”Dan kota itu tidak memerlukan matahari dan bulan untuk menyinarinya, sebab kemuliaan Allah meneranginya dan Anak Domba itu adalah lampunya.”


Kota Yerusalem dalam bacaan pagi tadi penuh dengan kejahatan, walaupun di dalamnya ada Bait Allah. Itu karena raja Yehuda tidak taat kepada Allah, bahkan saat ditegur melalui nabi Yeremia, mereka tetap menyombongkan diri dan melawan Allah, sehingga pada akhirnya kota itu dihancurkan oleh musuhnya dan penduduknya dibawa ke Babel.

 Dalam bacaan kita petang ini, kota Yerusalem telah berubah menjadi kota yang sangat kokoh dan kuat, namun di dalamnya tidak terlihat lagi bangunan Bait Suci, karena Allah, Tuhan Yang Mahakuasa, adalah Bait Sucinya. Bahkan kota ini tidak memerlukan matahari dan bulan untuk menyinarinya, sebab kemuliaan Allah meneranginya dan Anak Domba itu adalah lampunya.

Kota Yerusalem baru yang ditulis dalam Kitab Wahyu menggambarkan suasana kota yang penuh dengan kemuliaan. Bapa dan Anak Domba menjadi raja di kota itu dan semua bangsa menyembah mereka. Walaupun gerbang kota itu dibiarkan terbuka, namun tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta. Hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu yang bisa masuk. 

Yerusalem Baru menjadi tempat bagi mereka yang percaya kepada Anak Domba Allah, yaitu Yesus Kristus. Yesus melalui kematian dan kebangkitan-Nya telah mengalahkan maut. Tidak ada lagi dinding yang memisahkan orang-orang percaya dengan Allah Bapa, karena darah Anak Domba telah tercurah sebagai kurban pendamaian antara manusia dengan Allah. Tirai Bait Suci telah koyak, menandakan Allah berkenan langsung menjumpai umat-Nya, dan Roh Kudus hadir dalam kehidupan orang percaya. 

Oleh karena itu, berbahagialah orang yang percaya kepada Yesus Kristus, percaya kepada kebangkitan-Nya dan kenaikan-Nya ke sorga untuk mencarikan tempat bagi manusia yang percaya kepada-Nya. Sehingga semua orang percaya, yang namanya tercantum dalam Kitab Kehidupan, akan masuk dalam Kota Yerusalem Baru yang penuh kemuliaan.

Saat ini masih banyak orang yang belum mengenal Kristus, maka bagi orang yang telah diselamatkan, masih ada waktu untuk bersaksi tentang kasih Kristus, tentang kota penuh kemuliaan yang disediakan bagi mereka yang percaya kepada Kristus. Kiranya Tuhan memberkati kita semua. Amin.


POKOK DOA:

Bersyukur untuk hari ini. Terus berdoa untuk bangsa Indonesia agar para pemimpinnya mendapat hikmat dari Tuhan sehingga memerintah negeri ini dengan takut akan Tuhan.


Sujud Swastoko

Jun 15, 202108:07
BAHAYA KETIDAKADILAN - Renungan Pagi - 15 Juni 2021

BAHAYA KETIDAKADILAN - Renungan Pagi - 15 Juni 2021

Yeremia 21:11-14


Dikisahkan ada seorang anak yang setelah dewasa begitu membenci orangtuanya. Rasa benci dalam hatinya telah menimbulkan dendam yang sangat membahayakan dirinya dan juga orangtuanya. Dia berani melawan orangtuanya, bahkan nyaris membunuh orang yang telah melahirkan dan membesarkannya.

Kebencian dan dendam tersebut ternyata sudah dipendam dalam hatinya sejak kecil. Dia merasakan tidak diperlakukan adil oleh orangtuanya. Pada waktu kecil, dia selalu dipersalahkan dan dihukum, sedangkan saudara-saudaranya di mata orangtuanya selalu benar dan tidak pernah dihukum. Padahal dia sudah berusaha untuk menjadi anak yang baik.

Ketidakadilan yang dirasakan sejak kecil inilah yang membuatnya tidak bisa memaafkan orangtuanya. Hal ini berbahaya bagi dirinya sendiri, karena dia tidak bisa mengampuni diri sendiri maupun orangtuanya, sehingga akan hidup dalam tekanan. Hal ini juga berbahaya bagi orangtuanya yang tidak menyadari bahwa mereka telah berlaku tidak adil terhadap anak-anaknya. 

Untuk mengatasi hal tersebut, dibutuhkan rekonsiliasi atau pertemuan orangtua dan anak dan secara terbuka mengakui kesalahannya dan bisa saling mengampuni. Dengan demikian hidup mereka dipulihkan dan bisa saling mengasihi dan tunduk kepada Allah.

Dalam bacaan hari ini kita juga disuguhi dengan ketidakadilan. Nabi Yeremia menegur keluarga raja Yehuda yang berlaku tidak adil dalam memerintah di Yehuda. Raja Yehuda lebih memihak kepada pemeras daripada kepada rakyat yang diperas. Mereka lebih mengandalkan kekuatannya dan tidak mengindahkan perintah Tuhan. Mereka merasa dirinya kuat sehingga tidak mau mendengarkan Allah.

Akibatnya, melalui nabi Yeremia, Allah menegur mereka dan menyatakan melawan raja Yehuda. Kesombongan raja Yehuda, karena yang memiliki kota Yerusalem yang berada di atas lembah dengan benteng yang kuat, akan dipermalukan oleh Allah. Mereka akan hancur dan dibawa ke pembuangan karena melawan Allah.

Allah tidak menyukai ketidakadilan. Oleh karena itulah Allah sangat murka saat raja Yehuda berlaku tidak adil dalam membuat keputusan. Hal ini juga menyadarkan kita agar mempertimbangkan setiap keputusan yang kita ambil, agar sesuai dengan rencana Tuhan. Kita perlu lebih dekat kepada Tuhan, meminta hikmat-Nya sehingga bisa berlaku adil.

Banyaknya anak-anak yang menjadi korban ketidakadilan di sekitar kita, menyadarkan kita untuk terus mengasihi anak-anak dengan ketulusan hati. Mereka adalah titipan Tuhan, anugerah dari Tuhan yang harus kita didik dengan kebenaran dan keadilan sehingga saat dewasa, mereka bisa hidup memuliakan Tuhan.

Pada Bulan Anak di GKI Coyudan saat ini, marilah kita menunjukkan kasih dan keadilan dalam setiap sikap hidup kita, sehingga bisa memberikan teladan yang baik, terutama kepada anak-anak kita. Ketidakadilan terbukti telah menimbulkan akar kepahitan dan dendam yang sangat membahayakan kehidupan kita di hadapan Allah.

Oleh karena itu, hilangkan ketidakadilan dan mari berlaku benar di hadapan Allah dan sesama. Mari kita membawa anak-anak untuk lebih dekat dan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat kita. Kiranya Tuhan memberkati. Amin. 


POKOK DOA:

Pandemi Covid-19 terus berkembang dengan munculnya varian-varian baru, kiranya Tuhan menolong kita semua agar tetap hidup sehat, menjaga protokol kesehatan dengan baik. Kiranya Tuhan menolong dan memberikan kekuatan bagi paramedis dan pemerintah dalam menangani persoalan ini.


Sujud Swastoko

Jun 14, 202111:22
TUHAN MENGHALAU ORANG YANG SOMBONG - Renungan Malam - 14 Juni 2021

TUHAN MENGHALAU ORANG YANG SOMBONG - Renungan Malam - 14 Juni 2021

Yehezkiel 31:10-11


Bagi orang percaya, Tuhan harus menjadi fondasi dalam seluruh area kehidupan kita, baik dalam membangun rumah tangga, maupun karier dan pelayanan. Tanpa Tuhan segalanya akan berakhir dengan sia-sia

Kerendahan hati sesungguhnya adalah sifat bijak dalam diri seseorang yang membuat ia dapat bersyukur kepada Tuhan, serta dapat memposisikan dirinya sama dengan orang lain, tidak merasa lebih pintar, tidak merasa lebih baik, tidak merasa lebih hebat, dan dapat menghargai orang lain dengan tulus. Inilah sifat yang harus kita pelajari dan kita miliki agar kita bisa hidup dalam rencana Tuhan. 

Dalam bacaan ini, bangsa Mesir digambarkan sebagai sebatang pohon yang tinggi dan puncaknya menjulang sampai ke langit. Namun karena kesombongannya dihadapan Allah, Ia merasa lebih pandai dan lebih kuat dari bangsa manapun, bahkan menandingi kuasa Tuhan. Maka di dalam kesombongannya itu, Allah menghalau bangsa Mesir dan menyerahkan dia ke dalam tangan bangsa-bangsa lain, supaya ia memperlakukannya selaras dengan kejahatannya. 

Bapak Ibu yang saya kasihi, mari kita belajar dari firman Tuhan. Sehingga apapun yang kita peroleh hari ini dari hasil kerja kita, dari hasil usaha kita, atau dari hasil pelayanan kita, Biarlah kita selalu bersyukur kepada Tuhan. Biarlah kita selalu menyadari bahwa semua yang kita peroleh hari ini merupakan anugerah Tuhan bagi kita. Dan semuanya itu hanya untuk kemuliaan nama Tuhan. Kiranya Tuhan memberkati kita semua.. amin


-Johanis Melsasail-

Jun 14, 202105:13
TANDA SEBAGAI MILIK ALLAH - Renungan Pagi - 14 Juni 2021

TANDA SEBAGAI MILIK ALLAH - Renungan Pagi - 14 Juni 2021

Bacaan: Galatia 6:11-18


Diakui atau tidak, namun faktanya ditengah kehidupan  gereja masih banyak pemahaman -pemahaman yang kadang membuat keragu-raguan bagi jemaat. Ada pihak yang mengatakan bahwa sebagai orang Kristen kita harus menolak segala tata cara yang tidak Kristiani seperti Sunat dan Puasa karena itu adalah kebiasaan Yahudi. Tetapi di pihak lain, ada juga yang justru menekankan hal sebaliknya bahwa Sunat dan Puasa harus dilakukan pada setiap orang Kristen karena Yesus juga melakukannya.

Keadaan seperti ini, dialami juga oleg jemaat di Galatia pada masa lalu. Ada sekelompok orang yang membuat pertentangan dalam jemaat mengenai kebiasaan-kebiasaan tersebut (ayat 12-13). Rasul Paulus, seorang Yahudi adalah orang yang memelihara tradisi itu dengan baik; bedanya adalah, Rasul Paulus tidak melihat hal-hal itu sebagai hal utama. Karena bagi Paulus, yang utama adalah karya keselamatan Allah bagi umat manusia melalui jalan salib, (ayat 14). Lalu bagaimana kita sebagai ciptaan baru menerima dan mengimaninya? Galatia 6:15 berkata  "Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya, tetapi menjadi ciptaan baru, itulah yang ada artinya." Bagi Paulus yang penting bukan tanda melainkan iman sejati yang ada di baliknya. 

Terkadang gereja sibuk berdebat membicarakan soal simbol. Yaitu berapa ukuran salib yang akan dipasang di atas Menara Gedung Gereja, soal pemberlakuan sunat, Puasa, penggunaan anggur asli yang diimport dari Kana-Israel untuk Perjamuan Kudus. Memang diakui bahwa eksistensi iman Kristen perlu diketahui melalui berbagai tanda-tanda yang ada, tetapi yang lebih perlu dan yang merupakan esensi hidup kristen adalah cara kehidupan yang diperbarui dan memperbarui sesamanya. Bukan persoalan berapa tanda yang kita miliki sebagai orang Kristen, melainkan bagaimana kita menyatakan hidup kita sebagai orang Kristen melalui pikiran, perkataan dan tindakan kita yang meneladani Kristus. Karena Iman sejati akan mewujud dalam kesaksian hidup yang memberkati orang lain, bukan menampilkan simbol. Kiranya hidup kita berkenaan kepada Tuhan di sepanjang kehidupan kita hari ini. Tuhan Yesus menyertai kita. Amin..


Pokok Doa: 

1. Untuk pelayanan gereja.

2. Untuk kehidupan jemaat GKI Coyudan.

3. Untuk Bangsa dan Negara.


Johanis Melsasail

Jun 14, 202108:21
PELITA DAN TERANG - Renungan Malam - 12 Juni 2021

PELITA DAN TERANG - Renungan Malam - 12 Juni 2021

MAZMUR 119:105


Banyak orang tidak sadar akan kebutuhan,sehingga tidak mau melakukan seuatu yang bahkan tidak sukar dan tidak rumit. Misalnya: dalam kondisi sekarang ini, masih banyak orang tidak sadar bahwa kesehatan itu penting dan berharga,sehingga untuk memakai masker saja banyak orang masih sulit dengan berbagai macam alasan,ada yang bilang nggak bisa bernafas,nggak enak,panas,sumuk dan lain sebagainya. Banyak orang juga masih tidak mau makan makanan sehat,tiidak mau berolah raga karena kurang sadar bahwa kesehatan itu sangat dibutuhkan. Banyak orang merasa itu semua adalah beban. Jika seseorang tahu akan kebutuhannya,maka dia akan melakukan apapun dengan senang hati dan bukan dengan terpaksa atau beban. 

Pemazmur berkata: " Firrman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku". Pemazmur sadar betul akan kebutuhan pelita dan terang dalam perjalanan hidup yang ditempuh dan dilalui. Pelita dan terang itu adalah Firman Tuhan. Perjalanan hidup yang penuh dengan liku,perjalanan hidup yang diperhadapkan dengan berbagai macam pilihan dan tawaran,butuh pelita dan terang supaya tidak salah memilih,tidak jatuh dan tidak tersesat. Firman Tuhan yang menjadi pedoman dan pegangan, yang membuat manusia tahu akan kebenaran sehingga tidak jatuh dalam kegelapan. Karena pemazmur sadar akan kebutuhannya maka yang pemazmur lakukan adalah: " Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari (Mazmur 119: 97), " Aku memikirkan jalan-jalan hidupku,dan melangkahkan kakiku menuju peringatan-peringatan-Mu.Aku bersegera dan tidak berlambat-lambat untuk berpegang pada perintah-perintah-Mu ( Mazmur 119:59-60). Untuk belajar Firman,merenungkan dan mempergumulkan Firman adalah suatu kebutuhan bagi pemazmur,dan tidak menunda untuk berpegang pada perintah-perintah Tuhan.

Apakah kita juga sadar bahwa kita membutuhkan Firman-Nya dalam kehidupan kita? Jika kita merasa kita membutuhkan,maka tentu dengan sukacita dan senang hati kita mempelajari ,merenungkannya dan tidak menunda untuk memegangnya sebagai pedoman dalam hidup. 

Kiranya Tuhan Yesus memampukan kita untuk tetap tinggal dalam Firman-Nya 🙏🙏


Maria Sampyuh

Jun 12, 202109:14
SIKAP HATI TERHADAP FIRMAN - Renungan Pagi - 12 Juni 2021

SIKAP HATI TERHADAP FIRMAN - Renungan Pagi - 12 Juni 2021

MARKUS 4:1-20

Manusia memiliki kecenderungan untuk menyalahkan pihak lain,ketika sesuatu yang tidak baik terjadi dalam hidupnya.Kalau bisnis gagal,nilai jelek, sakit,kehilangan atau persoalan-persoalan yang lain,paling mudah orang mencari kesalahan pihak lain. Bahkan demikian juga yang orang lakukan ketika hidup kerohaniannya tidak bertumbuh. Yang orang lakukan adalah menyalahkan orang lain,entah temannya,entah keluarganya,atau pengkhotbahnya.

Injil Markus 4:1-20, menyatakan bahwa benih yang ditaburkan itu akan bertumbuh dengan baik dan bahkan akan menghasilkan buah berlipat ganda apabila benih itu jatuh ditanah yang baik. Jika benih yang ditabur itu jatuh ditanah yang keras  dipinggir jalan,atau ditanah yang berbatu-batu,atau ditempat yang penuh dengan semak duri,maka benih itu tidak akan bisa menghasilkan buah. Hal ini mengingatkan bahwa  sikap hati seseorang terhadap Firman Tuhan itu menjadi penentu. Sekalipun kita tidak bisa memungkiri bahwa yang disekeliling punya pengaruh dalam hidup kita,tetapi sikap kita secara pribadi terhadap kebenaran Firman Tuhan sangat menentukan. Benih yang ditaburkan sama,yang menaburkan benih sama,cara menaburkan juga sama,tetapi hasil akhirnya ternyata tidak sama, tergantung tanah seperti apa benih itu jatuh. Kalau benih itu jatuh ditanah yang keras dipinggir jalan,maka benih itu bahkan tidak sempat tumbuh,kalau benih itu jatuh di tanah yang berbatu-batu,mungkin benih itu akan sempat hidup tetapi tidak bertahan lama,kalau benih itu jatuh di tempat yang penuh dengan semak duri,benih itu akan bertumbuh,bahkan mungkin akan bisa sampai besar tetapi tidak menghasilkan buah. Namun benih yang jatuh di tanah yang baik,ditanah subur maka bukan hanya akan bertumbuh tetapi juga menghasilkan buah berlipat ganda.

Bagaimana kita meresponi Firman yang ditaburkan? Apakah kita mengeraskan hati? Atau hati kita penuh dengan batu- batu atau penuh dengan semak duri? Jika ingin mengalami pertumbuhan dan menghasilkan buah berlipat ganda maka dibutuhkan hati yang baik,yang siap untuk ditabur benih,benih itu berakar mendalam dalam hati,dan mengubahkan hidup kita,sehingga akan menghasilkan buah bagi kemuliaanNya.

Pada hari ini,sekiranya kamu mendengar suara-Nya!Janganlah keraskan hatimu seperti di Meriba,seperti pada hari di Masa di padang gurun ( Mazmur 95: 7b- 8)

Tuhan Yesus menolong kita untuk hidup dalam Firman-Nya 🙏🙏


 Pokok Doa: 

1. Pergumulan sesama: sakit,masalah pekerjaan,ekonomi,pendidikan,relasi dalam keluarga

2. Bangsa & negara

3. Percepatan vaksin


Maria Sampyuh

Jun 12, 202110:04
HANYA KARENA IMAN - Renungan Malam - 11 Juni 2021

HANYA KARENA IMAN - Renungan Malam - 11 Juni 2021

Ibrani 11 : 6


Berbicara soal iman sungguh suatu hal yg tidak mudah, banyak pandangan serta banyak pula perbedaan dan mungkin masing² menganggap pandangannya yg paling benar. Oleh sebab itu iman merupakan hal yg amat penting, karena :

1. Syarat seseorang berkenan kepada Allah.

Penulis surat Ibrani : tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Ungkapan ini ingin menegaskan bahwa bukan karena perbuatan seseorang atau kebaikannya sehingga Alllah berkenan kepadanya, melainkan hanya karena iman. Penulis surat Ibrani bukan bermaksud mengabaikan perbuatan baik, sebaliknya perbuatan baik itu penting jika hal itu merupakan buah dari imannya pada Allah.

2. Iman itu berpaut pada Allah.

Penulis surat Ibrani kembali menegaskan bahwa seorang berpaling pada Allah  ia harus percaya bahwa Allah ada. Hal ini merupakan keutuhan pandangan dan selaras antara tindakan dan pikirannya.

Seorang Profesor berbincang dengan keluarga Mark Angel ( dalam komedy )

Prof : saya dengar anda menerima penghargaan emas

Mark : benar itu karena Tuhan

Prof : dimana Tuhan mu?

Mark : di Sorga

Prof : apakah kamu melihat Tuhan mu?

Mark : tidak

Prof : apakah kamu bisa menyentuh?

Mark : tidak

Prof : ilmu pengetahuan mengatakan sesuatu yg tidak bisa dilihat dan disentuh itu tidak ada.

Anak Mark Angel bertanya : Prof bagaimana kamu tahu Tuhan tidak ada?

Prof : pakai pikiran sehat

Anak M A : dimana pikiran mu?

Prof : di otak ku

Anak M A : bisakah kamu melihat otak mu?

Prof : tidak

Anak M A : bisakah kamu menyentuh?

Prof : tidak

Anak M A : menurut pengetahuan  sesuatu yg tidak bisa dilihat dan disentuh, berarti tidak ada.

Komedi ini sederhana, tetapi mengajarkan pada kita, bahwa setiap orang yg menyebut Tuhan juga harus yakin bahwa Tuhan itu ada.

3. Beriman kepada Allah tidak akan sia-sia.

Ayat 6 c : bahwa Allah memberi upah kepada orang yg sungguh² mencari Dia. Kata memberi upah bisa berarti memelihara dalam arti seluas-luasnya,

dengan contoh sederhana yg umum menjaga, melindungi kehidupan kita dan memberi berkat untuk dimakan dan diminum. Secara khusus memberikan Anak Nya yg Tunggal dalam diri Yesus Kristus, datang kedunia memberi hidup dan nyawa Nya demi menebus dosa kita.

Mari jaga dan rawat iman kita. Yesaya 55: 6 berkata, "Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui, berserulah kepada Nya selama Ia dekat."

Kiranya Tuhan menolong. Ami.


Pdt. Em. Peter Ch. Widjaja

Jun 11, 202107:50
MENJALANI HIDUP BERSAMA TUHAN - Renungan Pagi - 11 Juni 2021

MENJALANI HIDUP BERSAMA TUHAN - Renungan Pagi - 11 Juni 2021

Ibrani 11 : 4 - 7

Berbicara mengenai hidup  beriman itu mudah, tetapi untuk menjalani hidup sebagai orang beriman tidaklah mudah. Penulis surat Ibrani memberi judul perikop ini saksi saksi iman. Apa yg penulis bicarakan:

1. Percaya dengan segenap hati.

Bagi penulis surat Ibrani Iman merupakan kepastian yg mutlak bahwa Tuhan yg dipercaya itu benar dan hanya kepada Nya kita berpaut. Sebagai contoh Habel memberi lebih baik dari Kain , hal ini tidak berarti pemberian Kain jelek, tetapi kemungkinan lain Habel memberi yg terbaik dari anak sulung kambing dombanya yg ia miliki. Dan itu adalah bukti dari imannya yg dengan segenap hati, sehingga Tuhan berkenan atasnya. Bahkan Iman yg Habel miliki dipertahankan sampai akhir.

2. Percaya dan berserah.

Menjalani hidup bersama Tuhan seperti suatu misteri yg kita blum tahu, apa yg akan terjadi hari esok kita tidak tahu, apakah yg akan kita alami kita tidak tahu, tapi satu hal yg pasti ada Tuhan beserta kita. Kisah Henokh adalah contoh kehidupan yg nyata, dimana ia berjalan bersama Tuhan, dalam Kej 5 : 22 - 24 dikatakan ia bergaul dengan Allah 300 tahun, satu keakraban yg indah, yg menyatakan dekatan dalam persahabatan, sehingga saat Henokh diajak hidup bersama Allah selamanya, Henokh tetap percaya dan berserah, karena ia percaya kehendak Tuhan itu benar dan terbaik.

3. Percaya dengan taat.

Ayat 6 ; tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah, ayat ini juga menekankan sikap taat Nuh terhadap perintah Allah untuk membuat bahtera sekalipun ia tidak melihat air bah yg akan terjadi. Dan ia harus membuat batera dikaki gunung . Tetapi bagi Nuh percaya pada Allah dan taat tanpa syarat. Dan apa yg ia percaya dan yakini itu terjadi sesuai rencana Allah.

Masa pandemi belum kita ketahui sampai kapan, Mari kita menjalani hidup bersama Tuhan dengan tetap:

- percaya dengan segenap hati

- percaya dan berserah dan

- percaya dengan taat

Kiranya Tuhan menolong kita. Amin


POKOK DOA

1. Kesetiaan kita pada Tuhan

2. Pelayanan GKI Coyudan

3. Pemerintah dalam mengatasi covid 19


Pdt. Em. Peter Ch. W.

Jun 11, 202108:23
NIKMATI ANUGERAH-NYA - Renungan Malam - 10 Juni 2021

NIKMATI ANUGERAH-NYA - Renungan Malam - 10 Juni 2021

Ibrani 2 : 5 - 9

 "Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaekat malaekat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah, Ia mengalami maut bagi semua manusia" Ibrani 2 : 9


Renungan pagi kita tadi pagi berbicara tentang manusia pertama yaitu Adam dan Hawa yang mengambil keputusan yang salah atas perintah Tuhan Allah untuk tidak makan buah pohon kehidupan. Karena mereka tidak dapat melawan godaan, mereka makan buah pohon yang dilarang Tuhan Allah untuk dimakan. Maka jatuhlah manusia dalam dosa dan mendapat hukuman dari Tuhan Allah. Hubungan dengan Allah menjadi rusak dan manusia binasa oleh karena dosa mereka.

Petang hari ini, kita akan merenungkan tentang apa yang disaksikan oleh penulis Surat Ibrani tentang Juruselamat yang datang untuk menebus dosa manusia yang sudah jatuh dalam dosa itu.

Pertama-tama penulis Surat Ibrani meyakinkan kita bahwa Yesus berkuasa untuk menaklukkan dunia (ay.5). Namun karena kasih-Nya kepada manusia, Ia rela memberi diri menanggung hukuman dosa yang seharusnya ditimpakan kepada manusia. Ia rela menderita, disiksa bahkan sampai mati di atas kayu salib. 

Padahal siapakah manusia itu ?. Manusia dalam keberdosaannya tetap diingat oleh Tuhan Allah, sehingga Allah memberikan Anak-Nya yang tunggal yaitu Yesus Kristus, agar manusia selamat.

Ayat 9 nas kita mengatakan : "Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaekat malaekat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia".

Itu artinya Yesus yang Mahakasih dan Mahakuasa bersedia berkorban untuk menanggung hidup kita sepenuhnya. Bukan hanya soal hidup di dunia sekarang ini, tetapi juga di dunia baru yang akan datang nanti.

Pernahkah kita merenung, siapa sesungguhnya kita ini, sehingga Tuhan begitu mengasihi kita dan rela berkorban untuk menyelamatkan dan menanggung hidup kita ?.

Kita adalah orang yang sungguh tidak layak, tapi dilayakkan oleh kasih karunia Tuhan. Oleh anugerah-Nya saja kita diselamatkan.

Sebab itu, mari menyadari dan merasakan kasih dan kuasa Yesus yang telah dianugerahkan kepada kita.

Percaya kepada-Nya tidak sekedar menjadi ungkapan dibibir saja, namun kita harus hidupi dalam sikap hidup tiap-tiap hari. Kalau Tuhan Yesus Kristus sudah menanggung hidup kita, apalagi yang kita kuatirkan ?. Apalagi yang kita ragukan ?.

Mari teruslah belajar untuk selalu percaya dan berserah kepada Tuhan Yesus. Terima dan nikmati anugerah-Nya. Amin.


 Doa : 

- Berdoa untuk orang2 sakit, orang yang berduka.

- Berdoa untuk gereja dan pelayanannya.


 Dari : Pdt. Em. Anthon K.

Jun 10, 202107:47
LAWANLAH GODAAN - Renungan Pagi - 10 Juni 2021

LAWANLAH GODAAN - Renungan Pagi - 10 Juni 2021

Kejadian 3 : 14 - 24 .

"Lalu Tuhan mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil" Kejadian 3 : 23.


Setiap keputusan dan tindakan yang diambil oleh manusia punya konsekuensi yang akan ditanggung. Kalau keputusannya benar, tentu akan membawa dampak yang baik bagi dirinya. Tetapi apabila keputusan yang diambil salah atau tidak benar maka dampaknya buruk bahkan menyengsarakan hidup. Begitu juga yang dialami oleh manusia pertama Adam dan Hawa. Setelah mereka memutuskan untuk memilih melanggar larangan Tuhan Allah agar tidak makan buah pohon kehidupan, mereka harus menerima konsekuensi dari keputusan mereka. Mereka diusir dari taman Eden. 

Nas kita berkata : "Lalu Tuhan Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil".

Akibat dari keputusan dan tindakan mereka yang salah adalah dosa dan penderitaan. Keberadaan manusia di taman Eden tidak berlangsung abadi. Manusia tergoda oleh bujuk rayu ular.

Semua harus menanggung hukuman. Ular dihukum menjadi binatang yang terkutuk dari antara semua binatang (14). Perempuan hukumannya adalah akan menanggug banyak kesusahan ketika mengandung dan kesakitan yang luar biasa ketika melahirkan, tetapi ia tetap berahi kepada suaminya (16). Sedangkan hukuman untuk laki-laki adalah dengan bersusah payah mencari rezeki. Firman Tuhan berkata : "Dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu"(19).

Konsekuensi dari pelanggaran Adam dan Hawa bukan hanya berdampak pada dirinya sendiri, tetapi juga kepada keturunannya, seluruh umat manusia. Kehidupan yang keras dan menyakitkan menjadi konsekuensinya. Terpisah dari Tuhan Allah adalah penderitaan teramat besar. Semua berasal dari ketidak mampuan manusia menagani godaan dan mengambil keputusan yang salah. Tidak punya rasa syukur dan menerima semua berkat yang telah diberikan oleh Tuhan Allah kepada mereka.

Godaan tidak lepas dari kehidupan manusia, godaan selalu datang dalam kehidupan manusia. Manusia tidak tahan menghadapi godaan itu. Beragam godaan hadir dalam pelbagai bentuk dan cara.

Nah, bagaimana caranya kita melawan godaan yang datang kepada kita ?. 

Cara yang ampuh melawan godaan adalah "BERSYUKUR". Mensyukuri apa yang Tuhan sudah berikan kepada kita. 

Kalau Adam dan Hawa mau mensyukuri apa yang telah Tuhan Allah berikan kepda mereka, pasti mereka tidak tergoda.

Kemampuan bersyukur menjadi kunci melawan godaan. Tuhan mengajak kita bersyukur dalam segala keadaan. Karena itu, kita perlu belajar mencukupkan diri dalam segala berkat yang Tuhan berikan dalam kehidupan kita. 


 Doa : 

- Berdoa untuk pemerintah dan negara kita.

- Berdoa untuk gereja dan pelayanannya.


 Dari : Pdt. Em. Anthon K.

Jun 10, 202109:04
BERBAHAGIALAH! - Renungan Malam - 9 Juni 2021

BERBAHAGIALAH! - Renungan Malam - 9 Juni 2021

Luk 11:27-28

Lukas 11:27-28 (BIMK)  Setelah Yesus berkata begitu, seorang wanita dari antara orang banyak itu berkata kepada Yesus, "Sungguh berbahagia wanita yang melahirkan dan menyusui Engkau!" Tetapi Yesus menjawab, "Lebih berbahagia lagi orang yang mendengar perkataan Allah dan menjalankannya!"


Setiap kita pasti ingin berbahagia bukan? Dunia menaruh standart kebahagiaan melalui hal-hal duniawi yang bersifat tidak kekal. Diantaranya adalah: kekayaan, ketenaran, jabatan tinggi, pengaruh besar pada sesuatu atau seseorang dsb. Namun bagi kita orang percaya kebahagiaan bukan hanya bicara hal-hal itu namun ada yang lebih berarti dihadapan Allah, yaitu: mendengarkan dan menjalankan firman Allah. Inilah sejatinya kebahagiaan bagi orang yang percaya? Mengapa? Karena dengan ketekunan mendengar dan melakukan firmanNya, kita AKAN DAPAT MELIHAT, MENGALAMI KEBAIKAN ALLAH DAN MAMPU MEMBEDAKANNYA DENGAN PEKERJAAN YANG BUKAN BERASAL DARI ALLAH. 

Keutuhan cerita ini bermula pada Luk 11:14-25. Ketika itu, Yesus baru saja mengusir setan yang membuat seseorang menjadi bisu. Melihat jak itu banyak orang terheran pada perbuatan Yesus. Namun masih saja ada orang yang mencibir dan mencurigai bahwa kuasa Yesus adalah kuasa Iblis. Yesus kemudian memutarbalikkan prasangka mereka dengan sangat luar biasa. Intinya: Yesus kembali bertanya jika kuasaNya adalah kuasa Iblis mana mungkin IA mengusir Iblis?. Kuasa Yesus bukanlah dari Iblis tetapi dari Allah. Oleh karena itu Yesus mengatakan di ayat yang ke 23 bahwa siapa yang tidak berada dipihakNya maka mereka adalah lawanNya. Perkataan ini ditujukan bagi mereka yang mencibir dan memfitnah Yesus. 

Dapat mengenali, membedakan dan mempercayai kuasa Allah yang sedang bekerja, akan membuat kita merasakan kebahagiaan yang sejati. Kebahagiaan itu kita raih dan alami dengan setia mendengar dan melakukan firmanNya. Selamat berbahagia, selamat mengalami kuasaNya. Selamat membaca Isi hatiNya dalam Firman dan melakukan kasihNya dalam hidup kita! 


Doa: 

Kami bersyukur untuk kebahagiaan yang Dikau berikan melalui Firman Tuhan yang indah bagi kami. Kami bersyukur untuk kebahagiaan yang Tuhan karunikanan dalam perjalanan kami mendengar dan melakukan FirmanMu. Sungguh Indah Dikau Ya Tuhan, sumber Bahagia kami. Amin


Pdt. Keshia H.S.

Jun 09, 202106:53
KETEGUHAN HATI - Renungan Pagi - 9 Juni 2021

KETEGUHAN HATI - Renungan Pagi - 9 Juni 2021

Yesaya 26:3 (BIMK) 

TUHAN, Engkau memberi damai dan sejahtera kepada orang yang teguh hatinya, sebab ia percaya kepada-Mu. 


Keadaan hati manusia akan menentukan apa yang ia rasakan dan apa yang akan dia lakukan. Jika hati kita terasa berat, maka kecenderungan sikap kita adalah mengeluh atau berdiam diri. Jika hati kita terasa gamang, maka kecenderungan hati kita untuk mengambil keputusan, akan penuh dengan pertimbangan atau malah penuh keragu-raguan. 

Itulah mengapa, kondisi hati menjadi salah satu hal yang penting karena mempunyai dampak yang besar terhadap hidup seseorang. 

Teks Yesaya 26:3 (BIMK) adalah salah satu bagian dari pujian Nabi Yesaya terhadap pembebasan yang Tuhan berikan kepada umat Israel. Pembebasan yang membuatnya mampu dengan jernih mengingat betapa bangsa Israel telah mengalami masa-masa sulit di masa pembuangan. Sehingga di ayat 1-3 lahirlah sebuah pujian dalam kepercayaan mereka pada Tuhan yang memberikan mereka kebebasan. Di ayat yang 3, bangsa Israel, melalui pujian nabi Yesaya, mengingat bagaimana mereka telah memelihara keteguhan hati mereka di kondisi sulit untuk selalu percaya pada Tuhan yang memberikan mereka kepercayaan bahwa IA akan membebaskan mereka. Oleh karena itu, menjalani hari-hari yang sulit mereka dapat meneguhkan hati mereka. Keteguhan hati yang kokoh karena percaya pada Tuhan. Sehingga, sungguh, dikesesakan sekalipun, yang mereka rasakan bukan sebuah kehancuran melainkan damai sejahtera yang dikaruniakan Tuhan. 

Memiliki keteguhan hati pada Tuhan, Sumber Kehidupan, akan menolong kita untuk mampu menjalani hari ini, meski dengan banyak tantangan dan misteri, kita dapat menjalaninya dengan damai sejahtera.

Keteguhan hati adalah keberanian untuk mempercayakan diri pada Tuhan meski hidup masih ditengah badai. 


Doa pagi: 

Anugerahkanlah keteguhan hati pada kami ya Tuhan, agar hidup kami mengalami kasihMU yang nyata dan yang tak pernah bisa tenggelam bahkan di tengah badai. Amin.


Pdt. Keshia HS.

Jun 09, 202104:45
KURANG BUKTI APA LAGI? - Renungan - 8 Juni 2021

KURANG BUKTI APA LAGI? - Renungan - 8 Juni 2021

I Raja-Raja 18:37-39

“Jawablah aku, ya TUHAN, jawablah aku, supaya bangsa ini mengetahui, bahwa Engkaulah Allah, ya TUHAN, dan Engkaulah yang membuat hati mereka tobat kembali." Lalu turunlah api TUHAN menyambar habis korban bakaran, kayu api, batu dan tanah itu, bahkan air yang dalam parit itu habis dijilatnya.  Ketika seluruh rakyat melihat kejadian itu, sujudlah mereka serta berkata: "TUHAN, Dialah Allah! TUHAN, Dialah Allah!"


Saya bisa bayangkan bagaimana perasaan Elia saat membuktikan kepada bangsa Israel bahwa TUHAN adalah ALLAH yang sungguh hidup. Elia pasti jengkel dengan umat Allah yang mudahnya berbalik kepada Baal, terlebih lagi dengan Raja Ahab dan keluarganya sebab mereka telah meninggalkan perintah-perintah TUHAN dan  telah mengikuti para Baal.  

Di Gunung Karmel, melalui Elia, TUHAN ALLAH menunjukkan kembali kekuasan-Nya dengan membakar habis korban bakaran dengan api TUHAN.  sedangkan nabi Baal hanya bisa memandang korban bakaran mereka yang tidak menyala apa apa.   

Kurang bukti apa lagi? TUHAN ALLAH sudah tak kurang-kurang menunjukkan kebesaran dan kebaikan-Nya bagi umat yang dikasihi-Nya itu. TUHAN ALLAH sudah melakukan banyak perkara ajaib di depan mata bangsa itu. Tak habis pikir, kenapa mereka bisa mudah melupakan segala kehendak-Nya. 

pertanyaan yang sama tertuju pada anda dan saya. “kurang bukti apa lagi?” 

sehingga kita masih tenggelam dalam keraguan pada TUHAN

kita kuatir dan cemas atas masa depan.

kita berpegang hal-hal lain di luar TUHAN.

kita mengandalkan diri sendiri dibanding percaya pada tuntunan-Nya

Kurang bukti apa lagi? 

Bahwa Dialah TUHAN ALLAH yang akan meneguhkan, bahkan akan menolong kita; Dia akan memegang kita dengan tangan kanan-Nya yang membawa kemenangan”


Doa 

“TUHAN, sudah cukup banyak bukti tentang Engkau dalam kehidupan kami. 

Kami sungguh bersyukur atas segala kebaikan-Mu

Kami sungguh takjub atas segala perbuatan-Mu yang begitu ajaib.

Ampuni kami, jika kami sempat ragu akan kehadiran-Mu.

Kami mau sungguh mengasihi dan mengiringi-Mu hingga akhir.

Amin”



Pdt. Daniel KG

Jun 08, 202105:31
PERKENANAN TUHAN: DAMAI YANG SEJATI - Renungan Malam - 7 Juni 2021

PERKENANAN TUHAN: DAMAI YANG SEJATI - Renungan Malam - 7 Juni 2021

Bacaan : 1 Samuel 16:14-23


Ketika Roh Tuhan meninggalkan Saul, firman Tuhan mengatakan bahwa roh jahat yang daripada Tuhan sering datang menaungi Saul dan membuat hatinya gelisah ... di sini tentu kita menjadi heran dan bertanya-tanya, bagaimana mungkin Tuhan memberikan roh jahat kepada Saul ?! 

Roh jahat di sini dimaksudkan adalah iblis yang mengganggu hati raja Saul, sehingga raja Saul dikuasai kegelisahan karena penolakan Tuhan kepadanya. Jika kita mengingat kisah Ayub, bukankah kita menemukan bahwa iblis juga termasuk dalam malaikat-malaikat Tuhan, tetapi malaikat yang telah jatuh dan dalam kesesatan hatinya, mereka mencobai manusia ?! 

Itulah yang terjadi pada diri Saul. Perasaan ditinggalkan dan kehilangan perkenanan Tuhan membuat Saul gelisah dan hal itu terlihat jelas di mata para hamba Saul. Melalui permainan kecapi sebagai alat musik pada masa itu, hati Saul dapat ditenangkan kembali.

Di sini kita menemukan bagaimana alunan musik dapat membawa ketenangan pada hati seseorang dalam kegalauan dan kegelisahan. Dari sini tidaklah berlebihan jika kita katakan bahwa Tuhan memakai musik sebagai alat untuk mendatangkan kedamaian hati dan ketenangan batin di tengah kegelisahan hati manusia.

Ketika kehidupan kita sebagai umat Tuhan terkadang menghadapi pergumulan yang berat dan sulit, seolah semua di luar jangkauan dan di luar kendali kita, hati kita seringkali tertuduh oleh dosa yang mengatakan kepada kita : “kamu tidak layak”, “kamu menderita karena berdosa”, “kamu tidak cukup baik untuk diselamatkan Tuhan”, “kamu tidak pantas menjadi anak Tuhan”, dan berbagai tuduhan lainnya, di saat seperti itu, mendengarkan musik, nyanyian dan pujian bagi Tuhan adalah salah satu jalan yang dapat kita tempuh untuk mendapatkan ketenangan hati. 

Namun kedamaian yang sejati sesungguhnya bukanlah ketika kita bergantung pada musik, tetapi ketika kita ada dalam perkenanan Tuhan. Sebagaimana Daud diperkenan Tuhan menjadi raja atas Israel, sekalipun banyak menghadapi tantangan dan ancaman dalam perjalanannya, Daud tetap mengandalkan Tuhan dan mendapatkan pertolongan Tuhan dalam setiap pergumulan hidupnya. 

Demikian halnya kita sebagai umat Tuhan diingatkan bahwa Tuhan sudah berkenan untuk menebus dan menyelamatkan kita, bahkan dicurahkan-Nya Roh Kudus atas kita ?! Karena itu, jangan biarkan tuduhan “si jahat” membuat hati kita gelisah dan dikuasai berbagai pikiran-pikiran jahat seperti Saul, tetapi hiduplah di dalam perkenanan Tuhan. 

Ingatlah dan percayalah akan kasih Tuhan, sebab oleh karena kasih-Nya lah Tuhan berkenan menyelamatkan kita dan Tuhan Yesus berkata, “damai sejahtera bagi kamu”. Amin. 


Pokok Doa :

1. Proses vaksinasi di Indonesia.

2. Para dokter dan perawat dalam penanganan pasien Covid-19.

3. Hikmat dan ketenangan hati dalam perawatan pasien Covid-19.


-LAAS-

Jun 07, 202106:18
DIURAPI: HIDUP MENGANDALKAN TUHAN - Renungan Pagi - 7 Juni 2021

DIURAPI: HIDUP MENGANDALKAN TUHAN - Renungan Pagi - 7 Juni 2021

Bacaan : 1 Samuel 16:14-23 (ayat 18)


Daud adalah seorang yang dipilih Tuhan untuk menjadi pemimpin, raja atas Israel menggantikan Saul. Tetapi jalan yang diambil Daud bukanlah jalan “merebut” kekuasaan raja Saul dengan kekuatan dan kemampuannya sendiri.

Sejak diurapinya Daud, Tuhanlah yang sesungguhnya menuntun dan membuka jalan bagi Daud untuk masuk ke dalam lingkaran kerajaan Israel. Tuhanlah yang memberikan jalan melalui hamba-hamba Saul untuk memperkenalkan Daud dalam kehidupan raja Saul. Dalam hal ini, kehadiran Daud justru menjadi penghibur bagi raja Saul yang hatinya gelisah dan terusik oleh “roh jahat” yang dari Tuhan.

Daud tidak mencari dan membuat jalannya sendiri untuk menyingkirkan atau menggantikan raja Saul, bahkan ketika Daud memiliki kesempatan untuk menyingkirkan Saul yang sudah ditinggalkan Tuhan. Daud adalah sosok yang benar-benar mengandalkan Tuhan dalam kehidupannya sebagai orang yang diurapi. Daud cukup hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan untuk terus mengutamakan kehendak Tuhan, dan perkenanan Tuhan tetap dalam kehidupan Daud.

Bagaimana dengan kita sebagai umat Tuhan di masa kini ? Marilah belajar dari Daud, yang tidak berusaha dan mengandalkan pikiran dan kekuatannya sendiri, sekalipun ia adalah seorang yang diurapi Tuhan menjadi raja. Daud tetap menempatkan dirinya tunduk pada raja Saul dan melayani raja Saul dengan segenap hatinya.

Demikian Tuhan Yesus hidup sebagai Mesias namun tetap menundukkan Diri-Nya di bawah pemerintahan manusia; yaitu para pemuka agama Yahudi dan pemerintahan Romawi. Tuhan Yesus tidak menggunakan kekuasaan-Nya untuk menaklukan dan menundukkan orang-orang yang memusuhi-Nya, tetapi mengandalkan kehendak Bapa-Nya untuk tunduk hingga di kayu salib.

Baiklah kitapun belajar untuk tunduk pada kehendak Tuhan untuk terus melayani Tuhan dengan mengikuti jalan yang Tuhan tunjukkan. Maka Tuhan akan membukakan jalan yang harus kita tempuh dengan cara Tuhan. Amin. Kiranya Tuhan menolong kita semua.


Pokok Doa :

1. Umat memiliki kerendahan hati untuk taat dan melayani Tuhan.

2. Kepekaan umat melihat jalan yang Tuhan tunjukkan.


-LAAS-

Jun 07, 202105:44
KASIH SEPANJANG MASA - Renungan Malam - 5 Juni 2021

KASIH SEPANJANG MASA - Renungan Malam - 5 Juni 2021

Kejadian 2: 4-14

“Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu.” (Ay 8)


Ada sebuah lagu yang cukup familiar bagi kita semua yang liriknya ialah “ Kasih-Nya seperti sungai di hatiku. Mengalir di waktu susah, mengalir di waktu senang, Kasih-Nya seperti sungai di hatiku.” Familiar bukan? Pastinya iya karena kita sudah sering mendengarnya bahkan sejak sekolah minggu. Lagu sederhana yang sering dinyanyikan ini ternyata memiliki sebuah makna yang sunggu luar biasa dalam kehidupan iman kita apalagi jika kita mau melihat bersama dengan bacaan kita di kejadian 2: 4-14 ini.  

Tuhan menciptakan semua sejak semulanya belum terdapat apapun di bumi ini, belum ada kehidupan. Hingga diciptakan-Nyalah manusia dari debu tanah dan mengembuskan nafas hidup kedalamnya. Tidak berhenti disitu, Tuhan membuat taman di Eden, menumbuhkan berbagai macam pohon berbuah untuk dimakan, menciptakan sungai yang mengalir membasahi taman itu yang mengalir ke tempat-tempat kekayaan alam tersedia. Tuhan menyediakan bagi manusia apa yang menjadi kebutuhannya dan menempatkannya di tempat yang penuh dengan kemakmuran itu. 

Sejak semulanya Tuhan kita ialah Tuhan yang mencipta dengan sebegitu baiknya, memperhatikan dan menyediakan apa yang menjadi kebutuhan hidup manusia. Kasih-Nya yang bagaikan sungai yang mengalir dalam hidup itu memberikan kehidupan, menyegarkan jiwa yang haus dan lelah. Dan kasih-Nya kepada manusia ialah kasih sepanjang masa, sejak zaman penciptaan hingga saat ini dan sampai selamanya, mengalir di waktu susah dan senang. 

Tuhan mengerti sejak semula apa yang baik bagi kita, apa yang dibutuhkan bagi kita, dan bahkan Ia menyediakan dan mencukupkan kehidupan kita. Sudahkah kita mengucap syukur untuk setiap berkat, perlindungan, pertolongan Tuhan dalam hidup kita? Jauhkanlah rasa kuatir dalam hidup ini! Ia mengenal diri kita seutuhnya, seluruh impian, kebutuhan, pergumulan dan masa depan kita. Maka biarlah sungai kasih Tuhan itu terus mengalir, menjaga dan menumbuhkan kehidupan dalam diri kita yang kelak juga akan berbuah di dalam Tuhan. 


Doa:

- Untuk yang berulang tahun 

- Kebaktian Besok Minggu

- Seluruh kehidupan setiap umat


Cynthia J.K.

Jun 05, 202107:52
KISAH TENTANG SEORANG PENABUR - Renungan Pagi - 5 Juni 2021

KISAH TENTANG SEORANG PENABUR - Renungan Pagi - 5 Juni 2021

Lukas 8 : 4-15

“(11) Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah. (15) Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan."


Beberapa waktu lalu, saya berkeinginan mencoba untuk menanam sebuah benih tumbuhan. Setelah saya tanam, sirami dan taruh di tempat yang cukup cahaya. Perlahan-lahan munculah tunas dan bertumbuh tinggi. Lalu karena merasa cukup puas akhirnya saya letakan saja untuk menghias sudut ruangan, yang penting saya tau bahwa dia hidup. Lama berselang, saya tersadar tumbuhan tersebut mulai mengering dan satu persatu daunnya mati. Namun ia bertahan dan tunas daun-daun baru mulai bermunculan ketika saya kembali mencukupkan apa yang menjadi kebutuhan dasarnya yaitu cahaya dan air.

Ini mengingakan kita pada apa yang dikatakan dalam Alkitab. Bukankah iman kita juga harus terus dipelihara, dipupuk, dicukupkan kebutuhannya dengan baik supaya benih Firman yang tertanam dalam diri kita bertunas dan berbuah? Yesus mengingatkan kepada kita semua dengan perumpamaan yang dikatakan-Nya kepada para murid dan orang banyak yang mengikutnya pada waktu itu 

Dikatakan adalah seorang penabur yang hendak menaburkan benihnya. Pada waktu perjalanan sebagian jatuh di pinggir jalan , terinjak dan habis dimakan burung. Sebagian lagi jatuh di tanah berbatu dan setelah tumbuh menjadi kering karena tidak mendapat air, sebagian lagi jatuh di semak duri yang menghimpitnya sampai mati dan sebagian lagi jatuh di tanah yang baik dan berbuah seratus kali lipat. 

Benih yang dimaksud oleh Yesus adalah Firman Allah, dan perumpamaan tentang jatuhnya benih itu ibarat iman manusia. Ada yang sudah mendengar Firman namun juga jatuh dalam godaan iblis yang akhirnya mengambil firman itu dalam hati. Begitupun dengan mereka yang menyambut Firman itu dengan gembira namun tidak berakar dan mudah goyah, yang dalam kehidupan dipenuhi oleh kekuatiran. Namun ada juga yang mendengar Firman, menyimpan dalam hati dan menghasilkan buah ketekunan. 

Perumpamaan tersebut sangat baik bagi kita sebagai pemicu semangat untuk mawas diri dengan iman percaya kita kepada-Nya. Berbahagialah kita dan semua pribadi di antara kita yang sudah mendengar perumpamaan yang diperkatakan-Nya, lalu memperhatikan, mempelajari, meyakini, melakukan, menaburkan dan memberitakan Firman-Nya


 Doa : 

“Ya Tuhan biarlah benih-benih Firman-Mu boleh tertanam di hati kami, bertumbuh dalam jiwa kami dan menjadi buah-buah yang indah melalui seluruh kehidupan kami. Kiranya Tuhan bersama dengan kami, merawat, memelihara dan menjaga seluruh kehidupan. Amin”


Cynthia Julianne K.

Jun 05, 202107:54
KEMATIAN - Renungan Malam - 4 Juni 2021

KEMATIAN - Renungan Malam - 4 Juni 2021

2 Korintus 5:1-5

“Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia.”  (2 Korintus 5:1)


Kematian kadang membuat rasa takut bagi manusia. Bahkan kata “kamatian” bisa membawa pikiran kita melayang pada sesuatu yang menyeramkan, kegelapan, kesendirian, dan berpikir tentang setan atau penguasa kegelapan.

Namun, bagi yang percaya kepada Tuhan Yesus, kematian seharusnya bukan perkara yang menyeramkan. Karena maut telah dikalahkan melalui kebangkitan Kristus dari antara orang mati. Barangsiapa percaya kepada-Nya, maka ia akan hidup bersama dengan Kristus. Sehingga kita tidak perlu membayangkan kengerian atau setan-setan seperti yang dipikirkan orang yan tidak percaya. Kematian bagi orang percaya merupakan awal kehidupan kekal bersama Bapa di sorga, dan hilangnya penderitaan dunia.

Rasul Paulus melalui suratnya kepada jemaat di Korintus menyatakan bahwa selama kita masih berada di bumi ini maka penderitaan itu tetap akan ada. Selama roh kita berada di kemah atau tubuh ini, maka kita mengeluh oleh beratnya tekanan. Walaupun kita sudah memiliki Juruselamat, tetapi selama masih berada di dunia ini maka penderitaan itu tetap akan kita rasakan. 

Namun demikian Paulus mengingatkan agar orang percaya tidak perlu tawar hati. Meskipun tubuh ini semakin merosot atau melemah, tetapi manusia batiniah terus diperbaharui dari hari ke hari. Iman percaya kepada Kristus semakin kuat sehingga kita mampu menanggung beban di bumi ini karena pertolongan Roh Kudus. Dan, pada saat tubuh ini mati atau kemah ini dibongkar, Allah telah menyediakan tempat bagi kita di sorga.

Dengan adanya Roh Kudus, maka saat merasakan beban berat atau memiliki pergumulan hidup, kita bisa berdoa dan berserah kepada Allah. Dengan menyerahkan diri kepada Allah dan hidup menuruti Firman-Nya, maka hati kita akan merasakan kedamaian dan bisa menjalani kehidupan dengan penuh rasa syukur.

Firman Tuhan mengatakan, “Kita mengeluh karena beratnya tekanan, karena kita mau mengenakan pakaian yang baru itu tanpa menanggalkan yang lama.” (Ay.4b) Artinya kita percaya kepada Tuhan dan ingin hidup sesuai Firman Tuhan, tetapi kita tidak mau meninggalkan kehidupan lama yang bertentangan dengan Firman Tuhan.

Oleh karena itu, mari kita jalani kehidupan ini dengan hati yang berserah kepada Allah, Roh Kudus akan menolong kita. Amin.


POKOK DOA:

1.Persiapan ibadah Minggu, agar seluruh pelayan ibadah dapat menyiapkan diri dengan baik.

2.Doakan mereka yang sedang mencari pekerjaan agar dibukakan jalan, yang sudah bekerja atau yang memiliki bisnis/usaha dapat terus berjalan dan diberkati Tuhan.


Sujud Swastoko

Jun 04, 202110:16
BUAH DARI KETAATAN - Renungan Pagi - 4 Juni 2021

BUAH DARI KETAATAN - Renungan Pagi - 4 Juni 2021

Ulangan 1:34-40


“Tidak seorang pun dari orang-orang ini, angkatan yang jahat ini, akan melihat negeri yang baik, yang dengan sumpah Kujanjikan untuk memberikannya kepada nenek moyangmu.”  (Ulangan 1:35)

Tuhan begitu murka kepada bangsa Israel yang tidak taat kepada-Nya. Bangsa ini telah berseru kepada Allah saat di Mesir sehingga mereka dibebaskan dari perbudakan dengan pimpinan Musa. Namun, saat mereka sudah mendekati tanah yang dijanjikan Allah, yaitu Kanaan yang digambarkan sebagai negeri yang penuh dengan susu dan  madu, mereka menggerutu, takut dan gentar.

Mereka menggerutu setelah mendengar dari sepuluh pengintai bahwa negeri itu orang-orangnya lebih besar dan lebih tinggi, kubu-kubunya sampai ke langit, dan ada orang Enak (digambarkan sebagai keturunan raksasa) juga ada di sana. Padahal harusnya mereka mendengar janji Allah bahwa negeri itu telah diserahkan kepada mereka, seperti yang dikatakan oleh dua pengintai lainnya yaitu Yosua dan Kaleb. Tetapi mereka memilih untuk tidak taat kepada Tuhan dan tidak percaya janji Allah tersebut. Sehingga mereka harus kembali ke padang gurun.

Allah murka atas ketidaktaatan mereka dan yang selalu menggerutu. Sehingga Allah bersumpah, ”Tidak seorang pun dari orang-orang ini, angkatan yang jahat ini, akan melihat negeri yang baik” Hanya Kaleb dan Yosua, serta anak-anak keturunan bangsa Israel yang saat itu masih kecil-kecil yang akan masuk ke negeri yang dijanjikan Allah. Musa pun tidak diperkenankan masuk ke tanah perjanjian.

Yosua dan Kaleb merupakan dua pengintai yang melihat, walaupun negeri itu dihuni orang-orang yang besar dan kuat, tetapi Allah telah berjanji menyerahkan negeri itu ke bangsa Israel. Yosua dan Kaleb percaya akan janji Allah sehingga mereka tidak merasa gentar dan berusaha menguatkan bangsa Israel agar mereka tidak gentar untuk menaklukkan negeri itu. Tetapi ketakutan lebih menguasai bangsa itu sehingga tidak percaya kepada Allah.

Dalam kehidupan ini kadang kita juga berhadapan dengan persoalan-persoalan seperti itu. Kita lebih mengandalkan logika dan pikiran kita sehingga muncul rasa takut dan khawatir saat menghadapi permasalahan. Kita lupa janji Tuhan, bahwa Ia akan memberikan pertolongan dan jalan keluar bagi orang yang percaya kepada-Nya. Rasa ketakutan membuat kita frustasi dan tenggelam dalam persoalan yang lebih dalam.

Belajar dari Firman Tuhan hari ini, kita harus tetap percaya dan memegang janji Allah bahwa Ia akan terus menyertai kita. Rasa percaya itu kita wujudkan melalui hidup yang terus bersandar dan mendasarkan diri pada Firman Allah. Hidup dalam kebenaran dan yang berkenan kepada-Nya. Ketaatan kepada Allah akan membuahkan berkat bagi kita, diantaranya adanya rasa tenang, damai, dan sukacita dalan menjalani aktivitas sehari-hari. Kiranya Roh Kudus terus menolong hidup kita. Amin.


POKOK DOA:

1.Anggota jemaat yang sedang sakit, kiranya Tuhan memberikan kekuatan, penghiburan, dan kesabaran sehingga dapat melalui proses pengobatan dengan baik.

2.Program vaksinasi Covid-19 berjalan lancar sehingga semakin banyak masyarakat yang terjangkau, prokes dijalankan dan ditaati bersama.


Sujud Swastoko

Jun 04, 202109:58
ALLAH TEMPAT PERHENTIAN BAGI ORANG YANG LELAH - Renungan Malam - 3 Juni 2021

ALLAH TEMPAT PERHENTIAN BAGI ORANG YANG LELAH - Renungan Malam - 3 Juni 2021

Bacaan: Yesaya 28:12

Mike Tyson seorang legendaris tinju. Saat jaya nya ketika masih muda ia sering mengalahkan banyak juara tinju dunia. Setelah mengalahkan petinju-petinju hebat, ‎Tyson mulai takabur dan memecat pelatihnya. Saat menghadapi James Buster Douglas, ‎petinju yang tak punya nama, Tyson tidak mempersiapkan pertandingannya dengan serius, ‎ia malah pesta dan hura-hura, ‎menganggap dirinya super hebat, tidak membutuhkan pelatih dan memecatnya. Akibatnya ‎Tyson justru KO oleh petinju yang tidak pernah di perhitungkannya itu.

Dalam bacaan ini, sang nabi mengeluhkan kebodohan yang menyedihkan dari bangsa Israel, bahwa mereka tidak mau diajar dan tidak memanfaatkan sarana-sarana anugerah Allah yang mereka miliki. Mereka masih terus berbuat hal-hal yang bodoh. Kesalahan-kesalahan mereka tidak diperbaiki, hati mereka tidak diperbaharui.

Apa yang di lakukan bangsa itu sangatlah jauh dari kehendak Tuhan.

Pertama. Mereka tidak mau mendengarkan firman Tuhan. Firman Tuhan diberitakan tetapi mereka menutup telinga untuk-Nya, atau firman itu masuk telinga kiri dan keluar telinga kanan (Ayat 12).

Kedua. Mereka tidak mau mengindahkan. Bagi mereka itu hanyalah aturan demi aturan (harus ini harus itu), dan pedoman demi pedoman (mesti begini mesti begitu) (ay. 13). 

Ketiga. Mereka mencemooh pemberitaan sang nabi, dan mengolok-oloknya. Mereka menjadikan perkataan sang nabi sebagai lagu, dan menyanyikannya ketika mereka sedang bersenang-senang dengan anggur.

Paulus pernah menulis, “Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!” (1Korintus 10:12). Dia yang telah berfirman kepada mereka: "Inilah tempat perhentian, berilah perhentian kepada orang yang lelah; inilah tempat peristirahatan!" Tetapi mereka tidak mau mendengarkan (Yes 28:12).

Saudaraku, jika hari ini kita meraih puncak keberhasilan, ber-hati-hatilah supaya jangan kita takabur bahkan mengesampingkan TUHAN dalam pekerjaan kita. Tuhan sangat mengenal realita kehidupan kita. Dia dapat mengubah sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Ketika kita percaya dan melakukan firman Tuhan maka Tuhan membuat segala yang tak terpikirkan menjadi berkat. Sekarang kita hanya bisa memilih. Beriman kepada Tuhan atau tidak. Pilihan itu akan menentukan masa depan. Kiranya Tuhan menolong kita untuk senantiasa berpegang pada firman Tuhan. Tuhan memberkati kita... amin..


 Johanis Melsasail

Jun 03, 202107:27
MENJADI PENGURUS DARI KASIH KARUNIA ALLAH - Renungan Pagi - 3 Juni 2021

MENJADI PENGURUS DARI KASIH KARUNIA ALLAH - Renungan Pagi - 3 Juni 2021

Bacaan: 1 Petrus 4:7-11


Pernahkah seseorang meminta maaf kepada kita, entah dia kawan atau keluarga kita?  Lalu ketika orang itu merasa telah berbuat salah, dan ia mengungkapkan penyesalan dan permintaan maaf dengan hati tulus pada kita, tapi dengan angkuh kita berkomentar : "Kamu tidak perlu minta maaf pada saya, melainkan memintalah maaf pada Tuhan." Apakah dalam diri kita ada kasih Allah? 

Perikop ini mengajarkan kepada kita tentang hal-hal yang harus kita lakukan menjelang hari Tuhan. Memang, hari Tuhan kita tidak tahu kapan datangnya. Namun, kita perlu mengantisipasi agar ketika datangnya hari itu, kita kedapatan telah siap.

Apa yang harus di lakukan oleh orang percaya?.. 

Pertama, Saling mendoakan. Petrus menasehati Jemaat bahwa untuk dapat berdoa, maka orang harus menguasai dirinya dan menjadi tenang. Petrus mendorong supaya Jemaat tetap siap sedia menantikan kedatangan Tuhan kembali, bukan dalam bentuk diam dan tidak melakukan kegiatan apapun. Sebaliknya, Petrus mendorong Jemaat untuk tetap setia melakukan panggilannya dengan kekuatan yang di anugerahkan Allah kepadanya.

Kedua, saling mengasihi. Kasih terhadap saudara seiman dalam persekutuan Jemaat (umat) adalah paling penting. Kasih itu banyak sekali menutupi dosa. Dan bahwa dengan dasar kasih Allah pada kita, kita terus menerus diajarkan untuk saling mengasihi. Memang tidak mudah melakukannya, namun jika kita meminta pertolongan dan kuasa Roh Kudus untuk kita, maka kita akan dimampukan untuk dapat melakukannya. 

Ketiga, saling melayani. Dengan karunia yang telah Tuhan berikan kepada kita sebaggai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah, agar Allah didalam Tuhan Yesus Kristus dimuliakan dalam segala sesuatu yang kita lakukan.

Kesudahan segala sesuatu sudah dekat adalah pemahaman bahwa dunia dan sejarah tidak dapat berlangsung terus menerus. Ada titik berhenti. Dalam masa penantian eskatologis itu, orang percaya tidak boleh panik dan gusar. Tuhan akan datang selaku hakim, sekaligus sebagai pembela, agar orang percaya memperoleh hidup kekal. 


Pokok Doa:

1. Gereja dan penatalayanannya di tengah masyarakat.

2. Jemaat yang berulang tahun dan yang sedang sakit atau dalam pemulihan.

3. Pemerintah dan pelayan pelayan Tuhan dalam lembaga gereja dan masyarakat.


Johanis Melsasail

Jun 03, 202107:32
TEKUN MENGASIHI ALLAH - Renungan Malam - 2 Juni 2021

TEKUN MENGASIHI ALLAH - Renungan Malam - 2 Juni 2021

YOSUA 23:1-16


Ketekunan adalah kemampuan untuk bertahan melakukan ditengah tekanan,kesulitan dan berbagai macam ujian. Menjadi pribadi yang tekun,tentu saja tidak mudah karena ada harga yang tidak murah yang harus dibayarkan. Tetapi ketekunan sangat dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. Kalimat motifasi yang saya baca berbunyi: " Bertahanlah dan bertekunlah, dan kamu akan menemukan banyak hal yang dapat dicapai." 

Yosua dalam pidato perpisahannya dengan bangsa Israel juga berbicara tentang ketekunan. Yosua mengingatkan kembali akan karya- karya Allah yang telah dinyatakan kepada bangsanya itu. Allah yang juga memberikan kemenangan- kemenangan melawan musuh-musuhnya. Yosua menasehati bangsanya itu untuk tetap setia memelihara segala yang tertulis dalam kitab Musa,supaya bangsanya itu tetap beribadah kepada Allah dan tidak sujud menyembah kepada Allah yang lain,supaya bangsanya itu juga menjaga kekudusan hidupnya. Bangsanya itu melakukan sampai pada saat Yosua menyampaikan pidatonya waktu itu. Dan Yosua sadar bahwa dia tidak akan selalu bersama bangsanya,dia akan berpisah dengan bangsanya,karena itu dalam  pidato Yosua yang terakhir menegaskan :" Maka demi nyawamu,bertekunlah mengasihi Tuhan,Allahmu", demikian yang ditekankan oleh Yosua pada ayat 11. Yosua menasehatkan supaya bangsanya itu bertekun mengasihi Allah. Meskipun disekeliling mereka ada orang- orang yang tidak beribadah kepada Allah,ada ilah-ilah yang lain tetapi mereka diajarkan untuk tetap beribadah kepada Allah dengan tekun, tetap mengasihi Allah,tetap hidup benar sesuai yang diajarkan Musa kepada mereka. 

Nasehat Yosua ini juga berlaku untuk kita, untuk kita bertekun mengasihi Tuhan,ditengah tekanan,kesulitan dan berbagai macam tantangan. Bertekun mengasihi Tuhan dengan tetap beribadah kepada Allah dan tidak berpaling kepada ilah yang lain,hidup dalam kebenaran Firman Tuhan,menjaga hidup sesuai ajaranNya. Ketika kita melakukannya pasti tidak mudah,pasti juga pernah gagal,tetapi bertahanlah dan bertekunlah karena ketekunan dalam Tuhan akan membuat kita hidup. 

Tuhan Yesus memberkati 🙏🙏


Maria Sampyuh

Jun 02, 202110:19
PANCARKAN TERANG - Renungan Pagi - 2 Juni 2021

PANCARKAN TERANG - Renungan Pagi - 2 Juni 2021

MARKUS 4:21-25


Apakah fungsi terang? Melenyapkan kegelapan.Ruangan atau tempat yang gelap membutuhkan terang,tidak perlu banyak atau besar,ketika terang itu datang dan berada pada tempat yang tepat maka dia akan melenyapkan kegelapan,sehingga orang bisa melakukan aktifitas lag,orang dan bersemangat lagi,dan orang tidak salah jalan karena sudah ada terang yang menuntun. Tuhan Yesus berkata: " Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan dibawah gantang atau dibawah tempat tidur,melainkan supaya ditaruh diatas kaki dian (ayat 21). 

Ayat ini mengingat tentang: 

1. Identitas sebagai pengikut Kristus,yakni "terang". Orang yang telah menerima Tuhan Yesus adalah orang yang telah menerima terang yakni Tuhan Yesus itu sendiri. Orang yang percaya kepada Tuhan Yesus tidak lagi berada dalam kegelapan tetapi didalam terang. Dia tidak lagi dikuasai oleh kegelapan,tetapi dialah yang menguasai kegelapan. 

2. Fungsi dari "terang" . Terang itu ada untuk melenyapkan kegelapan,terang itu ada untuk menunjukkan jalan yang benar,terang itu ada untuk membimbing supaya tidak tersesat. 

Tuhan Yesus bukan hanya mengingatkan akan identitas sebagai prngikut Kristus,tetapi juga mengingatkan,apakah pengikut-pengikutNya menjalankan fungsinya atau tidak. Sebagai orang- orang yang telah menerima terang,adakah kita sudah memancarkan terang itu? Atau terang itu masih belum terpancar karena masih ada yang menjadi penghalang dan penghambat? Apakah kehadiran kita sudah melenyapkan kegelapan  ? Apakah keberadaan kita sudah bisa menuntun orang ke jalan yang benar dan tidak tersesat? Tetaplah berada dalam Kristus yang adalah sumber terang,sehingga kita bisa memancarkan terang itu kepada sesama. Jika kita tidak berada pada sumber terang,maka kita tidak akan bisa memancarkan terang. 

Kiranya melalui hidup kita,orang bisa menemukan Kristus dan kebenaranNya. 

Tuhan Yesus memberkati 🙏


Pokok Doa: 

1. Anak-anak yang mengikuti penilaian akhir semester

2. Usaha pemerintah untuk percepatan vaksinasi

3. Gereja dalam menjalankan panggilannya


Maria Sampyuh

Jun 02, 202111:09
MEMBERI LEBIH - Renungan Malam - 1 Juni 2021

MEMBERI LEBIH - Renungan Malam - 1 Juni 2021

II Korintus 8 : 1 - 5

Tema : Memberi lebih


Saya melihat sebuah video tentang masyarakat di Thailand yg mempersembahkan perhiasan emas maupun logam mulia milik mereka. Perhiasan emas maupun logam mulia itu dilebur untuk dibuat Patung Budha Emas. Tindakan tersebut sangat menyentuh hati orang yg melihatnya. Paulus juga menceriterakan tentang kasih karunia yg dianugerahkan Tuhan kepada Jemaat² di Makedonia.

  1. Sukacita mereka meluap. Hal ini sangat menarik, kalau kita lukiskan seperti air yg memenuhi bejana dan terus mengalir keluar dengan limpahnya. Kondisi yg sedang dialami Jemaat² Makedonia bukan dalam suasana tenang dan damai tanpa masalah, tapi sebaliknya mereka sedang mengalami pelbagai pencobaan. Pengalaman seperti ini jarang terjadi dalam kehidupan orang percaya, kecenderungan orang memberi pada umumnya saat suasana hati tenang dan gembira serta tanpa masalah, Tetapi lain dengan apa yg dilakukan Jemaat² di Makedonia. Kata Jemaat² menunjuk pada kondisi rata² atau keadaan Jemaat² di Makedonia secara umum.
  2. Kaya dalam kemurahan. Kata kemurahan menunjuk pada karakter yg menarik, tetapi Jemaat² di Makedonia kaya dalam kemurahan hal kemurahan yg mereka miliki luar biasa, sangat nyata dan menyentuh. Mereka bukanlah orang² yg memiliki kelebihan secara materi, sebaliknya Paulus berkata mereka sangat miskin. Namun mereka memiliki kepedulian terhadap sesama yg sangat tinggi, mereka sangat mengasihi sesamanya tanpa berpikir bahwa dirinya juga masih membutuhkan.
  3. Memberi lebih banyak. Orang biasa memberi sesuai yg diminta/ dibutuhkan. Tetapi Jemaat² di Makedonia memberi lebih banyak dari yg diharapkan, Hal itu dikarenakan mereka sangat mengasihi Tuhan, mereka memganggap bahwa hidupnya adalah milik Tuhan, demikian juga segala kepunyaan mereka adalah punya Tuhan, titipan Tuhan.

Oleh karena itu apa yg dikehendaki Tuhan untuk sesama, mereka lakukan dengan tulus dan sukacita. Hal itu mereka pahami karena mereka hidup dekat dengan Tuhan, mereka punya kepekaan yg dapat mendengar dan merasakan apa yg Tuhan mau. Sehingga mereka memberi seberapa banyak yg Tuhan perintahkan, dalam bentuk apa dan kepada siapa. Pandemi membuat banyak orang mengalami kerugian dan hidup dalam kekurangan bahkan kemiskinan, Tetapi kiranya Pandemi ini membuat kita makin kaya dalam kemurahan dengan selalu melihat pemeliharaan Tuhan dalam hidup ini, di lain sisi kita diajak untuk melihat masih banyak orang yg jauh hidup lebih menderita dari kita.

Kiranya Tuhan menolong dan memberkati kita.  Amin


Pdt. Em. Peter Ch.Widjaja

Jun 01, 202108:25
PERSEMBAHAN KHUSUS - Renungan Pagi - 1 Juni 2021

PERSEMBAHAN KHUSUS - Renungan Pagi - 1 Juni 2021

Keluaran 25 : 1 - 9

Tema : Persembahan khusus


Dalam kehidupan berjemaat ada banyak macam persembahan. Ada persembahan untuk gereja, diakonia, beasiswa, natal, pentakosta, pembangunan, perpuluhan, bencana alam dll. Dan hal itu untuk mengajak umat berperan demi kelangsungan hidup bersama,

Seperti apa yg Paulus katakan: sebab kamu dibebani bukanlah supaya orang² lain mendapat keringanan  tetapi supaya ada keseimbangan. Hendaklah kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka .... II Kor 8 : 13, 14

Namun persembahan khusus disini agak berbeda

  1. Tuhan yg menetapkannya. Sekalipun dalam perikop diberi judul persembahan khusus yg diperuntukkan bagi Tuhan. Ketetapan yg Tuhan buat bukan sebagai upeti apa lagi yg membebani, tetapi perlu dipahami sebagai ucapan syukur umat atas pembebasan perbudakan dari Mesir. pada ayat 2 dikatakan dari setiap orang yg terdorong hatinya. Memang dari sudut bahasa ayat ini bisa diartikan setiap orang tanpa kecuali, tetapi bisa juga dipahami dalam arti kata yg utuh, setiap orang yg terdorong hatinya. Persembahan kepada Tuhan seharuanya dengan rela dan dari apa yg ada pada kita.
  2. Persembahan khusus ini bersifat sukarela. Bukan pajak dengan ketentuan yg baku  tapi ada macam pilihan, Ada emas, perak, tembaga, Kain ungu tua, muda, kirmizi, lenan halus, bulu kambing, Kulit domba jantan, lumba², Minyak untuk lampu, rempah², Permata dll. Ini adalah macam² jenis dan setiap umat bisa memberi sesuai kerelaannya dan yg dimilikinya. Setiap orang diajak untuk memiliki kesadaran untuk memberi dengan hati yg tulus. Untuk apa Tuhan menetapkan begitu banyak jenis yg dipersembahkan.
  3. Pembangunan Kemah Suci. Tujuannya agar Tuhan diam di tengah² umatNya. Hal ini tentunya bukan demi kepentingan Tuhan yg minta dibangunkan tempat kediaman,  tetapi demi umat semata, Umat dapat merasakan kehadiran dan penyertaan Tuhan. Umat merasa tenang karena ada Tuhan. Umat tidak takut menghadapi apapun karena ada Tuhan bersamanya.

Dimasa pandemi ada banyak orang lansia rindu bisa berjumpa Tuhan lewat ibadah di gereja, mereka berusaha mengalami perjumpaan dengan Tuhan sekalipun dalam sarana yg terbatas tetapi kita bersyukur kepada Tuhan karena IA tidak hanya hadir digereja, tapi juga mau hadir dalam hati setiap orang percaya, sehingga kapanpun dan dalam situasi apapun kita bisa mengalami perjumpaan dengan Tuhan. Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada Nya selama Ia dekat! Yes 55 : 6 Kiranya Tuhan menolong dan menyertai kita. Amin


POKOK DOA

1. Kebersamaan kita dalam pelayanan.

2. Lansia dan anak² yg tidak bisa beribadah di gereja.

3. Kesehatan kita dimasa pandemi.


Pdt. Em. Peter Ch. Widjaja

Jun 01, 202109:33
 PIMPINAN TUHAN DAN KETAATAN UMAT - Renungan Pagi - 31 Mei 2021

PIMPINAN TUHAN DAN KETAATAN UMAT - Renungan Pagi - 31 Mei 2021

Bilangan 9 : 15 - 23 .

"Atas titah Tuhan mereka berkemah dan atas titah Tuhan juga mereka berangkat, mereka memelihara kewajibannya kepada Tuhan, menurut titah Tuhan dengan perantaraan Musa". Bilangan 9:23.


Awan pada siang hari dan awan pada malam hari yang seperti titik api dalam bacaan kita, lazim kita sebut "tiang awan dan tiang api", seperti yang bisa kita baca di Kel.13:21; "Tuhan berjalan di depan mereka pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka dijalan, dan pada waktu malam dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam". Jadi penyertaan Tuhan tidak hanya pada waktu2 tertentu saja, tetapi sepanjang waktu siang dan malam. Tiang awan pada waktu siang dan tiang api pada waktu malam merupakan simbol atau gambaran kehadiran Tuhan bersama umat-Nya.

Dua pokok kalimat yang menarik di nas bacaan kita adalah "Atas titah Tuhan mereka berkemah" dan "atas titah Tuhan juga mereka berangkat". Mengapa menarik, karena kedua hal ini menunjukkan dan menegaskan kepada kita akan "Pimpinan Tuhan dan Ketaatan Umat" pada pimpinan Tuhan itu.

Ada ungkapan mengatakan : "Hidup adalah Perjalanan". Dalam rentang waktu kita dilahirkan dan kematian yang kita alami, itulah yang kita sebut "perjalanan hidup". Dan waktu itu kita harus mengisinya. Dalam perjalanan hidup ini, banyak pilihan2 yang diperhadapkan pada setiap kita. Karena apa yang kita isi dalam perjalanan hidup kita adalah hal penting dan menentukan nanti setelah hidup kita berakhir. Apa yang kita lakukan dalam perjalanan hidup kita, akan menentukan apa yang nantinya kemudian kita terima setelah kita mati. Seperti petjalanan umat Tuhan atau bangsa Israel dari tanah Mesir menuju tanah Perjanjian. Bagaimana mereka mengisi kehidupan mereka, menentukan mereka masuk atau tidak ke tanah Perjanjian itu.

Sebagaimana pimpinan Tuhan di padang gurun kepada bangsa Israel, demikian juga pimpinan Tuhan dalam perjalanan hidup kita. Oleh sebab itu perlu sekali kita memahami pimpinan dan rencana Tuhan bagi kita, agar kita tidak salah. Pertama-tama yang perlu kita hayati dan sadari adalah "Kehadiran-Nya". Pimpinan Tuhan itu bukan soal kemana dan ada apa, tapi kehadiran-Nya sendiri dalam hidup kita. Tidak peduli dalam kondisi apapun kita, dalam situasi apapun kita. Dalam lembah kekelaman, dalam kegagalan, dalam keputus-asaan, dalam lembah air mata, penuh kesusahan, kejatuhan, kepedihan atau sebaliknya dalam keadaan penuh keberhasilan, kegembiraan, kedamaian dan sukacita, Yuhan hadir, Tuhan menyertai dan memimpin hidup kita.

Seperti juga bangsa Israel yang tahu bahwa Tuhan Allah hadir melalui simbol tiang awan dan tiang api. Ketika tiang awan atau tiang api itu bergerak, mereka tahu bahwa Tuhan memerintahkan mereka untuk bergerak melanjutkan perjalanan dan ketika tiang awan atau tiang api itu berhenti, mereka juga berhenti dan berkemah. Mereka mentaati titah Tuhan melalui tanda tiang awan atau tiang api maupun melalui Musa.

Ketaatan adalah respon terpenting dalam pimpinan Tuhan. Memang pimpinan dan penyertaan Tuhan kepada kita sekarang tidak lagi dengan tiang awan dan tiang api, tetapi Roh Kudus, Roh Allah sendiri yang telah dikaruniakan kepada kita yang akan memimpin dan menyettai kita mengisi perjalanan hidup kita. Mari kita senantiasa menyadari kehadiran-Nya dan mentaati-Nya. Marilah kita bergerak dan mengisi tiap2 hari hidup kita berdasarkan titah Tuhan. Amin.


Doa : 

- Berdoa untuk pemerintah  negara dan rakyat Indonesia.

- Berdoa untuk gereja dan pelayanannya.


Pdt. Em. Anthon K.

May 31, 202110:56
INGATLAH, IA TELAH TERLEBIH DAHULU MENGALAMINYA - Renungan Malam - 29 Mei 2021

INGATLAH, IA TELAH TERLEBIH DAHULU MENGALAMINYA - Renungan Malam - 29 Mei 2021

YOH 15:18-2

Nats

Yohanes 15:18 (TB)  "Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu.


Tidak ada orang yang ingin dibenci oleh sesamanya. Keinginan manusia pada umumnya adalah keinginan untuk disukai dan dianggap sebagai orang yang menyenangkan bagi sesamanya. Tentu keinginan itu adalah hal yang wajar. Namun apa jadinya jika dalam hidup kita ini, ketika kita melakukan apa yg Tuhan kehendaki, justru kebencian yang kita hadapi? Hari ini, jika kita masih mengalami sebuah hidup yg tidak mudah justru karena kita terus setia mencintai Kristus dan melakukan InjilNya, Allah ingin menghibur dan menguatkan kita semua melaluinya apa yang dikatakan oleh Yesus dalam Yoh 15:18. 

Kata-kata Yesus dalam Injil Yohanes 15:18 adalah kata-kata terakhirNya sebelum IA disalibkan. Ia mengingatkan dan menghibur para murid untuk tetap ingat bahwa kelak ketika hidup memberitakan Injil menjadi berat karena kebencian dan ketidaksukaan orang lain pada mereka. Yesus sudah terlebih dahulu merasakannya. Ia yang sudah terlebih dahulu merasakanNya., sangat mengerti apa yg akan dialami oleh para murid. 

Penolakan, fitnahan, kekejian, dan semua hal berat mampu ditanggung oleh para murid dan kita saat ini dengan percaya bahwa Yesus tahu dan sudah terlebih dahulu merasakannya. Oleh karena itu, kita dana para murid sesungguhnya telah dikuatkan untuk semakin berani menjadi saksi Tuhan. 

Renungkanlah, hal apa yg mungkin kita lalui hari ini dengan tidak mudah justru karena kita melakukan Injil Tuhan. Yakinlah bahwa Ia sudah mengalaminya dan Ia sendiri yg akan memberi kekuatan kepada kita. 


DOA PETANG: 

YA Allah, berapa besar kasihMu untuk kami. Kami percaya semua hal berat yg mungkin sedang kami jalani karena mencintaiMu, mampu kami jalani bersamaMu karena Dikau sendiri sudah memberi teladan bagi kami. Amin.


Pdt. Keshia H.S.

May 29, 202105:09
TUNDUK KEPADA ALLAH - Renungan Pagi - 29 Mei 2021

TUNDUK KEPADA ALLAH - Renungan Pagi - 29 Mei 2021

Yesaya 5:15-24

Nats: 

Yesaya 5:15-16 (TB)  Maka manusia akan ditundukkan, dan orang akan direndahkan, ya, orang-orang sombong akan direndahkan. Tetapi TUHAN semesta alam akan ternyata maha tinggi dalam keadilan-Nya, dan Allah yang maha kudus akan menyatakan kekudusan-Nya dalam kebenaran-Nya. 


Hidup manusia, hidup kita semua, sejatinya adalah sebuah perjalanan untuk membuat kita tunduk kepada Allah. Melalui berbagai pengalaman yang Allah ijinkan terjadi, suka dan duka, semua itu bertujuan agar kita makin taat dan mencintai Allah. Semakin lama hidup di dunia, semakin banyak umur kita, seharusnya kita menjadi manusia yang semakin menyadari bahwa Allah adalah satu-satunya Pribadi yang layak kita percayai dengan sepenuh hati. 

Namun, sayangnya, bukan itu yang dilakukan oleh bangsa Israel yang lagi-lagi melakukan banyak kelaliman dan kekejian di hadapan Tuhan. Dalam teks Yesaya 5 kita melihat betapa Tuhan sudah sangat kecewa pada apa yang IA temukan dalam kehidupan bangsa Israel. Seharusnya Allah menemukan keadilan, kesetiaan dan ketaatan bangsa Israel. Tetapi justru yang IA dapati, kebun anggurNya, yang adalah bangsa Israel melakukan hal-hal sebaliknya. 

Oleh karena itu nabi Yesaya menyuarakan peringatan dari Tuhan untuk bangsa Israel, bahwa mereka yang hidup dalam kesombongan akan ditundukkan oleh Allah dengan caraNya. 

Cara Tuhan menundukkan kesombongan dan keegoisan manusia sungguh luar biasa. IA bisa memakai cara yg begitu halus namun IA juga bisa memakai cara tegas untuk mengintervensi kejahatan manusia. Jika Allah sudah bertindak tegas, tak ada satupun manusia yg akan luput dari didikanNya. 

Oleh karena itu hari ini, kita diajak dan diingatkan Allah melalui kebenaran firmanNya untuk menjadi manusia yg makin rendah hati, agar yang mendapat kemuliaan hanyalah Tuhan semata. Hidup ini, bukan tentang ambisi dan pembuktian diri belaka, tetapi sejatinya adalah sebuah cara Allah sedang memuliakan dirinya, melalui kisah hidup kita. 


DOA PAGI: 

Ya Allah, ijinkanlah kami untuk mengalami segala caraMu menempa dan mendidik kami, agar Dikau dapati kami semakin hari semakin berani menundukkan diri dihadapanMu. Amin.


Pdt. Keshia H. S.

May 29, 202105:15
HIDUP DALAM ROH - Renungan Malam - 28 Mei 2021

HIDUP DALAM ROH - Renungan Malam - 28 Mei 2021

Roma 8:9-10

“Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus. Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran”


Saya pernah melihat sebuah taman dinding yang penuh dengan berbagai daun dan bunga. Indah sekali. Dalam percakapan dengan pemilik taman, ia menyampaikan bahwa kendahan taman itu terletak pada bagaimana cara merawatnya. Mulai dari pemotongan ranting yang kering, pemupukan, pembersihan dari hama jamur, serta penyiraman air yang cukup.  

Paulus mengingatkan tentang bagaimana hidup Kristiani yang dipimpin oleh Roh Kudus. Hidup dalam Roh ternyata perlu dirawat agar tidak kembali hidup menurut daging.  Paulus memakai kata ‘daging’ ini dengan ‘sarx’ yang berarti nafsu diri atau naluri dosa. Namun karena anugerah di dalam Kristus, kita menerima Roh Kudus yang menolong untuk menuntun kita berubah dan bertumbuh serta berbuah Roh sebagaimana yang disebutkan dalam surat Gal 5:16-26 - Kasih, Sukacita, Damai Sejahtera, Kesabaran, Kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri.  

Kuncinya adalah menjaga dan merawat kehidupan kita agar tetap hidup dalam Roh.   Jaga dan rawat dengan menekuni Firman Tuhan, komitmen, tekun, dan setia. Maka bukti hidup yang dipimpin oleh  Roh adalah buah apa yang akan dihasilkan. Bukan buah yang beracun, melainkan buah yang menjadi berkat. 


Doa

“Tuhan, tolonglah kami untuk sungguh-sungguh merawat kehidupan kami di dalam Roh Kudus. Amin”


Pdt. Daniel K.G

May 28, 202103:50
JALAN TERANG TUHAN - Renungan Pagi - 28 Mei 2021

JALAN TERANG TUHAN - Renungan Pagi - 28 Mei 2021

Yesaya 2:5

“Hai keturunan Yakub, mari kita berjalan dalam Terang TUHAN”


Ada orang-orang yang tertawan di dalam sebuah goa. Mereka tidak pernah melihat keluar dari goa, yang mereka lihat hanyalah bayangan-bayangan yang muncul karena cahaya dari api unggun yang ada di dalam goa. 

Suatu hari, salah satu dari mereka ada yang berhasil keluar. Dia pun melihat ada api unggun: “ah, dari situ datangnya bayangan". Akan tetapi tidak berhenti pada "melihat api unggun" saja, dia terus berjalan ke ujung pintu goa dan akhirnya dia keluar dari goa. Di luar goa, akhirnya dia menyadari ada matahari sebagai sumber terang. 

Dia senang sekali melihat keadaan yang baru saja dilihatnya. Kemudian dia memutuskan untuk kembali masuk ke dalam goa untuk menceritakan kepada teman-temannya tentang apa yang telah dilihatnya di luar goa itu. 

Apa yang terjadi setelah dia menceritakan hal itu kepada teman-temannya? Ditertawakan dan diacuhkan. 

Apa yang tertulis di Yesaya 2:1-5 adalah nubuatan tentang Mesias yang akan menunjukan terang bagi bangsa-bangsa melalui peran hakim & wasit - pengatur dan penyeimbang keadaan -. Namun Ia ditolak, dicibir, bahkan disalib. Hanya para murid yang percaya bahkan mengalami terang itu dalam kebangkitan-Nya. 

Terang itu kini bersinar mengarahkan jalan  kepada kita di dalam Kristus, Sang Terang itu sendiri.  Mengimani Kristus berarti menjalani apa yang Kristus ajarkan dan teladankan. Mempercayai Kristus berarti menjalani hidup dengan kasih dan kebenaran.  

Jika tidak demikian, kita sama seperti orang-orang yang masih tertawan dalam goa yang penuh bayangan di ilustrasi awal tadi.  Bayangan dosa, bayangan kematian, bayangan masa lalu, dsb. 

Ikutilah Kristus, Sang Terang itu dan berjalanlah dalam Terang-Nya. 


Doa syafaat

1. Penegakan keadilan di Indonesia & pemberantasan Korupsi

2. Kesatuan hati tiap keluarga 

3. Perdamaian dunia


Pdt Daniel KG

May 28, 202104:46
KEINGINAN DAGING DAN KEINGINAN ROH - Renungan Malam - 27 Mei 2021

KEINGINAN DAGING DAN KEINGINAN ROH - Renungan Malam - 27 Mei 2021

Bacaan : Roma 8:5-6


Hidup menurut daging adalah kehidupan yang mengejar pada keinginan-keinginan akan hal-hal duniawi. Keinginan seperti ini biasanya menjadi keinginan tanpa batas, seberapapun yang sudah dicapai, ia tidak akan pernah merasa cukup dan puas. Hingga akhirnya tanpa sadar orang sudah melepaskan sesuatu yang berharga hanya untuk mengejar keinginannya itu. Bahkan tanpa sadar, demi memuaskan keinginan akan hal-hal duniawi ini, orang bisa saja meninggalkan Tuhan.

Contohnya : orang melepaskan imannya demi mendapatkan prestasi, promosi dan keuntungan lainnya, atau seorang yang mengejar pujian dan hormat sehingga memandang rendah dan menindas orang lain, padahal Tuhan menghendaki kita justru semakin melihat sesama berharga di mata Tuhan dan membebaskan orang yang terikat oleh penderitaan dan terabaikan.

Di sisi lain, hidup menurut Roh adalah kehidupan yang mengutamakan apa yang menjadi keinginan Tuhan dalam kehidupan kita. Dan sebagaimana kita tahu, keinginan Tuhan berbicara tentang kehendak Tuhan atas kita, untuk hidup saling mengasihi sehingga tidak ada orang yang terabaikan. Setiap orang merasa puas dan merasa cukup akan kasih setia Tuhan dan tidak mengejar untuk kepuasan diri sendiri melainkan untuk kemuliaan Nama Tuhan.

Demikian halnya dalam kehidupan kita sebagai umat Tuhan akan selalu diperhadapkan pada 2 pilihan ini; mengikuti keinginan daging yang menyesatkan dan merusak hati nurani kita atau keinginan Roh yang membangun hati kita dalam kasih Tuhan ?!

Jika kita memilih untuk memenuhi keinginan Roh, baiklah kita membersihkan diri kita setiap hari dengan firman Tuhan. Seperti sebuah rumah atau bangunan yang harus dirawat dan dibersihkan setiap hari agar awet dan tetap nyaman dihuni, demikian juga kehidupan kita harus terus menerus dibersihkan melalui firman Tuhan agar kita dapat terus mengutamakan keinginan Roh yang menghidupkan dan mendatangkan damai Tuhan. Amin.


Pokok Doa :

1. Kehidupan pelayanan gereja (jemaat, karyawan, aktivis gereja, penatua dan pendeta).

2. Vaksinasi Covid-19 di Indonesia.


-LAAS-

May 27, 202105:09
TERSEDIA PENGAMPUNAN DIBALIK TEGURAN - Renungan Pagi - 27 Mei 2021

TERSEDIA PENGAMPUNAN DIBALIK TEGURAN - Renungan Pagi - 27 Mei 2021

Bacaan : Yesaya 1:1-18


Pada masa nabi Yesaya, kehidupan umat Tuhan di tengah bangsa-bangsa lain telah menggeser iman mereka dari Tuhan dengan memilih untuk mengandalkan kekuatan dan pertolongan bangsa Asyur. Sikap inilah yang Tuhan pandang sebagai pemberontakan.

Ditambah lagi kehidupan iman umat pada masa itu hanyalah sebatas ritual keagamaan yang meriah, tetapi dalam kehidupan sehari-harinya tidak mempengaruhi kehidupan mereka untuk memenuhi hukum Tuhan. Kehidupan ritual keagamaan tanpa dibarengi dengan sikap hidup yang sesuai dengan kehendak Tuhan adalah kemunafikan di hadapan Tuhan.

Sikap hidup mereka yang tidak memperhatikan keadilan, tetapi justru berpihak kepada orang-orang yang kejam terhadap sesamanya yang lebih lemah adalah kejahatan di mata Tuhan. Demikian juga bahkan para pembesar dan pemuka agama memuaskan diri dengan berbagai kelimpahan tanpa peduli kepada mereka yang menderita dan kekurangan.

Kondisi inilah yang membuat Tuhan menegur dengan sangat keras hingga membandingkan umat-Nya dengan lembu dan keledai (lihat Yesaya 1:3).

Walaupun Tuhan sedemikian murka terhadap umat-Nya, tetapi Tuhanpun sudah menyediakan pengampunan dan pemulihan bagi setiap orang yang mau membersihkan diri dengan firman Tuhan dan menjauhkan diri dari perbuatan yang jahat dalam kehidupannya. Dan bukan hanya berhenti berbuat jahat, tetapi supaya umat juga belajar berbuat kebaikan seperti : berlaku adil, mengendalikan orang jahat dan membela hak anak yatim dan para janda sebagai orang-orang yang lemah dan tertindas.

Dengan jalan hidup pertobatan inilah Tuhan menyatakan bahwa seberapapun merahnya dosa umat di mata Tuhan, Ia berkenan untuk membersihkan dan menguduskan umat-Nya kembali, putih bersih seperti bulu domba.

Dari Yesaya 1:1-18 inilah kita dapat mengerti betapa Tuhan Allah itu panjang sabar dan penuh kasih setia-Nya kepada umat Israel. Demikian juga kepada kita sebagai umat Tuhan di masa kini, kita diajak untuk menyadari kehidupan kita sebagai anak-anak yang taat (bandingkan Yesaya 1:2). Tuhan tidak akan mengingat dosa dan kesalahan umat yang mau hidup dalam pertobatan dengan memperjuangkan keadilan bagi yang tertindas dan lemah. Selamat menikmati anugerah dan pengampunan Tuhan dalam hidup sebagai anak-anak Allah yang sejati. Amin.


Pokok Doa :

1. Kerukunan umat beragama di Indonesia.

2. Kondisi perpolitikan Indonesia.


-LAAS-

May 27, 202105:60
DIPULIHKAN UNTUK MENJADI BERKAT - Renungan Malam - 26 Mei 2021

DIPULIHKAN UNTUK MENJADI BERKAT - Renungan Malam - 26 Mei 2021

Yohanes 20 : 19-23

“Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu” ( ay 21)


Hidup dalam damai sejahtera, siapa yang tidak mau? Rasa-rasanya setiap dari kita ingin hidupnya selalu damai, tenang dan jauh dari persoalan. Sering kita dengar berbagai kabar atau berita tentang ketidak-adilan yang harus dialami oleh saudara/I kita yang terjadi dalam sampai saat ini yang terjebak karena situasi sulit, perang wilayah/suku/agama. Dan kita bisa membayangkan ditengah situasi tersebut apakah mereka bisa merasakan damai sejahtera? Begitupulan-pun kita ketika dihadapkan dengan sebuah masalah yang terjadi baik dalam pekerjaan, relasi dalam keluarga atau pertemanan ataupun masalah-masalah tertentu. Pastinya perasaan kita tidak akan damai sejahtera bukan?

Oleh karena itu situasi yang dialami oleh para murid kala itu bisa membuat kita melihat sungguh tidak ada damai sejahtera di dalam hari mereka, mereka bukan hanya saja diperhadapkan dengan pergumulan iman pribadi mereka tetapi mereka juga bersembunyi ketakutan karena harus menghadapi banyak orang Yahudi yang mengejar-ngejar mereka karena mereka adalah murid Yesus (ay 19), Namun Tuhan kita adalah Tuhan yang selalu beserta kita, dan Ia juga beserta para murid kala itu. Yesus menampakan diri dan sapaan pertama yang diucapkan-Na ialah “Damai sejahtera bagi kamu!” Yesus mengerti apa yang paling dibutuhkan oleh para murid. Dan tentu saja para murid bersukacita karena-Nya. 

Damai Sejahtera diucapkan Yesus sebagai sapaan yang memulihkan kondisi para murid dan kita saat ini, memberikan kekuatan serta harapan di tengah situasi yang sangat sulit kala itu. Yesus yang bangkit berkuasa atas kehidupan, bahkan kematianpun tidak dapat menghentikan kuasa-Nya. Kebangkitan Yesus merupakan sebuah tanda kemenangan yang diberikan kepada manusia, sehingga seharusnya kita tidak perlu merasa takut lagi. Bayangkan, tiada yang mustahil bagi Tuhan. Kondisi sesulit apapun dapat dibalik menjadi baik dengan kuasa-Nya.  Jika kita berada dalam posisi para murid kala itu, bukankah kita juga akan berpikir untuk menyerah karena menemukan “jalan buntu”? Tetapi justru ditengah kondisi sulit itu, damai sejahtera Tuhan dapat kita lihat dengan jelas bawa Ia beserta dengan kita, menjaga dan menolong kita untuk terus melangkah maju. 

Damai sejahtera sudah diberikan kepada kita, bukan melalui kondisi kehidupan yang selalu mudah dan baik melainkan melalui kekuatan hati dan cara kita merespon setiap keadaan dengan tenang, bijak dan teguh berpengharapan pada Tuhan. Hidup akan selalu berjalan berdampingan dengan kesukaran tetapi janganlah putus asa, karena Roh Kudus sudah diberikan kepada kita oleh Dia yang selalu menolong dan menjagai kehidupan kita. Ketika kita berada dalam kesukaran, disanapula juga selalu ada pengharapan dan pertolongan Tuhan. Percayalah pada rencana indah Tuhan dan hidupilah damai sejahtera Tuhan dalam hati kita sehingga setiap langkah kita juga mampu membawa damai sejahtera bagi sesama. 


Doa :

“Dalam damai-Mu biarlah kami boleh mengistirahatkan setiap lelah kami. Tolonglah agar kami mampu menghidupi damai sejahtera dari Tuhan supaya setiap orang yang menjumpai kami, juga menjumpai Kristus. Ajar kami untuk tidak takut dan menyerah, melaikan terus berjuang dan berjalan bersama Roh-Mu yang menolong dan memimpin kami. Amin


Cynthia J. K.

May 26, 202108:04
KEHADIRAN YANG MEMBERI KEHIDUPAN - Renungan Pagi - 26 Mei 2021

KEHADIRAN YANG MEMBERI KEHIDUPAN - Renungan Pagi - 26 Mei 2021

Yehezkiel 37 : 1-14


Pernahkah kita merasa putus asa di dalam hidup? Entah mungkin karena kondisi, kualitas kehidupan atau perasaan kita tidak berjalan dengan mudah dan selaras. Perasaan dan kondisi yang kadang berjalan tak seirama juga terkadang membuat kita seakan kehilangan arah, semangat dan harapan hidup. Ada sebuah kalimat yang mungkin pernah kita dengar yang menyatakan bahwa “Kita tidak perlu kehilangan nafas untuk merasakan mati. Cukup hapuslah kata Pengharapan dalam kamus kehidupan kita.”

Artinya apa? Artinya kita bisa memilih untuk merespon setiap perasaan dan peristiwa yang kita alami, untuk menyerah atau tidak. Dan Pentakosta yang baru saja kita alami adalah lambang dari Roh Kudus kehadiran-Nya membawa harapan. Dan Roh itu yang juga hadir bagi Yehezkiel menunjukan sebuah harapan keselamatan. Penglihatan dari Tuhan kepada Yehezkiel diberikan untuk meyakinkan orang Israel yang terbuang bahwa mereka akan dipulihkan oleh Tuhan dan kembali ke tanah perjanjian lagi walaupun keadaan mereka sepertinya kelihatan suram.

Pemulihan dari Tuhan dalam pembacaan perikop ini menyangkut dua hal yaitu pemulihan jasmani, dimana umat Israel kembali ke tanah mereka dari pembuangan (ayat 7-8) dan pemulihan rohani kepada iman (ayat 9-10). Yehezkiel tahu kalau di tangan Allah, tidak ada yang mustahil. Karenanya, Yehezkiel menjawab: "Ya Tuhan Allah, Engkaulah yang mengetahui!" (ay. 1-3). Melalui nubuatan, tulang-tulang itu kemudian diubahkan-Nya menjadi tentara yang sangat besar (ay. 4-10). Tulang kering menunjuk pada kehidupan yang mati, bukan secara fisik melainkan secara rohani., hidup tanpa tujuan, tanpa pengharapan, dan tak lagi mampu melihat masa depan. Firman Tuhan bekerja lebih dahsyat daripada logika atau perkataan manusia. Mungkin kita dikatakan sebagai pribadi yang tak punya masa depan. Mungkin juga kita mengganggap diri kita sudah mati bagaikan tulang-tulang kering. Jika benar demikian, ingatlah bahwa bersama Tuhan yang hidup, kita selalu memiliki pengharapan.

Semangat hidup yang patah akibat tekanan persoalan yang tiada habisnya ibarat sesuatu yang mengeringkan tulang. Tetapi Kalau Tuhan ingin memulihkan keadaan seseorang, maka dia dapat melakukannya di manapun dan dalam keadaan separah apapun juga. Oleh karena itu bukalah diri dan mintalah Roh Kudus untuk hadir menghidupkan kembali tulang-tulangmu yang sudah kering akibat semangat hidup yang patah. Karena kehadiran-Nya sungguh memberi sebuah kehidupan baru yang penuh harapan dan keselamatan. 


Doa :

“Begitu banyak hal yang terjadi dalam kehidupan kami, dan tak sedikit membuat kami lelah,  kehilangan arah dan harapan. Namun ajar kami Ya Tuhan untuk terus berjuang, Roh Kudus pimpinlah kami! Karena Engkaulah sumber harapan dan keselamatan yang memulihkan hidup kami. Amin”


Cynthia J. K.

May 26, 202109:30
FIRMAN TUHAN PENUNTUN HIDUPKU - Renungan Malam - 25 Mei 2021

FIRMAN TUHAN PENUNTUN HIDUPKU - Renungan Malam - 25 Mei 2021

Mazmur 119:97-105

“Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.”


Tahun 1994 saya mulai hidup di Jakarta sebagai wartawan yang bertugas meliput di lapangan sehingga harus menguasai jalan-jalan di kota Jakarta. Padahal saat itu saya benar-benar orang kampung yang buta Kota Jakarta. Maka langkah yang saya lakukan adalah membeli sebuah peta.

Dari peta itulah saya mulai belajar dan mengenali rute-rute jalan yang ada sehingga mempermudah tugas saya dalam liputan. Beberapa tahun kemudian saya tidak perlu peta lagi, karena sudah hafal jalan-jalan yang ada, dan peta itu sudah tercetak di otak saya.

Sama halnya hidup ini. Kita hidup di dunia paling lama seratus tahun dan setelah itu kembali pulang ke rumah Bapa. Yang menjadi persoalan adalah kita belum pernah ke sorga, lalu lewat mana supaya sampai ke sana?. Tapi Allah itu kasih, Dia telah memberikan petunjuk dan mengirimkan jalan itu ke dunia. Dialah Yesus Kristus, Sang Firman yang menjelma menjadi manusia.

Oleh karena itu kalau ingin ke sorga, maka kita harus percaya kepada Jalan itu, mempelajari apa yang dikatakan-Nya agar kita tidak tersesat. Semakin kita belajar dari Firman Allah, kita akan semakin mengerti ke arah mana harusnya kita berjalan. Bukan hanya mengerti saja, tetapi kita juga harus berjalan, melaksanakan Firman itu, sehingga bisa sampai tujuan.

Pemazmur dalam bacaan yang kita baca tadi mengatakan, “Betapa kucintai TauratMu!” yang menunjukkan betapa Firman Tuhan itu berharga dalam kehidupan pemazmur. Dari Firman Allah inilah dia bisa menjadi orang yang lebih bijaksana, berakal budi, dan lebih mengerti kehidupan karena dia memegang Firman Allah. Firman itu juga menahan dirinya untuk berbuat jahat, sehingga tidak melanggar perintah Tuhan. “Firman itu menjadi pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku”.

Firman Allah menjadi sangat penting dalam kehidupan kita. Dunia yang kita huni saat ini penuh dengan kuasa kegelapan, yang terus merayu kita untuk lebih mencintai dunia kejahatan dan mencintai diri sendiri dibanding mencintai Tuhan. Oleh karena itu kita butuh peta jalan yang jelas dan terang untuk menerangai kehidupan kita sehingga hidup kita sesuai dengan rencana Tuhan. Itu bisa terjadi jika kita terus berusaha untuk mendengar, membaca, dan melakukan Firman Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu, mari kita terus berpegang pada Firman Tuhan agar kita tidak tersesat. Tuhan Yesus telah naik ke sorga untuk mencarikan tempat bagi kita. Dengan pertolongan Roh Kudus kita bisa berjalan dalam terang Firman Tuhan sehingga dapat hidup kudus hingga Tuhan memanggil kita. Kiranya Tuhan menolong kita. Amin.


POKOK DOA:

1.Kota Solo dan sekitarnya tetap dalam perlindungan Tuhan, menjadi kota yang aman dan diberkati Tuhan.

2.Penanganan pandemi Corona dapat berjalan dengan baik, program vaksinasi berjalan lancar dan protokol kesehatan dipatui oleh masyarakat kota Solo dan sekitarnya.


Sujud Swastoko

May 25, 202107:09
HIDUP SALING MEMPERHATIKAN - Renungan Pagi - 25 Mei 2021

HIDUP SALING MEMPERHATIKAN - Renungan Pagi - 25 Mei 2021

1 Korintus 12:24b-27

“Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita.”  (Efesus 1:16a)


Kadang kita tidak menyadari bahwa manusia satu dengan yang lainnya itu saling membutuhkan, terutama jika hidup dalam satu komunitas. Gereja merupakan komunitas orang-orang percaya, dimana anggota satu dengan yang lainnya juga saling membutuhkan. Namun kita tidak menyadarinya.

Ada kalanya seseorang merasa rendah diri dan merasa tidak berguna dalam sebuah kelompok. Seperti dalam sebuah komunitas kantor, ada seorang office boy (OB) yang merasa bahwa dia adalah orang yang paling tidak berguna di kantor tersebut. Setiap hari dia dengan setia membersihkan ruangan rapat, menyediakan minuman, membantu membelikan makan karyawan lain. 

Namun, suatu saat dia berpikir bahwa dia adalah orang yang paling tidak berguna di kantor tersebut. Sehingga dia malas untuk datang ke kantor. Pikirnya, “Paling saya tidak akan dicari, toh saya hanya seorang pesuruh.” 

Tetapi apa yang terjadi di kantor? Hari itu banyak orang yang naik darah. Mereka yang biasanya sudah disiapkan air minum, sekarang harus membuat sendiri. Fotocopy sendiri. Meja kotor tidak ada yang membersihkan. Tidak ada yang membelikan makan siang. Suasana kantor jadi tegang. Dan, semua mencari-cari dimana OB yang biasanya bekerja? Ternyata OB ini memiliki peran yang sangat besar bagi kantor tersebut.

Demikian pula dalam kehidupan di gereja, tidak ada orang yang tidak berguna. Semua adalah tubuh Kristus yang memiliki peran masing-masing. Mungkin Saudara hanya bisa berdoa untuk pelayanan gereja, atau hanya bisa membantu dalam kepanitiaan, atau paduan suara, tetapi peran saudara tetap penting. Jika satu menderita, yang lain juga akan merasakan menderita. Kita adalah komunitas yang berjuang dalam pengharapan. Semua memiliki peran masing-masing.

Oleh karena itu, marilah kita terus saling menopang, saling menguatkan. Tuhan sendiri berfirman, “Allah telah menyusun tubuh kita begitu rupa, sehingga kepada anggota-anggota yang tidak mulia diberikan penghormatan khusus, supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan.” (ay.24b-25)

Mari kita hidup saling memperhatikan karena kita adalah satu tubuh di dalam Kristus. Kiranya Tuhan menolong kita. Amin.


POKOK DOA:

1.Anak-anak yang sedang ujian sekolah dapat menggunakan waktu dengan baik untuk belajar dan lancar dalam mengerjakan ujian.

2.Seluruh tim pelayanan di GKI Coyudan (pengurus badan pelayanan jemaat, kepanitiaan yang ada, penatua, pendeta, pengerja, karyawan dan staf kantor gereja) diberikan kekuatan Tuhan dalam melaksanakan tugas pelayanan.


Sujud Swastoko

May 25, 202106:59
BIAR BERBEDA-BEDA KARUNIA TETAPI TETAP SATU ROH - Renungan Malam - 24 Mei 2021

BIAR BERBEDA-BEDA KARUNIA TETAPI TETAP SATU ROH - Renungan Malam - 24 Mei 2021

1 Korintus 12:7-11


Jemaat Korintus adalah jemaat yang sarat dengan karunia-karunia yang istimewa dari Tuhan. Mereka menyadari hal itu, tetapi rupanya mereka lebih memperhatikan kekayaan karunia yang mereka miliki ketimbang memperhatikan Allah, Sang Pemberi. Mereka tidak ingin mencari tahu maksud Allah memberikan karunia-karunia itu kepada mereka. Sebab yang penting bagi mereka adalah bagaimana karunia- karunia tersebut memenuhi segala kepentingan mereka dan memberi kepuasan. Rasul Paulus mengecam sikap seperti ini dari jemaat Korintus. 

Paulus mengingatkan mereka akan tiga kebenaran dasar. 

1. Ada Satu Roh. Roh Kudus memberi kita karunia yang berbeda-beda supaya kita dapat melayani Kristus dan jemaat-Nya, bukan untuk mencari kesenangan dan kepentingan pribadi.

2. Menjadi satu tubuh. Sebagaimana anggota tubuh kita yang saling memiliki dan saling membutuhkan, maka kita harus saling memperlengkapi satu dengan yang lain. Saudara seiman yang mungkin kita anggap tidak perlu, namun bisa jadi mereka adalah orang yang paling kita perlukan. 

3. Menjadi satu kekuatan. Kita harus melayani dan mempedulikan satu sama lain sebagai satu tubuh. Ketika salah satu anggota tubuh terlepas dari bagian yang lain, maka anggota itu mulai mati. Keretakan dan perpecahan dalam Jemaat mendatangkan kelemahan dan penderitaan, bila tiap tiap anggota tidak saling melengkapi.


Rasul Paulus menegaskan bahwa tidak boleh membuat ukuran derajat yang satu lebih tinggi dari yang lain. Benar bahwa ada berbagai karunia roh, tetapi harus diingat bahwa karunia roh kepada tiap-tiap orang untuk kepentingan bersama dan karunia roh diberikan kepada tiap-tiap orang yang dikehendaki Allah.

Untuk itu, hendaklah kita memberdaya-gunakan karunia-karunia roh untuk kesaksian yang benar di tengah kehidupan jemaat, dan untuk membangun tubuh Kristus yang utuh di tengah kehidupan masyarakat dan bangsa kita. Bukan berkompetisi serta mengintimidasi satu dengan yang lain, melainkan saling menopang, melengkapi serta mensyukuri karunia roh yang diberikan Allah bagi kita.


Johanis Melsasail

May 24, 202107:48
KAMU AKAN MENGETAHUI - Renungan Pagi - 24 Mei 2021

KAMU AKAN MENGETAHUI - Renungan Pagi - 24 Mei 2021

Yoel 2 : 18-27


Saudaraku,

Sungguh kita tidak akan dipermalukan lagi. Kita tidak akan dikucilkan lagi. Kita tidak akan berjuang sendirian lagi, sebab TUHAN, Panglima dan Pahlawan Gereja, ada di antara kita. Memang firman ini ditujukan Yoel kepada umat Israel di dalam masa kesusahan. Akan tetapi tidak salahnya kita membacanya di dalam situasi-kondisi bangsa saat ini. Suatu keadaan yang sangat kontras akan terjadi: masa kekeringan dan kelaparan (1:10-12, 16-18, 20) akan diganti dengan masa kesuburan dan kelimpahan (2: 19, 21-24, 26); tanaman dirusak oleh hama belalang (1:4) akan dipulihkan (2:25); ancaman dari bangsa yang kuat dan sangat besar jumlahnya (1:6) akan dijauhkan (2:19-20, 25); dan tidak akan dialami lagi (2:26-27).


Banyak kali kita diperlakukan tidak adil. Banyak kesempatan kita dipermalukan karena iman kepada Kristus. Banyak di antara kita yang dicopot dari jabatannya bahkan sulit mendapat jabatan karena iman. Hari ini TUHAN katakan : Kamu akan mengetahui bahwa Aku ini ada di antara orang Israel, dan bahwa Aku ini, TUHAN, adalah Allahmu dan tidak ada yang lain; dan umat-Ku tidak akan menjadi malu lagi untuk selama-lamanya." ( Yoel 2:27 ). 

Aku sudah mendengar jeritanmu. Aku sudah melihat perjuanganmu. Sekarang Aku datang untuk memperbaiki keadaanmu dan memberkati hidupmu; agar bangsa ini mengetahui dan mengenal Aku. Aku-lah Kristus Yesus, Tuhan dan Juruselamatmu."_


Saudaraku !

Hari ini, setelah saya membaca tulisan Yoel, saya mengingatkan kita semua, bahwa Firman ini harus dijadikan kekuatan hidup kita. Memang sudah lama wajah kita tertunduk malu. Kita tersipu-sipu karena orang merendahkan dan menghina iman kita. Tetapi sekarang, TUHAN sedang mengunjungi kita. Dia ingin memperbaiki masadepan kita. Lihatlah dan tataplah tinggal dalam Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita. Percaya dan beribadahlah kepada-Nya, sebab sejak firman ini disampaikan, Dia sedang bekerja memperbaiki hidup kita di Indonesia. Hal itu dibuat-Nya, supaya semua orang mengetahui, bahwa YESUS-lah TUHAN. Sekarang, hapuslah air matamu, karena Dia menolongmu, karena Dia memberkatimu!..Amin.


POKOK DOA:

1. Untuk semua pelayan Tuhan di GKI Coyudan.

2.Untuk jemaat yang sakit, dan dalam pemulihan.

3. Untuk proses vaksinasi.

4. Untuk ujian anak-anak sekolah.


Johanis Melsasail

May 24, 202108:51
SAKSI YANG TAAT - Renungan Malam - 22 Mei 2021

SAKSI YANG TAAT - Renungan Malam - 22 Mei 2021

KISAH PARA RASUL 4:17-22


Petrus dan Yohanes harus berhadapan dengan sidang bukan oleh karena perbuatan jahat yang lakukan,namun oleh karena tindakan  kasih yang mereka kerjakan. Seorang laki-laki yang mereka temui ketika mereka memasuki bait Allah,seorang laki-laki yang meminta sedekah dari setiap orang  yang datang ke bait Allah. Mungkin karena kondisinya sudah berlangsung lama,orang lumpuh itu tidak memiliki harapan yang lebih,setiap hari menjalani rutinitas hidupnya. Namun perjumpaannya dengan Petrus dan Yohanes,mengubahkan hidupnya. Saat orang lumpuh itu juga hanya berharap sedekah dari Petrus dan Yohanes,justru dia mendapatkan lebih dari apa yang diharapkannya. Petrus  tidak memberikan uang kepadanya,tetapi Petrus memberikan harta yang sangat berharga yang dia punya yakni Yesus Kristus yang berkuasa untuk mengubah kehidupan dan memberikan pengharapan serta pemulihan bagi orang lumpuh itu khususnya.

Perbuatan kasih dan kesaksian Petrus inilah yang membuat dirinya dan Yohanes harus berhadapan dengan sidang. Pemimpin-pemimpin agama tidak suka dengan apa yang dilakukan oleh Petrus dan Yohanes. 


Dalam persidangan itu Petrus berbicara dengan berani apa yang sesungguhnya telah terjadi,bahwa dengan kuasa dan dalam Nama Tuhan Yesus yang telah disaliblah dia menyembuhkan orang lumpuh itu. Karena tidak alasan untuk menahan mereka maka merekapun dilepaskan. Namun,mereka diancam supaya mereka tidak lagi memberitakan Nama Yesus. Tetapi mereka memilih untuk taat kepada Allah daripada taat kepada manusia. Mereka tidak bisa dilarang dan diancam untuk tidak memberitakan apa yang telah mereka lihat dan yang telah mereka dengar. Karena hanya dalam Nama Yesus ada keselamatan,maka mereka dengan keberanian dan ketaatan tetap bersaksi memberitakan sekalipun ditekan dan diancam.


Kita juga adalah saksi-saksi itu,mari kita belajar untuk menjadi saksi yang taat. Kita beritakan apa yang kita saksikan dan apa yang kita dengar serta kita alami tentang Yesus Kristus. Pilihlah untuk taat kepada Allah untuk memberitakan bahwa dalam Nama-Nya ada keselamatan. 

Tuhan Yesus memperlengkapi 🙏🙏


Maria Sampyuh

May 22, 202111:12
KUASA TAK TERBATAS - Renungan Pagi - 22 Mei 2021

KUASA TAK TERBATAS - Renungan Pagi - 22 Mei 2021

Keluaran 15:6-11


Masih ingatkah syair lagu ini: 

Tak terbatas kuasaMu Tuhan

Semua dapat Kau lakukan

Apa yang kelihatan

Mustahil bagiku

Itu sangat mungkin bagiMu 

Disaatku tak berdaya

KuasaMu yang sempurna

Ketika ku berdoa 

Mujizat itu nyata

Bukan karna kekuatan

Namun RohMu ya Tuhan

Ketika ku percaya

Mujizat itu nyata

Sebuah pujian yang mengingatkan akan keterbatasan- keterbatasan manusia dan kuasa Allah yang tak terbatas. Ada banyak hal yang tidak mungkin bagi manusia,namun tidak mustahil bagi Allah. 


Dan itulah yang dialami dan disaksikan oleh Musa dan bangsa Israel. Ketika bangsa Israel sudah keluar dari negeri Mesir,mereka tidak bebas begitu saja,karena nyatanya tentara mesir mengejar mereka,dan mereka juga harus berhadapan dengan laut teberau. Bisa dikatakan,bangsa Israel berhadapan dengan kekuatan manusia dan kekuatan alam. Secara manusia,mereka tidak akan selamat,mereka pasti habis,jika tidak oleh tentara Mesir,maka mereka akan mati oleh karena kekuatan alam yakni laut Teberau. Disaat manusia benar- benar tidak berdaya,Allah dengan kuasa-Nya yang tak terbatas menunjukkan bahwa tidak ada kekuatan manusia atau kekuatan alam yang tidak tunduk kepada-Nya. Dengan kuasa yang tak terbatas,Allah bertindak mengatasi ketidakberdayaan manusia. Musa dan bangsa Israel yang mengalami dan menyaksikan kuasa Allah itu,kemudian menyanyi bagi Allah,nyanyian syukur dan nyanyian pengakuan iman mereka bahwa tidak ada Allah seperti Allah mereka.


Kuasa Allah tidak berubah dan tidak berkurang. Jika Allah sanggup mengatasi ketidakberdayaan Musa dan bangsa Israel menghadapi kekuatan manusia dan kekuatan alam,maka kuasa Allah juga akan mengatasi segala ketidakberdayaan kita pada masa sekarang ini. Apa yang mustahil bagi kita,tidak mustahil bagiNya,apa yang sukar bagi kita,itu bukan hal yang sukar bagi Allah. Kekuatan alam tunduk kepadaNya,manusia tak akan sanggup menandingi kekuatanNya. Bernyanyilah bagi Tuhan,nyanyikanlah kasih setiaNya dan kekuatanNya.

Tuhan Yesus kiranya menyertai dan membuat berhasil setiap karya-karya kita 🙏🙏


Pokok doa: 

1. Perdamaian dan pemulihan dunia

2. Ibadah Pentakosta

3. Ujian penilaian akhir semester untuk anak2 sekolah


Maria Sampyuh

May 22, 202111:18
KEBANGKITAN TUBUH #2 - Renungan Malam - 21 Mei 2021

KEBANGKITAN TUBUH #2 - Renungan Malam - 21 Mei 2021

I Korintus 15 : 35 - 44


Hal tentang kebangkitan tubuh sering tidak menjadi pergumulan yg penting bagi kehidupan orang percaya, karena kita masih hidup secara jasmani yg masih duniawi. Namun manusia jasmaniah yg duniawi ini hanya sementara dan se waktu² berlalu, seperti uap yg sebentar kelihatan lalu lenyap. Oleh sebab itu sikap hidup yg harus kita miliki adalah :

1. Merawat iman kita

Dalam Matius iman  digambarkan Tuhan Yesus seperti benih yg ditabur, ada yg jatuh dipinggir jalan, ditanah berbatu,disemak duri dan ditanah yg baik. Hal ini menunjuk tidaklah mudah merawat iman, ada banyak rintangan, tetapi tanggung jawab kita adalah merawat agar iman itu bertumbuh dan berbuah.

2. Tetap hidup dalam pengharapan.

Benih yg ditabur, harus mati dahulu baru tumbuh dan hidup. Ini menggambarkan proses kehidupan, dan tidak semua benih akhirnya tumbuh dan hidup.Saat hari kedatangan Tuhan semua orang akan mengalami kebangkitan tubuh, namun ada yg dibawa tapi juga ada yg ditinggalkan Luk 17³⁴

Oleh sebab itu hidup dalam pengharapan tidak sekedar me nanti² kan Tuhan, tetapi hidup terus menerus dengan tetap merawat iman serta tetap berharap pada Tuhan.

Pengharapan pada Tuhan akan mengarahkan kita dari keterbatasan yg ada pada Tuhan yg tidak terbatas 

Pengharapan pada Tuhan membuat kita tidak mudah putus asa dan kecewa,

Pengharapan pada Tuhan memampukan kita untuk menghadapi segala bentuk rintangan dan tidak ada yg mustahil. 

Dalam masa sulit kita tetap dimampukan menjadi berkat lewat turur kata yg menyejukkan,

sikap yg membawa damai ditengah kerusuhan, dan selalu menebar kasih lewat perbuatan baik kita.

Kiranya dimasa penantian kedatangan Tuhan, Kasih dan pemeliharaanNya boleh kita alami.  Amin


Pdt. Em. Peter Ch. W.

May 21, 202106:48
KEBANGKITAN TUBUH #1 - Renungan Pagi - 21 Mei 2021

KEBANGKITAN TUBUH #1 - Renungan Pagi - 21 Mei 2021

I Korintus 15 : 35 - 44


Ada banyak pandangan tentang kebangkitan tubuh,

Ada yg berpandangan kalau hidup didunia ini baik, maka di kehidupan yg akan datang ia akan dilahirkan kembali dalam keadaan yg lebih baik, 

tetapi kalau dalam kehidupan saat ini banyak berbuat jahat, maka dikehidupan mendatang akan dilahirkan sebagai makhluk hina.

Demikian juga Jemaat di Korintus memiliki pertanyaan kebangkitan seperti apa?, sehingga Paulus menjawab  pertanyaan mereka di ayat 35 dengan tubuh apakah mereka akan datang kembali?

Paulus berbicara tentang hal² yg sulit dipahami oleh siapapun, 

namun ia berbicara fakta sekalipun tidak mudah dibuktikan, 

Karena persoalan² iman.

1. Kebangkitan tubuh yg berbeda dengan sekarang.

Paulus menerangkan di ayat 37 - bahwa kebangkitan itu digambarkan seperti biji yg ditanam  tapi yg tumbuh bukan biji melainkan tanaman,

bahkan Paulus mengatakan ;

ada tubuh sorgawi dan ada tubuh duniawi, tetapi kemuliaan tubuh sorgawi lain dari pada kemuliaan tubuh duniawi.

Hal ini menjelaskan bahwa tubuh kebangkitan berbeda dengan saat ini.

2. Kebangkitan tubuh yg mulia.

Pada ayat 42 - 44 Paulus berkata ; tubuh sekarang dapat rusak, tetapi tubuh yg akan datang tidak dapat rusak.

Perubahan itu dapat kita lihat,

Kecantikan masa muda memudar,

kemuliaan manusiapun memudar, 

tanpa terasa sudah tua dan pada saatnya meninggal, 

tubuh ini hina, lemah dan akan dibangkitkan dalam kemuliaan, dalam kekuatan

dan tidak akan berubah apa lagi rusak, karena kekal.

3. Kebangkitan Kristus jaminan kebangkitan kita.

Hal ini yg terpenting, karena ini menjadi dasar dari iman dan pengharapan kita kepada Kristus Yesus, 

sehingga Paulus berkata ; Jika Kristus tidak dibangkitkan sia² lah pemberitaan kami dan sia² lah juga kepercayaan kamu dan lebih dari itu kami berdusta terhadap Allah, 

dan sia² lah pengharapan kamu, karena kamu masih hidup dalam dosa.( I Kor 15 : 14 - 17 )

Oleh karena itu marilah kita selalu bersyukur, karena tidak ada satu perkara apapun yg dapat memisahkan kita dari kasih Allah yg ada didalam Kristus Yesus Tuhan kita.

Kiranya Tuhan senantiasa menyertai kita.  Amin


POKOK DOA

1. Pemerintah dalam mengatasi Pandemi.

2. Bencana NTT dll.

3. Kesehatan kita.


Pdt. Em. Peter Ch. W.

May 21, 202109:17
TUBUH KEBANGKITAN - Renungan Malam - 20 Mei 2021

TUBUH KEBANGKITAN - Renungan Malam - 20 Mei 2021

1 Korintus 15 : 42 - 49


Pagi tadi kita telah merenungkan bagaimana Tuhan Allah membentuk manusia dari debu tanah yang rapuh, mati,  tapi kemudian Tuhan Allah memberi nafas hidup kepadanya. Sehingga ia menjadi manusia yang hidup. Namun demikian, manusia yang hidup itu tidaklah tetap hidup, sebab cepat atau lambat, hidupnya di dunia ini akan berakhir, ia akan mati.

Nah, pertanyaan umum dan sering kita dengar adalah : "dengan tubuh yang bagaimana yang akan mereka miliki setelah dibangkitkan ?"

Pertanyaan yang sama juga dipertanyakan oleh orang2 Korintus pada saat itu. Apalagi sebagian dari mereka tidak percaya pada kebangkitan orang mati. Pertanyaan ini bukanlah pertanyaan yang mudah dijawab oleh siapapun, karena orang yang ditanya itu belum pernah mengalaminya. Namun demikian, dibacaan kita petang hari ini Rasul Paulus ingin menjawab pettanyaan2 itu.

Perhatikan bacaan kita. Di sini Rasul Paulus berusaha menjawab pertanyaan2 ini dengan menggunakan 2 gambaran sederhana yaitu :

Pertama, bahwa kebangkitan tubuh terjadi, digambarkan seperti biji atau benih yang ditanam.

Benih itu harus mati dahulu tetapi kemudian Allah membangkitkan benih itu dengan memberikan tubuh yang baru menurut yang dikehendaki-Nya, sesuai dengan jenis masing2 benih yang ditanam. Benih yang ditabur jelas berbeda dengan tanaman yang telah tumbuh. Begitu pula kata Rasul Paulus dengan kebangkitan orang mati. 

Rasul Paulus berkata : "Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan. Ditaburkan dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan. Ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan. Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah" (ay.42-44).

Jadi tubuh yang ada sekarang yang dari debu, berbeda dengan tubuh setelah kebangkitan.

Kedua, adalah seperti Adam manusia pertama, dan Kristus sebagai Adam yang terakhir. Jika Adam yang pertama menjadikan kita keturunannya sebagai makhluk yang hidup, maka Adam yang terakhir, yaitu Kristus memberi kita roh yang menghidupkan (ay.45). Adam yang pertama berasal dari debu tanah dan bersifat jasmani tapi Adam yang terakhir berasal dari Sorga (ay.47,48). Karena itu, sama seperti kita telah mamakai tubuh jasmani, maka nanti kita akan memakai tubuh sorgawi (ay.49)

Dari uraian Firman Tuhan ini, kita diingatkan bahwa hidup ini tidak berhenti, berakhir, tamat atau selesai dengan kematian tubuh. TIDAK !. Bagi kita yang percaya kepada  Kristus yang mati dan bangkit, kita juga akan dibangkitkan dari kematian dengan tubuh yang baru. Tubuh seperti tubuh kebangkitan Kristus, yaitu tubuh sorgawi. Oleh karena itu, selama kita hidup di dunia ini, mari kita mempercayakan diri sepenuhnya kepada Kristus yang telah mati untuk dosa2 kita, tetapi juga yang telah menang dan bangkit. Marilah kita mengisi hidup ini dengan semangat dan pengharapan kebangkitan. Pelihara terus iman kita kepada Kristus yang bangkit. Yakini bahwa dibalik kematian ada kehidupan yang kekal bersama dengan Kristus di Sorga. Amin.


Doa :

- Berdoa untuk bangsa dan negara kita yang merayakan Hari Kebangkitan Nasional.

- Berdoa untuk gereja dan pelayanannya.


Dari: Pdt. Em. Anthon K.

May 20, 202110:36
INGAT, HANYA DEBU - Renungan Pagi - 20 Mei 2021

INGAT, HANYA DEBU - Renungan Pagi - 20 Mei 2021

Kejadian 2 : 4 - 7 .


"Ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup" Kej. 2:7.

Kalau kita memperhatikan bagaimana Allah menciptakan Langit dan Bumi serta segala isinya di Kitab Kejadian pasal 1, maka kita akan menemukan bahwa Tuhan Allah menciptakan semua itu dengan Firman-Nya. Selalu didahului dengan kalimat : "BERFIRMANLAH ALLAH". Tapi ketika Tuhan Allah menciptakan manusia, dikatakan : "Tuhan Allah membentuk manusia dari debu tanah".

Kata "membentuk" dari kata Ibrani "Yatsar" yg berarti "memberi bentuk". Seperti seorang tukang periuk yang membentuk karyanya yang luar biasa berdasarkan ide, pemikirannya sendiri tentang apa yang ia bentuk. Jadi kalau dikatakan : "Tuhan Allah membentuk manusia", maka Allah adalah Sang tukang periuk Agung yang memiliki citra mengenai manusia di dalam pikiran-Nya. Ia merancang dengan baik lalu membentuk manusia itu.

Lalu dikatakan selanjutnya bahwa : "Tuhan Allah membentuk manusia itu dari debu tanah". Bahan yang dipakai untuk membentuk manusia adalah "debu tanah". Pemakaian kata "debu" di PL menunjuk pada butiran2 halus yang ada dipermukaan tanah (Kel.8:16,17). Para penafsir sepakat mengatakan bahwa "debu" menggambarkan ketidak permanenan atau kerapuhan, kehinaan hidup manusia. Manusia diciptakan dari debu tanah, diciptakan untuk mengusahakan tanah (ay.5), dan nanti akan kembali menjadi tanah. Bagaimanapun besarnya dan mulianya kehidupan manusia, sebenarnya manusia adalah abu, debu, bahan yang mati, yang tidak mempunyai kehidupan dalam dirinya sendiri.

Selanjutnya dikatakan: "dan mengkembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya". Dari benda yang mati dihembusi nafas oleh Tuhan Allah sehingga manusia itu hidup. Kalau bahan yang mati itu dapat bergerak dan hidup, itu bukan kemampuan manusia itu sendiri. Tapi nafas dan kehidupan yang dimiliki oleh manusia itu adalah karunia dan pemberian Allah. Jadi nafas hidup itu bukan dalam kuasa manusia, tapi dalam kuasa Allah sang pemilik kehidupan itu. Firman Tuhan di Maz. 104:19b "Apabila Engkau mengambil roh (nafas) mereka, mereka mati binasa dan kembali menjadi debu".

Ketika manusia (Adam dan Hawa) jatuh dalam dosa, Tuhan menyatakan bahwa manusia akan bekerja keras hingga berpeluh, dan sesudah itu manusia akan kembali menjadi tanah, karena manusia diambil dari debu, dan akan kembali menjadi debu (Kej.3:19). 

Ya, ketika manusia jatuh dalam dosa  ia kehilangan citra Allah dalam dirinya, dan sesungguhnya manusia hanyalah debu biasa. Ketika manusia jatuh dalam dosa, sesungguhnya di dalam pandangan Allah, manusia sudah mati.

Oleh karena itu, satu2nya cara untuk mengembalikan manusia kepada kondisi sebelum jatuh dalam dosa hanyalah dengan cara menebus manusia dengan kematian Tuhan Yesus yang datang dari Sorga, karena apa yang  berasal dari Sorga bukan berasal dari debu (1 Kor.15:48). Jadi hanya Tuhan Yesus yang mampu memulihkan citra Allah dalam diri manusia yang percaya kepada-Nya.

Sebagai orang2 yang telah ditebus, mari kita pelihara persekutuan dan hubungan yang baik dengan Tuhan, karena hanya dengan demikian kita akan hidup.


Doa : 

Tuhan yang telah membentuk manusia dari debu tanah dan menghembusi nafas hidup. Tolonlah kami untuk menjaga kehidupan yang Engkau anugerahkan kepada kami dengan taat dan menjaga persekutuaan yg baik dengan-Mu. Amin.


Pdt.Em.Anthon K.

May 20, 202109:07
HATI YANG GEMBIRA - Renungan Malam - 19 Mei 2021

HATI YANG GEMBIRA - Renungan Malam - 19 Mei 2021

Yohanes 16:22 (TB)  Demikian juga kamu sekarang diliputi dukacita, tetapi Aku akan melihat kamu lagi dan hatimu akan bergembira dan tidak ada seorang pun yang dapat merampas kegembiraanmu itu dari padamu


Kegembiraan, adalah satu kata yang diinginkan manusia. Manusia menginginkan kegembiraan dalam hidupnya. Mengapa? Karena kegembiraan membawa harapan,semangat dan senyum dalam hidup yang penuh dengan tantangan. Apalagi di masa sulit seperti sekarang ini, kegembiraan adalah kekuatan untuk tetap menjalani hari demi hari. 

Namun, apakah arti kegembiraan dalam iman kita kepada Kristus? 

Apakah kegembiraan itu adalah ketiadaan dukacita dan airmata? 

Dalam Yoh 16:22 Yesus mengatakan kepada para muridNya sebelum IA akan disalibkan, bahwa suatu hari ketika mereka melihat Yesus kembali maka disitulah kegembiraan  sejati itu akan mereka alami. Kegembiraan yang tidak akan bisa dirampas dan direbut oleh siapapun dan apapun. jalan menuju kegembiraan sejati adalah pengharapan yang kita rasakan ditengah dukacita dan perjuangan hidup kita hari ini. Sama seperti para murid, setelah Yesus mati, bangkit dan naik ke surga, kehidupan mereka akan penuh dengan perjuangan. Tetapi meski perjuangan untuk menjadi saksiNya adalah perjalanan yang tidak mudah, pengharapan akan kegembiraan sejati itulah yang menguatkan mereka. 

Kegembiraan sejati bukanlah ketika hidup kita dipenuhi dengan materi atau hal-hal yang bersifat duniawi. Kegembiraan sejati, adalah sebuah pengharapan pada pertemuan kita kelak dengan Yesus yang kita cintai. Bertemu dengan Yesus, adalah kerinduan yang membawa kita, untuk tetap berjalan dan kuat menanti hari itu tiba. Mari, tetap melangkah dengan penuh pengharapan menuju pada Sang Kegembiraan yang sejati. 


Doa malam:

Ya Allah, sumber hidup dan gembira kami, dalam pengharapan padaMulah kami percaya bahwa hari-hari suka dan duka ini dapat kami jalani. Amin.


Pdt. Keshia H.S.

May 19, 202106:07
RASA BERSALAH KARENA MENGINGAT KASIH ALLAH - Renungan Pagi - 19 Mei 2021

RASA BERSALAH KARENA MENGINGAT KASIH ALLAH - Renungan Pagi - 19 Mei 2021

EZRA 9:5-15 


Nats: 

Ezra 9:9-10 (TB)  Karena sungguhpun kami menjadi budak, tetapi di dalam perbudakan itu kami tidak ditinggalkan Allah kami. Ia membuat kami disayangi oleh raja-raja negeri Persia, sehingga kami mendapat kelegaan untuk membangun rumah Allah kami dan menegakkan kembali reruntuhannya, dan diberi tembok pelindung di Yehuda dan di Yerusalem. Tetapi sekarang, ya Allah kami, apa yang akan kami katakan sesudah semuanya itu? Karena kami telah meninggalkan perintah-Mu,


Rasa bersalah adalah sebuah beban yang berat dalam kehidupan manusia. Apalagi, jika rasa bersalah itu timbul justru bukan karena kemarahan ataupun hukuman yang di berikan kepada kita sebagai orang bersalah. Tetapi justru lahir dan menjadi sebuah beban tersendiri karena kesalahan itu membuat pihak yang menjadi "korban" tidak menghakimi kita yang bersalah. Justru, karena kebaikan hatinya, padahal ia adalah korban dari kesalahan kita, rasa bersalah itu justru semakin menjadi dan menghantui. Pernahkah kita berada di posisi tersebut? Sungguh sebuah kondisi yang begitu tidak menyenangkan. 

Penyesalan menjadi sebuah pukulan telak justru karena kita merasa begitu dicintai dan dikasihi. 

Rasa bersalah yang sangat besar tampak dari pengakuan dosa Ezra atas kesalahan bangsa Israel yang sudah diijinkan Allah untuk kembali bisa membangun rumah ibadah mereka di tengah masa perbudakan yang berat. Kesalahan bangsa Israel karena mereka lagi dan lagi melanggar perintah Allah tentang kawin campur dengan orang-orang yang tidak percaya kepadaNya. Ezra tertunduk, terduduk dan begitu malu mengakui betapa bangsanya lagi-lagi mengecewakan Tuhan. Sehingga dalam penggalan pengakuan dosa yang ia sampaikan kepada Allah, ia justru mengingat betapa Allahlah yang sudah membuat bangsa Israel menjadi bangsa yang diampuni ditengah perbudakan. Dengan cara Allah yang membuat bangsa Israel dipercaya untuk kembali membangun rumah ibadah mereka, mengapa dosa kembali bangsanya lakukan. 

Tak terhitung, banyaknya kita pernah mengecewakan Tuhan. Sehingga, mungkin pernah membuat kita menyerah. Tetapi percayalah, ingatan pada kasih sayang Tuhan, yang timbul justru ketika kita mengakui dosa kita, sesungguhnya adalah sebuah penghiburan dan pengingat betapa kita seharusnya berjuang untuk tidak mengecewakan Tuhan. Hari ini, mari memulai dengan sebuah tekad untuk terus mengingat dan mengenang kasih Tuhan, agar itulah yang menjadi tameng kita dari semua godaan dosa. 


Doa pagi: 

Ya Allah, kami ingin selalu mengingat betapa Tuhan mengasihi kami orang berdosa ini. Agar kami dapat terus melawan godaan dosa dalam kasih SayangMu. Amin


 Pdt Keshia H.S.

May 19, 202107:00
MARI KITA BERCERMIN - Renungan Malam - 18 Mei 2021

MARI KITA BERCERMIN - Renungan Malam - 18 Mei 2021

Titus 1:16

Mereka mengaku mengenal Allah, tetapi dengan perbuatan mereka, mereka menyangkal Dia. Mereka keji dan durhaka dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik. 


Mari kita bercermin: Apakah kehidupan anda sudah selaras dengan Iman? silakan periksa tanda-tanda gejala ini dalam kehidupan anda.


Gejala Pertama adalah KEJI. dalam bahasa latin disebut “bdeluktos” yang merujuk pada penyembahan berhala.  Apakah anda ternyata menuhankan yang lain? jika anda terlalu memikirkan segala sesuatu terkait uang. Kerja banting tulang demi menambah uang. Bahkan tidak pernah merasa cukup. Bisa jadi kita sudah menuhankan uang jika kita rela melakukan apa saja, bahkan jalan terjahat pun kita terobos demi ambisi tercapai. bisa jadi kita sudah menuhankan ambisi. Atau jika anda mengejar hal-hal lain di luar Tuhan Allah hingga segalanya anda korbankan? bisa jadi anda sudah bergejala kekejian. 

Gejala Kedua adalah DURHAKA. dalam bahasa latin disebut ‘apeithes’ yang berarti tidak percaya, tidak taat, dan keras kepala.  Jika anda terlalu banyak mengabaikan pesan, teguran, atau arahan dari Firman Tuhan. Bisa jadi anda masuk dalam gejala durhaka. 

Gejala ketiga adalah  TIDAK SANGGUP BERBUAT BAIK. dalam bahasa latin disebut ‘adokimos‘ yang bisa berarti: gagal uji, tidak layak, atau palsu. Jadi menurut gejala ini, perbuatan baik orang-orang itu sebenarnya tidak lulus uji, tidak layak, atau palsu. Mereka bisa terlihat berbuat baik namun perbuatan baik mereka tidak berkenan di hadapan Allah. Mereka bisa menyimpan motivasi yang jahat saat berbuat baik. Mereka mungkin juga melakukan perbuatan baik yang palsu untuk menipu orang lain.


Apakah kita sudah mengenali gejala-gejalanya? Jika ada, mari kita periksakan lebih lanjut dengan TUHAN, Sang Tabib yang Agung.  

“Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” I Yohanes 1:9


Doa :

Ya Roh Kudus, selidikilah sampai kedalaman batin kami, sadarkanlah apa yang tidak kami sadari. Lingkupilah kami dengan anugerah-Mu. Amin


Pdt.Daniel K.G

May 18, 202104:35
IMAMAT RAJANI - Renungan Pagi - 18 Mei 2021

IMAMAT RAJANI - Renungan Pagi - 18 Mei 2021

Bil 8:21-22

Orang Lewi itu menghapus dosa dari dirinya dan mencuci pakaian mereka, kemudian Harun mengunjukkan mereka sebagai persembahan unjukan di hadapan TUHAN, dan mengadakan pendamaian bagi mereka sambil mentahirkan mereka. Sesudah itu masuklah orang Lewi untuk melakukan pekerjaan jabatan mereka di Kemah Pertemuan, di bawah pengawasan Harun dan anak-anaknya. Seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa mengenai orang Lewi, demikianlah dilakukan kepada mereka.


Suku Lewi dipilih khusus oleh TUHAN untuk melakukan pekerjaan di Kemah Pertemuan, tempat umat berjumpa dengan TUHAN . Mereka melakukan pelayanan dalam ritual Ibadah sebagai perantara umat berjumpa dengan TUHAN melalui persembahan bakaran, puji-pujian, atau doa-doa.

Sebelum mereka ditahbis melakukan pekerjaan suci itu,  mereka harus menjalani proses penyucian dosa : mempersembahkan korban penghapusan dosa, ditumpangi tangan oleh orang Israel, sampai akhirnya dilayakkan menjadi kepunyaan TUHAN ( Bil 8:5-22) dengan kata lain, suku lewi menjadi perantaraan umat untuk menjumpai TUHAN dalam ibadah.

Dalam anugerah Kristus, sekarang kita pun diberi kesempatan oleh TUHAN untuk melayani-Nya. Bukan hanya suku lewi saja, tetapi semua suku dipanggil dan dipilih.  Perhatikan 1 Petrus 2:9 “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib”

Kata “Imamat yang Rajani” merujuk pada fungsi Imam sebagai perantara perjumpaan TUHAN dengan umat. Sama seperti suku lewi, kita semua telah disucikan dalam nama Yesus. Diselamatkan dan dikasihi oleh anugerah-Nya. Kalau suku lewi memperjumpakan TUHAN dengan umat israel kala itu, kita memperjumpakan TUHAN dengan siapa saja yang kita temui di jalan dan segala tempat.

Dengan kata lain, kita adalah saksi, murid, dan imamat yang rajani. Memperjumpakan Kristus lewat mezbah masing-masing. Mezbah kantor, mezbah sekolah, mezbah rumah tangga, mezbah di manapun kita diutus ke sana.

Maka mari kita responi panggilan dan kesempatan ini menjadi imamat yang rajani yang memperjumpakan kasih, kebaikan, dan anugerah TUHAN kepada mereka yang kita jumpai setiap hari. 


Doa 

“Tuhan, syukur pada-Mu kami telah dilayakkan menjadi imamat rajani. Mampukam kami untuk memperlihatkan siapa Engkau kepada setiap mahkluk yang kami jumpai. Amin”


Pdt. Daniel KG

May 18, 202105:33