Homerie
By Homerie
HomerieJan 01, 2021
Tips Mengajari Balita Olahraga Lari
Lari adalah olahraga yang cocok bagi orang dewasa, remaja, maupun anak-anak, termasuk balita. Jenis olahraga yang murah (bahkan gratis) ini mudah dipelajari oleh anak-anak. Si kecil sangat menikmati kegiatan ini. Buktinya, dia berlari-lari sambil tertawa-tawa, bukan? Dan mereka akan terus berlari-larian meskipun kita larang, bukan?
Pertanyaannya, bolehkah kita mengajak balita (usia PAUD atau TK) berlari dalam konteks olahraga? Dalam arti, berlari serius yang memiliki tujuan, bukan sekadar berkejar-kejaran. Contohnya, berlari di jogging track taman atau lintasan lari stadion.
Boleh. Bahkan sangat dianjurkan!
Mengapa?
Juga, bagaimana sebaiknya mengajari balita berlari yang gampang, aman, dan menyenangkan?
Temukan semua jawabannya di episode podcast Homerie yang singkat-padat-jelas ini. Selamat menyimak, Ayah-Bunda….
Meminjam Pendekatan Homeschooling di Era Pandemi
Di episode ini, Keluarga Kecil Homerie berbicara mengenai siasat mendidik anak di era school from home seperti sekarang. Sepertinya, para orang tua atau wali murid banyak yang resah dengan aktivitas belajar-mengajar yang didominasi oleh sistem daring alias online ini. Ayah-Bunda juga merasakannya?
Keresahan biasanya karena bujet internet yang membengkak, sinyal internet yang lemot, tidak ada ponsel pintar atau laptop untuk si anak, sampai alasan nonteknis seperti, “Apakah efektif pembelajaran tanpa tatap muka dengan guru begini?”
Kita mungkin lupa, jauh sebelum korona mewabah, sebagian orang tua telah menerapkan sistem #homeschool alias sekolah rumah. Anak mereka tidak pernah ke sekolah dan tidak bertemu sama sekali dengan guru, tetapi banyak yang berhasil.
Sistem pendidikan homeschooling memang bukan asal-asalan. Ini sistem yang bagus dan diakui oleh negara.
Sekalipun orientasi Ayah-Bunda tetap sekolah formal, tidak ada salahnya mencoba mengadaptasinya sekarang. Menurut kami, sistem #homeschooling cocok sekali diterapkan untuk memaksimalkan pembelajaran formal yang saat ini sedang dibatasi.
Mengapa? Bagaimana? Simak podcast ini sampai habis.
Tas Darurat Bencana untuk Keluarga
Gempa bumi, tsunami, letusan gunung, banjir, longsor, likuefaksi, puting beliung, kebakaran, dll. terus mengintai setiap daerah di Indonesia. Setiap daerah, kapan saja.
Hanya karena kita tidak pernah mengalaminya, bukan berarti selamanya kita aman dari bencana-bencana itu. Bukannya berharap atau menantang, tetapi tidak ada salahnya bersiap-siap, bukan? "Pray for the best, prepare for the worst," kata orang sono. Atau kalau kata orang sini, "Sedia payung sebelum hujan."
Tas darurat bencana (emergency backpack) ini adalah salah satu upaya kita menyiapkan "payung" sebelum "hujannya" benar-benar turun.
Apa saja isi tas ini? Kenapa penting untuk disiapkan sekarang juga, biarpun kita sedang disibukkan oleh korona? Kami coba rangkumkan secara simpel dalam podcast parentalk Homerie kali ini, meliputi:
- Alat untuk bertahan hidup
- Dokumen penting tiap anggota keluarga
- Pakaian cadangan
- Alat pembersih badan dan pakaian
- Alat kerja
- Obat-obatan
- Uang
Masukkan semuanya ke dalam satu tas ransel. Atau yang bisa masuk dompet, masukkan dompet.
Ketika bencana mulai terjadi, kita sudah tidak perlu berpikir apa-apa lagi. Tinggal tarik tas darurat itu dan dompet yang kita pakai sehari-hari, lalu ajak semua anggota keluarga lari ke tempat yang aman. Begitu konsepnya.
Jangan lupa, share episode ini bila dirasa bermanfaat. Terima kasih!
Mengapa Kami di Homerie Setuju UN Dihapus
Ayah-Bunda pasti sudah tahu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, atau Mendikbud Nadiem Makarim resmi menghapus Ujian Nasional (UN). Tahun 2020 adalah UN terakhir, setelah itu tidak ada lagi UN. Sebagai gantinya, Mas Menteri katanya bersama jajaran Kementerian sudah menguji coba metode asesmen kompetensi minimum dan survei karakter.
Kenapa UN harus dihapus? Apa "ujian" penggantinya menjanjikan? Simak episode kali ini.
Baca juga artikel mengenai tema ini di blog Homerie.
11 Kegiatan Asyik untuk Anak di Kereta
Kereta adalah perjalanan darat yang paling nyaman, aman, sekaligus murah. Namun, perjalanan kereta juga bisa memakan waktu hingga belasan jam, kalau jaraknya jauh. Bagaimana cara menyiasati waktu sepanjang itu supaya tidak terasa membosankan, terutama bagi anak-anak? Ayah-Bunda bisa mencoba ini:
- Tidur saja
- Makan atau minum
- Melihat pemandangan jendela
- Main HP
- Mengobrol
- Bermain dengan anak penumpang lain
- Membaca
- Bermain jembatan kaki
- Pijat-pijatan
- Membuat film
- Meracik makanan
Untuk lebih jelasnya, yuk, dengarkan Bunda Homerie #BerbagiTips di podcast ini. Dan akhirnya, selamat bepergian dengan kereta bersama si kecil, Ayah-Bunda!
-----
Selain podcast, Homerie juga hadir di:
Follow dan subscribe juga, ya.... :)
Bunda, Ayah, Kok Aku Tidak Cantik? :(
Apa yang Anda katakan bila tiba-tiba si buah hati bertanya, "Kenapa aku tidak cantik, Ma? Pa?" Sebagian orang tua akan mencoba menyangkalnya dengan, "Cantik, kok! Siapa yang bilang tidak cantik?" Kalau perlu, ditambahkan dengan, "Pasti matanya perlu dikucek-kucek, kok bisa-bisanya bilang anakku tidak cantik!?" Hehehe...
Di Homerie, pendekatan kami sedikit berbeda. Daripada berusaha menyangkal atau membuktikan kecantikan anak kita dengan berbagai upaya, kami lebih memilih membenahi dasar berpikir si anak. Selengkapnya, yuk, tonton simak podcast parenting ini....
*****
Selain podcast, Homerie juga hadir di:
Follow dan subscribe, ya. Terima kasih :)
Penyayang Binatang Kok Memakan Binatang?
Di Keluarga Kecil Homerie, kami selalu menekankan anak-anak dan diri kami sendiri untuk menyayangi binatang. Semut sekalipun, dilarang dibunuh! Kecuali, tentu saja, bila tidak sengaja. Kami juga tidak pernah menonton pertunjukan-pertunjukan yang mengeksploitasi binatang, seperti sirkus lumba-lumba, topeng monyet, dan sebagainya. Sebab, kami tengarai pertunjukan-pertunjukan semacam itu melibatkan penyiksaan terhadap hewan yang menjadi bintangnya.
Namun, saat Iduladha kemarin, Ara tiba-tiba bertanya, “Kalau kita ini penyayang binatang, kenapa menyembelih kambing dan sapi?”
Terus terang, kami agak bingung menjawabnya, karena tidak menyangkanya. Secara logika, kita memang tidak akan menyakiti siapapun atau apapun yang kita sayangi.
Untuk lengkapnya, simak podcast episode perdana ini... ;)