#KultumAsmara
By @ekow_oke
Di mana pun kita, mari menjadi pribadi bahagia ~
#KultumAsmaraNov 12, 2020
Gadis, Tas Periplus, dan Kacamata Minus
Gadis, tas periplus, dan kacamata minus
Di sebuah sore yang manis
Masihkah kau menenteng tas periplus
Dan mengenakan kacamata minus
Untuk menemani perjalananmu
Yang jauh?
Di sebuah halaman yang sempat kau baca
Kau bercerita;
Ada daftar kosakata C dua
Yang mesti kita hafal
Dan fasih mengucapkannya
Di tas periplus yang kau kalungkan
di lengan tangan kanan
Adakah kau simpan seikat angan
Atau catatan-catatan masa depan
Yang seharusnya segera dituntaskan?
Di tas periplus berwarna coklat
Kau menyimpan harap lekat-lekat
Hari-hari kita makin dekat
Tapi mengapa kau lebih dahulu berangkat?
Apa lagi yang kau simpan
Di tas periplusmu yang penuh kenangan?
26/08/23
Hujan Masih Turun
Hujan masih turun di halaman depan
dan ruangan ini masih saja dingin
walau tungku api telah menyala sedari pagi
sudah pula kuseduh kopi dengan hangatnya angan
lengkap dengan kudapan siap saji
Apakah kau juga tengah menghadapi sepi yang sama?
[Special Episode] - Han... - Ucik Fuadhiyah
Episode spesial kali ini menyuguhkan puisi karya penyair ternama dari Semarang, Ucik Fuadhiyah. Puisi ini adalah versi alih bahasa dari geguritan (puisi bahasa Jawa) dengan judul Han... yang termuat dalam kumpulan geguritan Gendari Marang Drestarastra (Gendari Kepada Drestarastra). Buku ini kemudian dialihbahasakan ke dalam bahasa Indonesia oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah. Puisi Han... jadi sangat istimewa karena kedalaman nuansa dan maknanya. Untuk itu, peluklah episode ini dengan cinta ~
[KultumAsmara] - Diam-Diam Kakak-Adikan
Mungkin kamu selalu mempertimbangkan hal-hal kecil. Yang sebenarnya bisa saja risikonya tidak terjadi, bahkan tidak akan pernah terjadi. Misalnya, kalau kamu mengatakannya sekarang, dia akan marah, lalu membencimu, kemudian meninggalkanmu. Kamu sakit, kamu sendiri, sedangkan dia pergi. Ah, nggak siap dengan semua itu. Ya, tapi itu mungkin bukan?
Tapi, nggak ada salahnya, kamu mulai mikir ngobrol serius sama dia. Mungkin nanti malam di meja makan?
#KultumAsmara
[KultumAsmara] - Januari
Januari mungkin menjadi bulan yeng tepat untuk melapangkan segala kesah yang telah lalu. Juga menjadi bulan yang pas untuk merencanakan senyuman di langkah-langkah mendatang. Terima kasih telah berani menyambut Januari dengan tegar dan berani. Jangan pernah patah asa. Setiap misteri menuntut ditaklukkan. Setiap nasib harus direngkuh dengan kebahagiaan.
#KultumAsmara
[Special Episode] - Sore Hari di Bawah Pohon Kersen - Amry Rasyadany
Puisi adalah doa. Dia membuat manusia tetap menjadi manusia. Maka bertahanlah dengan puisi itu, sebelum kau dihabisi waktu. (Amry Rasyadany, 2020).
Podcast episode spesial kali ini menyuguhkan salah satu puisi dalam buku "Dampamu" karya Amry Rasyadany. Puisi ini begitu spesial karena terangkum dalam puisi-puisi pilihan satu dasawarsa yang ditulis oleh Tuan Penyair. Untuk itu, mari kita nikmati hujan Januari dengan puisi istimewa ini. Selamat menikmati.
Jatuh pada Hasrat
Jatuh cinta pada selera yang kita ciptakan sendiri, kadang memang melahirkan kemungkinan patah hati. Namun, bukankah hasrat adalah penggerak rasa yang membuat kita terus hidup dan memperjuangkan kehidupan? Jadi, mari kita setia pada apa yang kita percaya. Melalui puisi ini, semoga kita jatuh pada hasrat membahagiakan dan menggairahkan. Kita mulai 2022 dengan riang gembira! #KultumAsmara season II datang memelukmu ~
[Special Episode] - Mungkin Kita Hanya - Nugroho Putu
Episode ini merupakan seri spesial dari Podcast #KultumAsmara karena puisi yang dibacakan adalah karya penyair ternama, Nugroho Putu, dengan judul "Mungkin Kita Hanya". Puisi ini menjadi salah satu karya spesial di bukunya berjudul Mungkin Kita Hanya, terbitan Elex Media tahun 2021. Selamat menikmati!
Kelas Baru dan Pesta Nanti Malam
Buku itu adalah ranjang tidurku
Sementara kini kaugenggam untuk merenggut mimpi-mimpiku
#kultumasmara
Satu Juz Sudah Kita Baca Bersama
Saya lalu menata mozaik secara absurd
Entah jadi apa jika asal tempel saja
Kurangkai keramik demi keramik rupa warna
Ikut pada kata imajiku meski tak kunjung temu jua
Saya coba rangkai mozaik ini
Tiba-tiba matamu datang sebiru mediterania
Dalam dan tenang menyimpan permata
Diam dan manja menjadi angin musim semi
Matamu yang sihir mengalihkan konsentrasi
Kedipmu yang maut meluruhkan segenap kontemplasi
#kultumasmara
Jalan Berkabut
Pagi yang dingin menuju tanganmu
mengantarkan kita pada satu sesak di dada
dengan diam-diam kita mulai tahu
masa persimpangan punggung segera tiba
#kultumasmara
Saling Menunggu
Di pusat kota yang lengang
bukankah kita pernah berjanji
untuk bertemu menikmati sunyi?
Ya, semuanya menjadi tidak mudah
saat kita berbincang tentang cinta ~
Bersama Kapal Tampan Ini
Perdebatan panjang
dengan nahkoda di dermaga El-Kantoui
Aku yang menang
sebab kemenangan terbesar dalam hidupku
ialah mendapatkanmu~
Biru Flamboyan Mediterania
Mediterania yang flamboyan
beranjaklah dengan cinta
temui ia; katakan segenap rindu ini
miliknya~
Hatrandapu
Rindu sore itu dengan jam tangan yang hendak kau minta
sebagai tanda bahwa segenap waktuku
sepenuhnya hakmu ~
Nyanyian Kerinduan
Gelisah kemarin malam
Resah saat kuteguk teh hangat itu
Pagi bersama denyut nadi yang membahana
Rindu tak bisa ditawar lagi
Tak berhenti berontak meminta obat~
Sajak Perindu
Untukmu penyendiri berpayung rindu
Tidak ada yang lebih menggairahkan
Selain mengenangnya sambil bersimpuh
di taman kota ~
Danau Cinta
Siang itu, kita habiskan waktu di danau cinta. Kita tuang segala resah dan asmara jadi segala~
Rindu
Karena rindu, kita menjadi anak-anak yang dimabuk beragam permainan
Semua untukmu; kuserahkan!
Perpisahan
Selalu berat saat kita berbicara tentang perpisahan. Namun, kita harus menghadapinya dengan lapang dada. Sebab, mengenang adalah jalan satu-satunya untuk bertegur sapa dengan segala hal yang telah tiada ~
Persinggahan
Walau sebentar, persinggahan telah memberi kita sedikit kebahagiaan tanpa kepura-puraan. Untuk itu, tidak sampai hati kita saling melupakan ~
Antara November-Desember
Pergi dan pulang
adalah perjalanan kehidupan
Sudah sepantasnya kita bahagia
di antara keduanya
Kita tidak meninggalkan apa-apa
Tidak pula, kehilangan apa-apa~
Menanti Mekar Bunga Lotus
Berbicara rindu memang tidak ada habisnya. Kita hanya bisa pasrah. Adakah belajar ikhlas yang paling paripurna, yang melebihi punggung perindu; menanti hujan syahdu? Mari kita menikmati bunga-bunga lotus yang mekar, agar sesaknya hati beralih jadi ruang-ruang sabar~
Riwayat
Tersadar dari sesuatu yang semu; bukan berarti kita kalah
kita telah menang
paling tidak, memenangkan perasaan kita sendiri
selamat terbang.
Aku juga akan menemukan langitku sendiri ~
Selamat Datang Musim Dingin
Han, sahabat termanisku
Aku tidak hendak mengucapkan maaf atau terima kasih
Aku hanya ingin mengajakmu merayakan
apa yang semestinya dirayakan
dan mengikhlaskan
apa yang sepatutnya diikhlaskan~
Aku Jatuh pada Matamu yang Basah
Cinta yang sulit; saat salah satu dari kita, hanya menganggap ini sebatas ujian
Ujian atas cinta yang lain. Apakah adil saat kita hanya dianggap batu kerikil?
Memang cinta kadang tidak adil. Tapi perjuangan, biarlah turut andil;
untuk menemu hasil.
Siapapun kamu, tetaplah berjuang; maju untuk menang!
Kembali pada Laut
Sajak untuk Sahabatku, Jauhari Umar; sebagai kado pernikahannya. Puisi ini, saya tulis ketika di Tunis. Saya baca, untuk melepas masa lajangnya. Selamat, selamat, dan selamat menjadi dewasa yang paripurna. Selamat menikmati laut yang luas ~
Secangkir Senja
Rindu, gelas kosong, teh hangat, senja, dan kamu yang tak pernah ada; menjadi aku di sini, yang terus menikmatimu, dekat-dekat, dan lekat-lekat ~