Lentera Literasi
By Heri Ismawanto
Lentera LiterasiMar 18, 2024
Doa Jausan Khabir
Kehadiran (Hughuri)
Khotbah ke 25 Nahjul Balagha
Keluarga Kudus
Majelis Duka Asyura, Inspirasi Kebangkitan Islam yang Banyak Dilupakan Ummat (Bacaan Buku/Hal. 1-15)
(Ismail Amin Pasannai)
Syahid Murtadha Muthahari, pemikir Islam dari Iran pernah
mengatakan dalam ceramahnya (kumpulan ceramahnya
dihimpun dalam buku "Hamaseh Husaini" (Kebangkitan
Husaini)) bahwa ada tiga kelompok yang membunuh Imam
Husain as.
Pertama, mereka yang membunuh jasad Imam Husain as di
Padang Karbala, yaitu mereka yang tergabung dalam
pasukan Yazid dan Ibnu Ziyad, yang melakukan pembantaian
sadis secara fisik atas Imam Husain as.
Kedua, mereka yang membunuh kehormatan dan nama baik
Imam Husain as, yaitu kelompok yang menganggap kematian
Imam Husain as adalah kematian biasa, sebagaimana
umumnya kematian yang harus diterima para pemberontak
dihadapan penguasa. Termasuk dalam kelompok ini, mereka
yang meyakini Imam Husain as berada pada pihak yang
benar dan gugur sebagai syuhada, namun tetap memberi
pembelaan kepada para pembunuhnya dan menekankan
kepada ummat untuk melupakan saja peristiwa itu. Lebih jauh
lagi, memusuhi dan menghalangi mereka yang mengadakan
atau ingin mengadakan majelis-majelis duka mengenang
tragedi sejarah 10 Muharam 61 H tersebut.
SMS Lebaran yang Bikin Jengkel
Halo semuanya,
jumpa lagi bersama saya
di Podcasth Lentera Lirerasi Cahaya bagi Kita semua. Kali ini, Saya akan membacakan cerpen dengan judul SMS Lebaran yang Bikin Jengkel karya dari Sujiwo Tejo. Langsung saja mari kita dengarkan!
Cerpen Cak Nun: Ijazah
Halo semuanya,
Jumpa lagi bersama saya Heri Sitakka
di Podchast Lentera Literasi, cahaya bagi kita semua
Kali ini saya akan bacakan cerpen karya Emha Ainun Nadjib dengan judul Ijazah.
Langsung saja yuk kita dengarkan.
Cerpen Seno Gumira Ajidarma: Dodolitdodolitdodolibret (Ilmu berjalan di atas air)
Halo semuanya,
Salam lentera literasi cahaya bagi kita semua
Kali ini saya membacakan cerpen dengan judul Dololitdodolitdodolitbret karya Seno Gumira Ajidarma.
Langsung saja mari kita dengarkan.
Kang Kasanun
Halo...
Salam lentera literasi, cahaya bagi kita semua
kali ini saya akan membacakan cerpen dengan judul Kang Kasanun.
Cerpen ini ditulis oleh KH. Ahmad Mutofa Bisri (Gus Mus). Yuk langsung saja kita simak!
MBAH SIDIQ
Halo semuanya,
jumpa lagi di Lentera Literasi, Cahaya bgi kita semua
Kali ini teman saya akan membacakan sebuah cerpen karya KH. A. Mustofa Bisri dengan judul Cerpennya Mbah Sidiq.
Langsung saja, mari kita dengarkan
Selepas Senja Hari Itu
Ativisme
Pelajaran ke 5 subtema 1 tema 7
Pembelajaran ke 4 subtema 1 Tema 7 Kelas 4
Pembelajaran ke 4 subtema 1 Tema 7 Kelas 4
Bersiap Kecewa Bersedih Tanpa Kata
Sebuah cerpen yang ditulis oleh Sastrawan Indonesia bernama Putu Wijaya. Cerpen ini telah dimuat pada Harian Kompas tahun 2011
Irfan Praktis : Maqam Zuhud
Wahai Yang Teramat Lembut
Salah satu puisi karya Jalaluddin Rumi atau Rumi. Kali ini dibacakan oleh rekan Saya Mini. Beliau ini adalah pecinta sastra juga, terutamanya puisi.
Hanya Engkau
Hanya engkau merupakan salah satu syair dari tokoh besar sufistik Jalaluddin Rumi
Menjadi Orangtua Yang Manusiawi
Terkadang Orangtu lupa akan perannya terhadap anak-anaknya.
Maka jangan heran jika anak, suatu saat juga lupa akan perannya terhadap orangtuanya.
Jadilah orangtua secara sungguh-sungguh buat anak-anak kalian, karena sesuatu yang dilakukan dengan sungguh-sungguh akan membawa perubahan. Lebih lengkapnya mari kita dengarkan podcast berikut ini...
Yaqazah : Awal dari Perjalan Suluk
Yaqazah merupakan tahapan paling awal sekali dalam perjalan suluk atau mendekatkan diri kepada Allah SWT. Lebih jelasnya mari simak audio berikut ini
Lelaki Bersarung dan Secangkir Kopi
Sebuah cerpen yang ditulis oleh Rusman Sopian. Cerpen ini saya kuti di Kompasiana. Selamat menikmati
Arbain dan Syair Suluk
Arbain dan Sair Suluk
Amalan arbain atau empat puluh hari, adalah suatu istilah akhlak dan irfani dengan pengertian seorang hamba pesalik berkhalwat selama empat puluh hari dengan program-program riyadah. Para ulama, khususnya mereka yang punya masyrab dan maslak irfani, dalam hal menyucikan diri (tahdzib dan tazkiyah nafs) memandang bilangan empat puluh sebagai suatu hal yang penting untuk itu. Menurut mereka bilangan ini punya efek dan pengaruh khusus dalam pencapaian aktualitas potensi-potensi manusia dan penyempurnaan malakah-malakah akhlaki serta perolehan derajat-derajat makrifat.
Dalam suatu hadits disebutkan bahwa Rasulullah Saw bersabda:
من اخلص لله اربعين صباحا ظهرت ينابيع الحكمة من قلبه علي لسانه
Barangsiapa yang ikhlas untuk Allah selama 40 hari maka akan memancar hikmah dari hati pada lisannya.
Dalam Surah Al-Baqarah ayat 53 dan Surah Al-A’raf ayat 142, terdapat penjelasan tentang miqat empat puluh hari (malam) hadhrat Musa as:
و اذ واعدنا موسی اربعین لیله
Dan (ingatlah), ketika Kami berjanji kepada Musa (memberikan Taurat, sesudah) empat puluh malam…
و واعدنا موسی ثلاثین لیله و اتممناها بعشر فتم میقات ربه اربعین لیله
Dan telah Kami janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam.
Sebagian mufasir berpandangan bahwa empat puluh malam itu adalah tiga puluh malam dzulqaidah dan sepuluh malam awal dari dzulhijah, sebagaimana terdapat dalam riwayat dari Imam Shadiq as.
Bagi kita, rahasia miqat empat puluh malam Nabi Musa as tentulah tidak jelas, namun dengan adanya riwayat Rasulullah Saw: Barangsiapa yang ikhlas untuk Allah selama 40 hari maka akan memancar hikmah dari hati pada lisannya, disamping dua ayat tentang miqat tersebut, maka sedikit banyaknya terdapat kejelasan tentang amalan khusus empat puluh hari ini. Bisa jadi seorang salik, lewat amalan tersebut akan mencapai suatu tingkat kesucian batin sehingga layak baginya memperoleh derajat-derajat makrifati dari Allah Swt.
Menurut Shadrul Muta’alihin Mulla Shadra, rahasia ditetapkannya bilangan empat puluh tersebut hanya para nabi dan wali Tuhan yang mengetahuinya. Beliau dengan menukil suatu pernyataan dari filosof besar Iluminasi Suhrawardi, menjelaskan tentang rahasia bilangan tersebut bahwa Hak Swt membentuk lempung hadhrat Adam as selama empat pulu hari; sebagaimana terdapat dalam riwayat:
خمرت طینه آدم بیدی اربعین صباحا
“Aku ciptakan lempung Adam dengan tanganKu empat puluh hari”.
Tuhan menciptanya sesuai dengan kondisi alam syahadah dan alam gaib. Dalam setiap harinya memberikannya setiap tingkatan dari potensi kekuatan untuk kebutuhan dimensi alam syahadahnya (yakni kehidupan duniawi). Antara dia dan alam-alam gaib muncullah hijab-hijab, dan terjauhkanlah ia dari sisi Hak Swt. Oleh karena itu, agar dia dapat keluar dari hijab-hijab ini dan dekat kepada Hak Swt, maka ia butuh suatu amalan arbain yang ikhlas.
Melanjutkan topik ini, Mulla Shadra lantas mengisyaratkan tentang sumber penentuan jumlah empat puluh untuk khalwat, riyadah, dan mujahadah para urafa. Demikian pula riwayat tersebut menarik para urafa dalam riwayat lain tentang sabda Rasulullah Saw, barangsiapa dari umatku yang menjaga (menghapalkan) empat puluh hadits yang menjadi kebutuhan masyarakat dalam perkara agama, maka Tuhan akan membangkitkannya pada hari kiamat sebagai seorang ulama dan faqih.
Simpelnya, bagi yang ingin mendapatkan kesucian batin perlu melakukan program-program riyadah yang bersifat fokus dan amalan arbain ini menjadi salah satu alternatif yang dianjurkan oleh urafa.
Perbedaan Baal Dan Maqam
Mengenal Syiah Lebih Dekat
Sebuah pengalaman dari seorang pendeta yang berasal dari Turki. Pengalamannya itu memutar balikkan pandangannya tentang Islam. Awalnya beliau berfikir islam itu erat kaitannya dengan terorisme. Semuanya begitu berubah ketika beliau ketemu langsung dengan mereka, melalui ahlak yang ditampilkannya beliau sadar bahwa pandangan sebelumnya sangat keliru.