Skip to main content
Magdalene's Mind

Magdalene's Mind

By Magdalene Indonesia

Supporting Diversity, Empowering Minds
Available on
Apple Podcasts Logo
Castbox Logo
Google Podcasts Logo
Overcast Logo
Pocket Casts Logo
RadioPublic Logo
Spotify Logo
Currently playing episode

Episode 16- Perempuan dalam Fiksi

Magdalene's Mind May 25, 2019

00:00
55:37
Sinta Nuriyah: Merawat Toleransi, Mendorong Inklusi - Tadabbur Ramadan Episode 6 Season 2

Sinta Nuriyah: Merawat Toleransi, Mendorong Inklusi - Tadabbur Ramadan Episode 6 Season 2

Di bulan Ramadan kali ini, Sinta Nuriyah tak absen mengadakan Sahur keliling. Kegiatan ini telah dilakoninya sejak tahun 2000,  ketika suaminya Abdurahman Wahid alias Gus Dur masih menjadi Presiden keempat Indonesia.  Di usianya yang senja, tak redup semangatnya  memberikan tausiyah soal betapa pentingnya Islam rahmatan lil ‘alamin di negeri yang majemuk ini. Dia paham betul bagaimana agama yang dipolitisasi berdampak buruk terhadap perempuan dan kaum minoritas. 

Pemikirannya yang kritis juga melahirkan narasi baru yang mendorong pembicaraan soal kesetaraan gender di lingkup pesantren dan  komunitas masyarakat Islam pada umumnya lewat kajian kritis atas kitab kuning. Buku itu membongkar ajaran agama yang telah diyakini banyak orang selama lebih satu abad.  

Simak kisah Sinta Nuriyah, legenda hidup sosok perempuan yang merawat toleransi, pejuang hak perempuan dan kelompok rentan, dibawakan  Emma Rahmawati, Koordinator Gusdurian Jombang, Pengasuh di Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Seblak Khoiriyah Hasyim Jombang serta simpul Rahima Jawa Timur, dan anggota Jaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI)

Tadabbur berarti merenungkan atau memerhatikan dengan seksama dan mendalam. Pada Season 2 Tadabbur Ramadan ini, kamu akan mendengar kisah para perempuan pejuang di Nusantara yang dinarasikan oleh para ulama perempuan yang tergabung dalam KUPI.  Para tokoh ini bukan saja telah berjuang melawan kolonial tapi juga penjajahan atas hak-hak perempuan di masanya, sekaligus memberi kontribusi pada perkembangan Islam Nusantara.

Tadabbur Ramadan adalah produksi Magdalene.co, bekerjasama dengan KUPI, dan didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. Kunjungi Magdalene.co dan follow MagdaleneID di Instagram, TikTok, Facebook, Twitter dan YouTube. 

Apr 05, 202412:24
Siti Walidah Dahlan: Al Quran Menjamin Hak Perempuan atas Pendidikan - Episode 5 Season 2 Tadabbur Ramadan

Siti Walidah Dahlan: Al Quran Menjamin Hak Perempuan atas Pendidikan - Episode 5 Season 2 Tadabbur Ramadan

“Swargo Nunut, Neroko Katut”. 

Ke surga ikut, ke neraka terbawa. 

Pepatah Jawa ini cukup terkenal dan seringkali digunakan untuk menasehati perempuan agar patuh pada suami. Jika seorang suami masuk surga maka istrinya juga akan masuk surga, jika suami masuk neraka maka istrinya juga akan ikut. 

Namun itu tak berlaku bagi Nyai Walidah. Menurutnya pemahaman yang demikian itu justru bertolak belakang dengan Al Quran. Perempuan, menurutnya, juga mesti sama berilmu dengan laki-laki.  

Istri  K.H Ahmad Dahlan ini tekun mengajari para buruh di Kauman dengan ilmu agama, membaca, dan menulis. Dia juga mendirikan perkumpulan pengajian perempuan bernama Sopo Tresno. Perkumpulan ini  rutin mengadakan pengajian yang membahas ayat-ayat al-Quran dan Hadits, khususnya yang berkaitan dengan hak dan kewajiban perempuan. Sejak itu banyak perempuan di Kauman mulai memahami  hak-haknya dan di antara mereka turut menentang kawin paksa. Pada 1917 pendirian organisasi perempuan Muhammadiyah, Aisyiyah, resmi dilakukan, dan berkembang pesat di nusantara hingga kini.  

Simak kisah Siti Walidah yang dibawakan Ninin Karlina, Anggota Majelis Pembinaan Kader Pimpinan Pusat Aisyiyah, sekaligus Simpul Rahima dan Jaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) Jawa Tengah 

Tadabbur berarti merenungkan atau memerhatikan dengan seksama dan mendalam. Pada Season 2 Tadabbur Ramadan ini, kamu akan mendengar kisah para perempuan pejuang di Nusantara yang dinarasikan oleh para ulama perempuan yang tergabung dalam KUPI.  Para tokoh ini bukan saja telah berjuang melawan kolonial tapi juga penjajahan atas hak-hak perempuan di masanya, sekaligus memberi kontribusi pada perkembangan Islam Nusantara.

Tadabbur Ramadan adalah produksi Magdalene.co, bekerjasama dengan KUPI, dan didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. Kunjungi Magdalene.co dan follow MagdaleneID di Instagram, TikTok, Facebook, Twitter dan YouTube.

Apr 02, 202412:48
Asmah Syahruni: Perempuan Memimpin, Mendorong Perubahan Tadabbur Ramadan: Episode 4 Season 2

Asmah Syahruni: Perempuan Memimpin, Mendorong Perubahan Tadabbur Ramadan: Episode 4 Season 2

“Jangan meminta jatah atau keistimewaan karena kodrat perempuan kita. Tapi, kita harus menuntutnya jika memang layak untuk kita.” 

Prinsip itu dipegang teguh Asmah Syahruni, perempuan pejuang lintas zaman. Dia adalah guru di masa kolonial dan pendudukan Jepang. Lalu, menjadi anggota DPR periode 1955-1965. Asmah juga memimpin Muslimat Nahdatul Ulama dan menjadi satu dari lima perempuan generasi pertama politisi perempuan di kalangan NU.

Sepanjang hidupnya dia mendorong dan menyuarakan agar perempuan dapat berkontribusi dengan leluasa di berbagai bidang. Termasuk di dunia politik dan juga menjadi seorang pemimpin.

Simak kisah Asmah Syahruni yang dibawakan Pera Sopharianti, Direktur perhimpuan Rahima, salah satu inisiator Kongres Ulama Perempuan Indonesia KUPI dan anggota Majelis Musyawarah KUPI. 

Tadabbur berarti merenungkan atau memerhatikan dengan seksama dan mendalam. Pada Season 2 Tadabbur Ramadan ini, kamu akan mendengar kisah para perempuan pejuang di Nusantara yang dinarasikan oleh para ulama perempuan yang tergabung dalam KUPI.  Para tokoh ini bukan saja telah berjuang melawan kolonial tapi juga penjajahan atas hak-hak perempuan di masanya, sekaligus memberi kontribusi pada perkembangan Islam Nusantara.

Tadabbur Ramadan adalah produksi Magdalene.co, bekerjasama dengan KUPI, dan didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. Kunjungi Magdalene.co dan follow MagdaleneID di Instagram, TikTok, Facebook, Twitter dan YouTube.

Mar 28, 202415:15
 Rahmah El Yunusiah: Melawan Diskriminasi Lewat Pendidikan - Tadabbur Ramadan Episode 3 Season 2

Rahmah El Yunusiah: Melawan Diskriminasi Lewat Pendidikan - Tadabbur Ramadan Episode 3 Season 2

Rahmah El Yunusiyah tidak pernah mengenyam pendidikan formal. Ruang geraknya pun banyak dibatasi dalam kehidupan sosial di masyarakat.  Namun berkat bimbingan ayahnya, seorang  hakim agama dan cendekiawan Islam, kakak-kakaknya yang mengajarkannya membaca, dan sejumlah ulama terkenal di Minangkabau, ia mendapatkan pendidikan yang menginspirasinya untuk membangun sekolah perempuan.  Diniyyah Putri, sebuah sekolah khusus perempuan, didirikan pada 1923 pada masa penjajahan Belanda. Diniyah Putri ikut dalam pergerakan Permi (Persatuan Muslimin Indonesia) yang secara aktif menentang praktik penindasan penjajah. Rahmah juga  mendirikan Perserikatan Guru-Guru Poetri Islam di Bukittinggi, dan pernah juga menjadi ketua panitia penolakan Kawin Bercatat dan Ketua Penolakan Organisasi Sekolah Liar.


Rahmah memahami pentingnya pendidikan bagi perempuan untuk memahami hak-hak dasar mereka sebagai anggota masyarakat. Spirit Rahmah El-Yunusiah patut kita teladani sebagai perempuan indonesia, bagaimana perempuan mampu berdaya dan berkarya di circle terkecil dan ruang khidmah masing-masing untuk kemaslahatan bersama, khususnya para perempuan.


Simak Kisah Rahmah El Yunusiyah yang dibawakan oleh Siti Nurkholilah dari Jaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI).


Tadabbur berarti merenungkan atau memerhatikan seksama dan mendalam. Pada season kedua ini, kamu akan mendengar kisah para perempuan pejuang di Nusantara. Mereka yang bukan saja telah berjuang melawan kolonial, namun juga penjajahan atas hak-hak perempuan di masanya, sekaligus memberi kontribusi pada perkembangan Islam Nusantara. Tadabbur Ramadan adalah produksi Magdalene.co bekerja sama dengan Jaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI), didukung Kementerian Komunikasi dan Informatika

Mar 26, 202410:30
Opu Daeng Risadju, Penggerak Anti Penjajahan - Tadabbur Ramadan: Episode 2 Season 2

Opu Daeng Risadju, Penggerak Anti Penjajahan - Tadabbur Ramadan: Episode 2 Season 2

Opu Daeng Risadju adalah gelar yang diberikan kepada Famajjah. Perempuan yang mewarisi darah bangsawan Kerajaan Luwu itu lantang menyuarakan propaganda anti penjajahan hingga menempatkan dirinya sebagai ancaman bagi Belanda. 

Kisah perjuangan Famajjah mengingatkan kita pada sejarah perkembangan Islam yang dan peran para perempuan di dalamnya, termasuk Khadijah binti Khuwailid dan Asma binti Abu Bakar. Tak hanya itu, dalam medan peran, peran para sahabiyat juga menonjol. Di antara nama yang berjuang pada garis depan adalah Nusaibah binti Ka’ab atau Ummu Imarah Al-Anshariyyah. 

Simak kisah Opu Daeng Risadju yang dibawakan Ratna Ulfatul Fuadiyah, Pengasuh Pondok Pesantren MDQ Nur Iman, Purworejo, Jawa Tengah yang juga anggota  jaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia, KUPI dan simpul Rahima.  

Tadabbur berarti merenungkan atau memerhatikan dengan seksama dan mendalam. Pada Season 2 Tadabbur Ramadan ini, kamu akan mendengar kisah para perempuan pejuang di Nusantara yang dinarasikan oleh para ulama perempuan yang tergabung dalam KUPI.  Para tokoh ini bukan saja telah berjuang melawan kolonial tapi juga penjajahan atas hak-hak perempuan di masanya, sekaligus memberi kontribusi pada perkembangan Islam Nusantara.

Tadabbur Ramadan adalah produksi Magdalene.co, bekerjasama dengan KUPI, dan didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. Kunjungi Magdalene.co dan follow MagdaleneID di Instagram, TikTok, Facebook, Twitter dan YouTube.

Mar 22, 202412:28
Kartini dan Agama yang Memanusiakan - Tadabbur Ramadan Episode 1 Season 2

Kartini dan Agama yang Memanusiakan - Tadabbur Ramadan Episode 1 Season 2

Dalam sebuah surat kepada Stella Zihandelaar dan Abendanon, RA Kartini "mengeluh" karena disuruh membaca Al Quran tanpa tahu isi kandungannya.  Ini pula yang mendorongnya untuk menginspirasi seorang Kiai asal Semarang, Kiai Sholeh Darat, untuk menerjemahkan Alquran ke dalam Bahasa Jawa.  


Banyak hal yang dilakukan Kartini sesungguhnya memiliki dimensi spiritual yang amat tinggi. Ia melakukan apa yang menjadi misi Islam, yakni membebaskan manusia dari ketertindasan. Simak kisah Kartini yang dibawakan Nyai Siti Rofiah Dosen Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Walisongo Semarang, Pengasuh Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah Salatiga, Anggota Jaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI).

 

Tadabbur berarti merenungkan atau memerhatikan seksama dan mendalam. Pada Season 2 Tadabbur Ramadan ini, kamu akan mendengar kisah para perempuan pejuang di Nusantara yang dinarasikan oleh para ulama perempuan yang tergabung dalam KUPI.  Para tokoh ini bukan saja telah berjuang melawan kolonial tapi juga penjajahan atas hak-hak perempuan di masanya, sekaligus memberi kontribusi pada perkembangan Islam Nusantara.


Tadabbur Ramadan adalah produksi Magdalene.co, bekerjasama dengan KUPI, dan didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. Kunjungi Magdalene.co dan follow MagdaleneID di Instagram, TikTok, Facebook, Twitter dan YouTube.

Mar 19, 202416:25
Episode 7 Tadabbur Ramadan bersama Usman Kansong: Laki-laki Perlu Dukung Syiar yang Ramah Perempuan

Episode 7 Tadabbur Ramadan bersama Usman Kansong: Laki-laki Perlu Dukung Syiar yang Ramah Perempuan

Tadabbur berarti merenungkan atau memerhatikan seksama dan mendalam. Bersama para perempuan ulama, Magdalene mengajak kita semua  melihat kembali tafsir Al-Quran atas beberapa isu penting terkait perempuan.  Di episode kali ini, Redaktur Pelaksana Magdalene.co Purnama Ayu Rizky  berbincang dengan Usman Kansong, Dirjen Informasi Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, soal narasi yang tersebar di publik tentang perempuan dalam Islam. Mulai perkara  KDRT, perempuan pekerja, pernikahan anak, kekeliruan memahami Alquran dan Hadist terkait rumah tangga, perempuan dalam ekologi, dan keulamaan perempuan. 

Tadabbur Ramadan bersama Jaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia adalah produksi Magdalene, didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.

Apr 18, 202349:38
Episode 6 Tadabbur Ramadan Bersama Nyai Umdah El Baroroh: Merawat Bumi, Kewajiban Umat yang Diabaikan

Episode 6 Tadabbur Ramadan Bersama Nyai Umdah El Baroroh: Merawat Bumi, Kewajiban Umat yang Diabaikan

Umdah El Baroroh adalah dosen Institut Pesantren Mathaliul Falah, pendamping santri putri Mansajul Ulum, Pati, dan jaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia. Nyai Umdah mengajak kita merenungkan  tugas manusia sebagai khalifah di bumi. Yakni beribadah dan melestarikan kehidupan di bumi untuk merealisasikan kemaslahatan dan mencapai tujuan sa’adatud darain (bahagia di dunia dan akhirat). Dia juga bercerita bagaimana pandemi Covid 19 telah menguatkan kesadarannya untuk hidup lebih ramah lingkugan, sebagaimana firman Allah dalam surat Ali Imran 190-191 yang menganjurkan manusia memikirkan alam semesta. 

Simak penuturan lengkap Nyai Umdah El Baroroh dalam episode ke enam Tadabbur Ramadan. 

Tadabbur Ramadan bersama Jaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia adalah produksi Magdalene, didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia

Apr 14, 202308:20
Episode 5 Tadabbur Ramadan bersama Nyai Pera Sopariyanti: Antara Menikah dan Mengejar Cita-Cita: Bagaimana Islam Memosisikan Perempuan

Episode 5 Tadabbur Ramadan bersama Nyai Pera Sopariyanti: Antara Menikah dan Mengejar Cita-Cita: Bagaimana Islam Memosisikan Perempuan

Pera Sopariyanti adalah anggota Majlis Musyawarah KUPI, dan Wakil Ketua LKKNU Kab Bogor. Saat ini beliau menjabat sebagai Direktur Perhimpunan Rahima. Organisasi ini berfokus pada pendidikan dan informasi terkait Islam dan hak-hak perempuan. Sebuah kitab karya Syaikh Imam Nawawi al-Bantani yang menjadi salah satu kitab wajib di pondok pesantren khususnya bagi santri putri, membuat Pera risau. Kitab ini menerangkan relasi suami isteri yang menurutnya sangat timpang. Gambaran dalam kitab itu ia temukan dalam relasi guru-gurunya di pesantren bersama pasangan mereka. Dia mulai bertanya mengapa laki-laki lebih punya banyak kesempatan mewujudkan mimpi mereka, sementara perempuan sebaliknya, bahkan ketika menikah semua mimpinya terhenti? Dia bahkan sempat khawatir Ibunya berdosa sebab sangat aktif dan memberi pengaruh besar dalam keluarga terutama dalam pengambilan keputusan. Bagaimana akhirnya ia menemukan jawaban atas kegelisahannya?

Simak penuturan lengkap Nyai Pera Sopariyanti dalam episode ke lima Tadabbur Ramadan. 

Tadabbur Ramadan bersama Jaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia adalah produksi Magdalene, didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.

Apr 10, 202312:30
Tadabbur Ramadan Episode 4 bersama Nyai Fatmawati Hilal: Tidak Ada KDRT dalam Al-Quran

Tadabbur Ramadan Episode 4 bersama Nyai Fatmawati Hilal: Tidak Ada KDRT dalam Al-Quran

Fatmawati Hilal adalah seorang dosen Fiqh Siyasah dan Ilmu Falak, Program Studi Ilmu Falak, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Alauddin Makassar, Dia juga Sekretaris Pengurus Besar Darud Da’wah wal Irsyad (PB DDI) dan anggota RAHIMA, Jaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI).  Nyai Fatmawati menyaksikan situasi tidak adil gender sejak dirinya masih nyantri, termasuk kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang berulang kali terjadi di dekatnya. Sejak itu ia gelisah dan memupuk keberanian untuk bisa melawan, terlebih ketika menyaksikan perempuan yang tidak terima perlakuan buruk dari suami,  tidak punya keberanian melakukan perlawanan sebab takut dianggap dosa besar. Kondisi ini menurut Nyai Fatimah terjadi karena kebanyakan orang memahami Al-Quran dan Hadis secara tekstual. Sehingga memberi makna bahwa ketaatan kepada suami terutama dalam hubungan seksual adalah sesuatu yang mutlak, dan tidak boleh ditawar-tawar.  Laki-laki tidak perlu tahu, apakah isterinya sedang baik-baik saja atau malah tidak mood dalam melakukan hubungan seksual. Padahal semestinya tidak demikian.

Simak penuturan lengkap Nyai Fatimah Hilal dalam episode keempat Tadabbur Ramadan. 

Tadabbur Ramadan bersama Jaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia adalah produksi Magdalene, didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.

Apr 06, 202311:00
Tadabbur Ramadan Episode 3 bersama Nyai Najma Millah: Benarkah Islam Mendukung Pernikahan Anak?

Tadabbur Ramadan Episode 3 bersama Nyai Najma Millah: Benarkah Islam Mendukung Pernikahan Anak?

Najma Millah adalah pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid AL Islami Jember Jawa Timur, bagian dari Jaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI). Ketika  menikah, ia  tinggal di lingkungan pesantren tempat suami. Di sana Najma resah melihat  fenomena perkawinan usia anak, yang bahkan ikut dibenarkan oleh tokoh agama dan para tetua dengan dalil agama.  Nyai Najma Mila mengingatkan kembali soal bukti transmisial dan sejarah yang memperlihatkan bahwa Rasulullah SAW tidak mengawini Sayyidah Aisyah, kecuali saat beliau berusia 18 tahun.  Sebaliknya, justru Nabi Muhammad sangat memperhatikan pendidikan perempuan. Bahkan memposisikannya dalam ranah amat penting. Sebagaimana dikatakan األولي مدرسة االم (Al Ummu Madrasatul Ula). Ibu adalah  sekolah pertama bagi anaknya. Jika anak perempuan diputus akses pendidikannya, bagaimana mungkin ia akan menjadi guru pertama bagi anak-anaknya?.Simak penuturan lengkap Nyai Najma Millah dalam episode ketiga Tadabbur Ramadan. 


Tadabbur Ramadan bersama Jaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia adalah produksi Magdalene, didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia


Apr 04, 202313:14
Tadabbur Ramadan Episode 2 bersama Nyai Khotimatul Husna: Islam Mendukung Kiprah Perempuan di Ruang Publik

Tadabbur Ramadan Episode 2 bersama Nyai Khotimatul Husna: Islam Mendukung Kiprah Perempuan di Ruang Publik

Khotimatul Husna adalah Penyuluh Agama Islam KUA Kapanewon Banguntapan. Dia juga anggota Dewan Pengasuh Pesantren Bumi Cendekia Yogyakarta, dan anggota jaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia. Sebuah pesan dari Ibu selalu diingatnya, “Bentangkan tikar untuk mengajarkan kebaikan semampumu di manapun berada”. Ini membuat dia mempertanyakan sikap masyarakat yang resisten terhadap peran publik perempuan. “Mengapa perempuan harus diperlakukan tidak adil dan dilabeli negatif ketika berkiprah di ranah publik, meskipun secara sosial kontribusinya besar?” atau “Mengapa untuk mendapatkan pengakuan dan otoritas, perempuan harus bekerja ekstra keras dibanding laki-laki?’’ Hingga  dia menemukan bahwa anggapan yang demikian itu lahir dari  pemahaman yang bias terhadap teks agama. Simak penuturan lengkap Nyai Khotimatul Husna dalam episode kedua Tadabbur Ramadan. 

Tadabbur Ramadan bersama Jaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia adalah produksi Magdalene, didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.

Mar 31, 202311:55
Tadabbur Ramadan Episode 1 bersama Nyai Nur Rofiah: Menafsirkan Alquran Secara Adil Bagi Perempuan

Tadabbur Ramadan Episode 1 bersama Nyai Nur Rofiah: Menafsirkan Alquran Secara Adil Bagi Perempuan

Islam hadir salah satunya untuk memperbaiki derajat dan perlakuan manusia terhadap perempuan. Hal ini banyak dijelaskan dalam Al-Quran yang merupakan kunci dari berbagai ilmu, di mana seseorang dapat meraih kebaikan dan menambah iman di dalam hati. Di bulan Ramadan ini, Magdalene.co bersama Jaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia meghadirkan Tadabbur Ramadan. Tadabbur yang berarti merenungkan atau memerhatikan seksama dan mendalam, mengajak kita melihat kembali tafsir Al-Quran dengan adil bagi perempuan.

Episode pertama dibawakan oleh Nur Rofiah, seorang dosen Ilmu al-Quran dan Tafsir Program Paecasarjana Perguruan Tinggi Ilmu al-Quran (PTIQ) Jakarta dan Anggota Majelis Musyawarah Jaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia. Sebagai perempuan Muslim dia gelisah ketika menyadari adanya tindakan menyakiti perempuan yang seakan didukung oleh Al-Qur’an. Hingga kemudian dia menemukan bahwa akar persoalan tindakan menyakiti perempuan yang seakan dibenarkan oleh Al-Qur’an berasal dari pemahaman atau tafsir manusia atasnya. Simak penuturan lengkap Nur Rofiah dalam episode pertama Tadabbur Ramadan. 

Tadabbur Ramadan bersama Jaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia adalah produksi Magdalene, didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia


Mar 27, 202309:36
Media dan Gender 5: Obati Akar Permasalahan

Media dan Gender 5: Obati Akar Permasalahan

Media berita di Indonesia sering dikritisi karena liputan yang tidak sensitif gender. Mulai dari headline yang mengobyektifikasi perempuan, diksi yang melanggengkan stereotip, sampai framing yang sensasional dan memprovokasi kebencian akan kelompok LGBTIQ. Pelatihan gender terhadap wartawan cukup berhasil memberikan perspektif gender kepada mereka, namun sekembalinya ke newsroom upaya untuk memperbaiki liputan masih dikalahkan oleh kebutuhan media akan trafik. Editor disalahkan sebagai salah satu pihak yang paling bertanggung jawab akan hal ini.

Bagaimana tanggapan para editor? Dengarkan roundtable discussion yang melibatkan 15 editor dan perwakilan dari komunitas di Jawa Tengah dan Yogyakarta di awal Oktober lalu. Diskusi  diselenggarakan Magdalene bekerja sama dengan Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK), dan didukung oleh Investing in Women, sebuah inisiatif Pemerintah Australia. #FTWMedia

Dec 15, 202242:22
Media dan Gender 5: Membangun Newsroom Ramah Gender

Media dan Gender 5: Membangun Newsroom Ramah Gender

Media berita di Indonesia sering dikritisi karena liputan yang tidak sensitif gender. Mulai dari headline yang mengobyektifikasi perempuan, diksi yang melanggengkan stereotip, sampai framing yang sensasional dan memprovokasi kebencian akan kelompok LGBTIQ. Pelatihan gender terhadap wartawan cukup berhasil memberikan perspektif gender kepada mereka, namun sekembalinya ke newsroom upaya untuk memperbaiki liputan masih dikalahkan oleh kebutuhan media akan trafik. Editor disalahkan sebagai salah satu pihak yang paling bertanggung jawab akan hal ini.

Bagaimana tanggapan para editor? Dengarkan roundtable discussion yang melibatkan 15 editor dan perwakilan dari komunitas di Jawa Tengah dan Yogyakarta di awal Oktober lalu. Diskusi  diselenggarakan Magdalene bekerja sama dengan Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK), dan didukung oleh Investing in Women, sebuah inisiatif Pemerintah Australia. #FTWMedia

Dec 15, 202228:26
Media dan Gender 4: Isu Gender Dianggap Enggak Seksi

Media dan Gender 4: Isu Gender Dianggap Enggak Seksi

Media berita di Indonesia sering dikritisi karena liputan yang tidak sensitif gender. Mulai dari headline yang mengobyektifikasi perempuan, diksi yang melanggengkan stereotip, sampai framing yang sensasional dan memprovokasi kebencian akan kelompok LGBTIQ. Pelatihan gender terhadap wartawan cukup berhasil memberikan perspektif gender kepada mereka, namun sekembalinya ke newsroom upaya untuk memperbaiki liputan masih dikalahkan oleh kebutuhan media akan trafik. Editor disalahkan sebagai salah satu pihak yang paling bertanggung jawab akan hal ini.

Bagaimana tanggapan para editor? Dengarkan roundtable discussion yang melibatkan 15 editor dan perwakilan dari komunitas di Jawa Tengah dan Yogyakarta di awal Oktober lalu. Diskusi  diselenggarakan Magdalene bekerja sama dengan Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK), dan didukung oleh Investing in Women, sebuah inisiatif Pemerintah Australia. #FTWMedia

Dec 15, 202241:33
RKUHP: Bukti Pemerintah Enggak Percaya Warga

RKUHP: Bukti Pemerintah Enggak Percaya Warga

RKUHP yang sempet didemo besar-besaran tahun 2019 akhirnya disahkan oleh DPR. Pasal-pasalnya banyak berpotensi mengkriminalisasi warga sipil, terrmasuk pasal tentang perzinahan, aborsi dan penghinaan pemerintah.

Di episode Magdalene’s Mind kali ini host Devi Asmarani bergabung dengan Jesse, Inay dan Arlene dari HAMburger Podcast dan Pratiwi Febri dari

Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia untuk membedah RKUHP kontroversial yang bisa membuat #TibaTibaDipenjara ini.

Dec 06, 202201:00:37
Media dan Perspektif Gender 3: “Perbaiki Ekosistem Media”

Media dan Perspektif Gender 3: “Perbaiki Ekosistem Media”

Media berita di Indonesia sering dikritisi karena liputan yang tidak sensitif gender. Mulai dari headline yang mengobyektifikasi perempuan, diksi yang melanggengkan stereotip, sampai framing yang sensasional dan memprovokasi kebencian akan kelompok LGBTIQ. Pelatihan gender terhadap wartawan cukup berhasil memberikan perspektif gender kepada mereka, namun sekembalinya ke newsroom upaya untuk memperbaiki liputan masih dikalahkan oleh kebutuhan media akan trafik. Editor disalahkan sebagai salah satu pihak yang paling bertanggung jawab akan hal ini.

Bagaimana tanggapan para editor? Dengarkan roundtable discussion yang melibatkan 15 editor dan perwakilan dari komunitas di awal September 2022. Diskusi  diselenggarakan Magdalene bekerja sama dengan Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK), dan didukung oleh Investing in Women, sebuah inisiatif Pemerintah Australia. #FTWMedia

Dec 05, 202248:06
Media dan Gender 2: "Jurnalis Perlu Lebih Empati"

Media dan Gender 2: "Jurnalis Perlu Lebih Empati"

Media berita di Indonesia sering dikritisi karena liputan yang tidak sensitif gender. Mulai dari headline yang mengobyektifikasi perempuan, diksi yang melanggengkan stereotip, sampai framing yang sensasional dan memprovokasi kebencian akan kelompok LGBTIQ. Pelatihan gender terhadap wartawan cukup berhasil memberikan perspektif gender kepada mereka, namun sekembalinya ke newsroom upaya untuk memperbaiki liputan masih dikalahkan oleh kebutuhan media akan trafik. Editor disalahkan sebagai salah satu pihak yang paling bertanggung jawab akan hal ini.

Bagaimana tanggapan para editor? Dengarkan roundtable discussion yang melibatkan 15 editor dan perwakilan dari komunitas di awal September 2022. Diskusi  diselenggarakan Magdalene bekerja sama dengan Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK), dan didukung oleh Investing in Women, sebuah inisiatif Pemerintah Australia. #FTWMedia

Dec 05, 202246:53
Media dan Perspektif Gender: “Kami Tak Bisa Berkutik”

Media dan Perspektif Gender: “Kami Tak Bisa Berkutik”

Media berita di Indonesia sering dikritisi karena liputan yang tidak sensitif gender. Mulai dari headline yang mengobyektifikasi perempuan, diksi yang melanggengkan stereotip, sampai framing yang sensasional dan memprovokasi kebencian akan kelompok LGBTIQ. Pelatihan gender terhadap wartawan cukup berhasil memberikan perspektif gender kepada mereka, namun sekembalinya ke newsroom upaya untuk memperbaiki liputan masih dikalahkan oleh kebutuhan media akan trafik. Editor disalahkan sebagai salah satu pihak yang paling bertanggung jawab akan hal ini. 

Bagaimana tanggapan para editor? Dengarkan roundtable discussion yang melibatkan 15 editor dan perwakilan dari komunitas di awal September 2022. Diskusi  diselenggarakan Magdalene bekerja sama dengan Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK), dan didukung oleh Investing in Women, sebuah inisiatif Pemerintah Australia. #FTWMedia

Dec 05, 202233:57
Perempuan Dorong Transisi Energi

Perempuan Dorong Transisi Energi

Berbagai penelitian menunjukkan ketersediaan bahan bakar fosil seperti minyak, gas, dan batu bara akan terus berkurang dalam beberapa dekade ke depan, sementara proses transisi energi berjalan untuk mengurangi dampak perubahan iklim. Sektor energi baru dan terbarukan masih cukup muda di Indonesia, dan masih didominasi oleh pria. Padahal perempuan memiliki keterkaitan yang erat dengan ini, tidak hanya sebagai konsumen, namun juga sebagai penggerak transisi energi menuju energi terbarukan.

Siapakah para perempuan ini dan bagaimana mereka berperan dalam proses transisi energi di Indonesia?  Simak episode terbaru Magdalene’s Mind ini, yang didukung oleh Institute for Essential Services Reforms atau IESR dan Proyek Clean, Affordable and Secure Energy (CASE) for Southeast Asia.

Sep 05, 202258:25
Mendobrak Bias di Dunia Digital

Mendobrak Bias di Dunia Digital

Dunia digital harusnya menjadi tempat yang setara, namun kenyataannya masih ada kesenjangan. Di Indonesia angka pengguna internet perempuan masih di bawah pengguna laki-laki. Selain isu keterbatasan akses konektivitas yang dihadapi perempuan, juga ada tantangan lain seperti literasi digital yang menyebabkan penggunaan teknologi informasi digital menjadi tidak optimal dan menyebabkan ketimpangan. 

Di episode ini kami berbincang dengan Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan di Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) Drs. Wiryanta. Episode ini adalah bagian dari kampanye Magdalene #MendobrakBias dalam rangka Hari Perempuan International 2022. Yuk simak episode khusus Magdalene's Mind ini yang bekerjasama dengan Kemkominfo. 

Mar 30, 202221:30
Seberapa Terlindungi Perempuan Pekerja yang Hamil? (Bagian 2)

Seberapa Terlindungi Perempuan Pekerja yang Hamil? (Bagian 2)

Walaupun lapangan pekerjaan sudah semakin terbuka untuk perempuan, kenyataannya partisipasi perempuan di dunia kerja masih mandek di angka 50%. Masalah maternitas seperti melahirkan dan tanggung jawab mengurus anak masih menjadi tantangan terbesar yang dihadapi oleh perempuan pekerja. 

Pemerintah Indonesia telah membuat beberapa peraturan untuk melindungi perempuan di tempat kerja, namun masih banyak para pemberi kerja yang tidak memenuhi kewajibannya. Pekerja perempuan yang hamil termasuk kelompok yang paling rentan menghadapi diskriminasi, bahkan ancaman kehilangan pekerjaan. 

Solusi apa yang bisa ditawarkan untuk mengatasi masalah ini? Yuk simak bagian kedua dari episode khusus Live Podcast Magdalene’s Mind bekerjasama dengan International Labour Organization.

Dec 23, 202144:26
 Seberapa Terlindungi Perempuan Pekerja yang Hamil? (Bagian 1)

Seberapa Terlindungi Perempuan Pekerja yang Hamil? (Bagian 1)

Walaupun lapangan pekerjaan sudah semakin terbuka untuk perempuan, kenyataannya partisipasi perempuan di dunia kerja masih mandek di angka 50%. Masalah maternitas seperti melahirkan dan tanggung jawab mengurus anak masih menjadi tantangan terbesar yang dihadapi oleh perempuan pekerja. 

Pemerintah Indonesia telah membuat beberapa peraturan untuk melindungi perempuan di tempat kerja, namun masih banyak para pemberi kerja yang tidak memenuhi kewajibannya. Pekerja perempuan yang hamil termasuk kelompok yang paling rentan menghadapi diskriminasi, bahkan ancaman kehilangan pekerjaan. 

Solusi apa yang bisa ditawarkan untuk mengatasi masalah ini? Yuk simak episode khusus Live Podcast Magdalene’s Mind bekerjasama dengan International Labour Organization.

Dec 23, 202136:32
Merawat Bahasa Ibu Lewat Bermusik

Merawat Bahasa Ibu Lewat Bermusik

Jika kamu suka bernyanyi sambil bermain musik, kamu pernah nggak kepikiran untuk membuat lagu dengan bahasa daerahmu untuk menyuarakan keresahan sehari-hari?

Nah, hal ini dilakukan oleh Jekshon, salah satu penyair muda Sumba yang menganut kepercayaan lokal Sumba, Marapu. Ia  membuat lagu dengan bahasa Sumba yang bertujuan untuk melestarikan bahasa tersebut.

Aktivitas yang dilakukan Jekshon ini adalah bagian dari inisiatif Sumba Integrated Development (SID), yang juga merupakan salah satu penerima hibah Voice dari Yayasan Hivos.

Nah, saat ini program Voice kembali membuka pendaftaran penerima hibah Voice 2021: Power in Artivism. Apa sih artivisme itu? Dan, gimana tuh cara dapetin hibahnya? Yuk kita dengarkan episode kolaborasi Magdalene bersama dengan Voice Indonesia ini!

Kamu tertarik untuk mengikuti hibah Voice ini? yuk segera daftarkan organisasi dan inisiatifmu ke bit.ly/PowerInArtivism , deadline pendaftarannya ditutup pada 31 Desember 2021, jam 5 sore WIB ya! 


Background sound dalam spotify ini:

- Jekshon, "Rimanya na widi nda" : https://www.youtube.com/watch?v=9X6NjtAov2o

- Wholesome by Kevin MacLeod

Link: https://incompetech.filmmusic.io/song/5050-wholesome

License: https://filmmusic.io/standard-license

Dec 17, 202121:49
Artivisme: Berkarya dan Melawan Ketidakadilan

Artivisme: Berkarya dan Melawan Ketidakadilan

Berbicara soal gerakan sosial, tentunya banyak banget cara yang bisa kita pilih untuk memulainya. Salah satunya melalui medium seni, atau disebut juga artivisme. 

Artivisme sendiri sebetulnya sudah mulai banyak dilakukan di Indonesia, contohya seperti yang dilakukan oleh organisasi Publish What You Pay (PWYP) Indonesia, salah satu penerima hibah Voice dari Yayasan Hivos. Dalam melakukan artivisme, PWYP bekerja sama dengan  rumah produksi Sedap Film untuk membuat film dokumenter “Ibu Bumi”.

Film ini bercerita tentang perjuangan warga Kendeng dalam memperjuangkan daerahnya dari eksploitasi oleh perusahaan semen. Jadi penasaran, bagaimana ya, film ini membantu warga Kendeng untuk menggaungkan isunya? Lalu, apa sih artivisme dan dana hibah Voice? Yuk simak pembahasan selengkapnya.

Kamu tertarik untuk mengikuti hibah Voice ini? yuk segera daftarkan organisasi dan inisiatifmu ke bit.ly/PowerInArtivism , deadline pendaftarannya ditutup pada 31 Desember 2021, jam 5 sore WIB ya!


Background sound dalam podcast ini: 

- Cuplikan film dokumenter "Ibu Bumi": https://www.youtube.com/watch?v=OVZ5EOhMmEw

- Wholesome by Kevin MacLeod

Link: https://incompetech.filmmusic.io/song/5050-wholesome

License: https://filmmusic.io/standard-license


Dec 16, 202123:38
Pendidikan Seks Remaja: Apa Kata Mereka (Bagian Kedua)

Pendidikan Seks Remaja: Apa Kata Mereka (Bagian Kedua)

Halo, teman-teman! Ini merupakan bagian kedua dari episode live podcast session edisi spesial “Pendidikan Seks untuk Remaja: Apa Kata Mereka?” 

Pada bagian kedua live podcast session ini, giliran para pakar yang memberi pendapat terkait kebutuhan remaja terhadap pendidikan seks. Ada perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), dan Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan). Seperti apa sih pandangan mereka tentang ini? Yuk, simak perbincangannya selengkapnya!

Dec 15, 202140:00
Pendidikan Seks Remaja: Apa Kata Mereka? (bagian pertama)

Pendidikan Seks Remaja: Apa Kata Mereka? (bagian pertama)

“Aduh, aku tuh malu dan ogah banget deh, ngomongin soal seks ke orang tua.”

“Jangan berenang satu kolam sama laki-laki, nanti kamu hamil loh!”

“Aku tahu soal seks dari nonton video porno 3gp.”

Beberapa kalimat ini mungkin pernah atau bahkan sering kamu dengar dalam percakapan remaja ketika mereka ditanya soal pendidikan seks. Hal ini juga menjadi temuan survei proyek jurnalisme data Magdalene yang kami lakukan November lalu. 

Selain membuat survei, kami juga melakukan  round table discussion bersama dengan berbagai pihak: Perwakilan remaja SMA, orang tua, guru, hingga para pakar. Dalam episode live podcast session bagian pertama ini, kami memuat beragam tanggapan dari remaja, orang tua, guru dan komunitas yang bergerak di isu hak kesehatan reproduksi remaja. Yuk, simak pembahasan selengkapnya!

Dec 14, 202134:19
Raise the Bar: Hapus Stereotip Gender

Raise the Bar: Hapus Stereotip Gender

"Perempuan gak usah lah kerja di industri itu, nanti pulang malem terus, enggak enak diliat tetangga" 

"Ngapain kamu ambil profesi insinyur mesin? Itu kan pekerjaan cowok!" 

Kamu pernah mendengar ocehan-ocehan orang di sekitarmu seputar pekerjaanmu, entah itu nyinyir soal keamanan karena kamu perempuan atau soal keinginanmu menapaki jenjang karier lebih tinggi di kantor? 

Faktanya, stereotip dan stigma buruk soal perempuan berkarier memang masih jamak di masyarakat. Duh, 2021 sudah mau berakhir, tapi perdebatannya masih di situ-situ saja. 

Apa saja sih penyebab stereotip ini masih mengakar di masyarakat? 

Nah, dalam episode ini, kami akan berbincang dengan Indry Oktaviani, Health and Adolescent Programme Manager, dari Yayasan Plan International Indonesia, soal perempuan di dunia kerja, serta kampanye daring bernama"Raise the Bar" yang saat ini tengah mereka kembangkan.

Dec 06, 202128:54
Tempat Kerja Setara Gender, Mulai Dari Mana?

Tempat Kerja Setara Gender, Mulai Dari Mana?

Perbincangan tentang kesetaraan gender di tempat kerja sudah menjadi topik yang sering digaungkan dalam sektor bisnis. Selain memberikan manfaat yang besar untuk para pekerja terutama perempuan, inklusivitas gender di tempat kerja juga membawa banyak keuntungan bagi perusahaan dan juga ekonomi negara. 


Kesadaran akan pentingnya inklusivitas gender ini terlihat dari antusiasme sejumlah perusahaan dalam berbagai sektor dalam mengikuti Ajang Penghargaan UN Women WEPs Award 2021 yang diselenggarakan oleh WeEmpower Asia, bekerja sama dengan Uni Eropa. 


Dalam episode ini, kami berbincang dengan dua perusahaan peserta WEPs Award 2021 yaitu AMAAN Indonesia yang diwakili Fitri Dianasari, dan PT Telkom Indonesia yang diwakili Justi Ariesthiawati.

Nov 24, 202130:17
Merdeka dari Kekerasan Seksual di Kampus

Merdeka dari Kekerasan Seksual di Kampus

Tugas akhir seorang mahasiswa jurnalistik yang menunjukkan tingginya kasus kekerasan seksual di kampus menjadi viral dan menggegerkan universitasnya.

Artikel tersebut merupakan satu di antara banyak inisiatif mahasiswa yang bermunculan di berbagai kampus sebagai bentuk keresahan dan tuntutan mahasiswa terhadap lingkungan yang aman dari kekerasan seksual di kampus.


Dalam episode kali ini, ikuti perjuangan Charlenne dari Universitas Multimedia Nusantara, Elni Nainggolan dari Universitas Airlangga, Atu Fauziah dari Organisasi Jaringan Muda dan mahasiswa dari universitas lainnya dalam memerdekakan kampus mereka dari kekerasan seksual.


Podcast ini merupakan bagian dari Kampanye "Stop Kekerasan Seksual" dari the Body Shop Indonesia, bekerja sama dengan Magdalene.co, Yayasan Pulih, Plan Indonesia, dan Makassar International Writers Festival.


Credit for Backsound:

1. Prelude and Action by Kevin MacLeod

Link: https://incompetech.filmmusic.io/song/4236-prelude-and-action

License: https://filmmusic.io/standard-license


2. Beauty Flow by Kevin MacLeod

Link: https://incompetech.filmmusic.io/song/5025-beauty-flow

License: https://filmmusic.io/standard-license


3. Furious Freak by Kevin MacLeod

Link: https://incompetech.filmmusic.io/song/3791-furious-freak

License: https://filmmusic.io/standard-license


4. Hot Pursuit by Kevin MacLeod

Link: https://incompetech.filmmusic.io/song/3884-hot-pursuit

License: https://filmmusic.io/standard-license


5. Agni by Tashoora


6. Inspired by Kevin MacLeod

Link: https://incompetech.filmmusic.io/song/3918-inspired

License: https://filmmusic.io/standard-license


7. Pamgaea by Kevin MacLeod

Link: https://incompetech.filmmusic.io/song/4193-pamgaea

License: https://filmmusic.io/standard-license

Aug 16, 202125:15
Perempuan Berdaya, Bisnis Adidaya

Perempuan Berdaya, Bisnis Adidaya

"Ah, enggak mungkinlah kebijakan yang setara gender itu ngaruh ke bisnis.” 

“Kebijakan ramah perempuan tuh cuma akal-akalan aja. Nanti kebanyakan dikasih cuti, perusahaan juga rugi.”

Banyak pihak yang masih mempercayai bahwa kebijakan yang memberdayakan perempuan tidak berpengaruh apa-apa terhadap perekonomian negara maupun perusahaan. Padahal realitanya, dengan memajukan kesetaraan gender di Indonesia, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dapat meningkat hingga 135 miliar pada 2025.

Walaupun sudah banyak temuan penting terkait hal tersebut, saat ini perempuan masih banyak menjumpai tantangan dalam dunia kerja. Ini disebabkan oleh norma budaya yang kerap menghambat perempuan berkembang dalam kariernya.

Untuk mengatasi berbagai tantangan ini, UN Women & UN Global Compact telah mengeluarkan "Women's Empowerment Principles" (WEPs), seperangkat prinsip yang menawarkan panduan untuk sektor bisnis untuk mengimplementasikan kesetaraan gender di tempat kerja.

Apa itu WEPs? Apa saja manfaat kesetaraan gender bagi bisnis? Yuk, simak obrolan kami bersama dengan Iriantoni Almuna dari UN Women, Josefhine Chitra dari Gojek indonesia, dan Nieke L Garnia dari Telkomtelstra, untuk mengupas tuntas hal ini.

Backsound:

- Late Night Radio by Kevin MacLeod

Link: https://incompetech.filmmusic.io/song/7613-late-night-radio

License: https://filmmusic.io/standard-license

-No Regrets, - tubebackr

links.fanlink.to/tubebackr

Creative Commons License. Attribution-NoDerivs 3.0 Unported (CC BY-ND 3.0)

- Back To Summer - Tobjan

Creative Commons - Attribution 3.0 Unported (CC BY 3.0)

Free Download: hypeddit.com/track/fnb9jh

- Memories - Tobjan

Creative Commons - Attribution 3.0 Unported

Free Download: hypeddit.com/track/2ql07h

Jul 14, 202124:18
No! Go! Tell! Inisiatif Sederhana Cegah Kekerasan Seksual

No! Go! Tell! Inisiatif Sederhana Cegah Kekerasan Seksual

Perempuan dan anak perempuan termasuk kelompok yang paling rentan mengalami kekerasan seksual. Di mana pun mereka berada, mereka kerap dibayang-bayangi ketakutan akan pelecehan seksual atau bahkan pemerkosaan. 

Melanjutkan kampanye penghentian kekerasan seksual, The Body Shop®️ Indonesia bersama Plan Indonesia, Magdalene, Yayasan Pulih, dan Makassar International Writers Festival meluncurkan Kampanye No! Go! Tell! yang berfokus pada Prevention and Recovery (Pencegahan dan Pemulihan).

’Selama belum ada hukum yang cukup kuat kita perlu memberdayakan diri dan orang lain saat berada dalam situasi rawan kekerasan seksual. Saatnya kita berani berkata tidak, bertindak cepat dan bersuara!’ 

Yuk, simak obrolan kami bersama dengan The Body Shop Indonesia dan Yayasan Plan International Indonesia.

Jun 15, 202123:34
Pandemi Picu Kenaikan Perkawinan Anak

Pandemi Picu Kenaikan Perkawinan Anak

Sudah lebih setahun sejak pemerintah menaikkan batas usia perkawinan menjadi 19 tahun untuk perempuan dan laki-laki lewat UU No. 16 tahun 2019. Namun, ternyata angka perkawinan anak masih tinggi, bahkan meningkat di beberapa daerah di Indonesia. Salah satu  satu faktor yang memperburuk situasi perkawinan anak adalah pandemi COVID-19, menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Yayasan Plan International Indonesia. 


Bagaimana pandemi bisa mendorong kenaikan angka perkawinan anak? Mengapa UU ini sepertinya tidak efektif mencegah perkawinan anak? Apa yang bisa dilakukan untuk memperbaiki situasi ini? Simak selengkapnya dalam episode bonus podcast ini.

May 04, 202140:40
Semua yang Perlu Kamu Ketahui Soal Vaksin

Semua yang Perlu Kamu Ketahui Soal Vaksin

"Aduh, kok badan pegal-pegal ya setelah divaksin?" 

"Kok kita disuruh nunggu 30 menit dulu sih, setelah vaksin? Kan kita banyak kerjaan." 

"Ngapain sih divaksin? Toh nanti kebal sendiri." 

Setelah Covid-19 melanda seluruh dunia, topik vaksin dan imunologi menjadi bagian dari pembicaraan sehari-hari, apalagi setelah vaksin Covid-19 selesai dibuat dan mulai diberikan pada masyarakat.  Sebagian orang menyambut baik, tapi sebagian lainnya justru ragu atau bahkan menolak menerima vaksin COVID-19 karena berbagai alasan. 

Ada yang mempertanyakan kenapa produksi dan distribusi vaksin bisa cepat, ada juga yang termakan informasi keliru di media sosial terkait dengan vaksin. Nah, untuk menjawab keresahan seputar vaksin, dalam podcast ini kami mengobrol bersama peneliti vaksin, Dr. Ines Atmosukarto yang juga merupakan CEO Lipotek Pty, Ltd, sebuah perusahaan pengembang teknologi vaksin.  

Enggak cuma membicarakan soal vaksin, dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional,  Dr. Ines juga membahas  soal apa saja faktor yang membuat minimnya partisipasi perempuan dalam dunia STEM. 

Simak selengkapnya dalam episode spesial ini ya!

Mar 04, 202130:20
Peran Sektor Bisnis Dorong Pengesahan RUU PKS

Peran Sektor Bisnis Dorong Pengesahan RUU PKS

Pelecehan seksual di tempat kerja kerap terjadi, namun jarang dibicarakan, karena masih dipandang tabu dan karena kebanyakan perusahaan belum memiliki sistem penanganan kekerasan seksual yang berpihak pada korban. Sebagian besar waktu kita dihabiskan di tempat kerja, tetapi bukannya merasa aman, malah kita dihantui kekhawatiran menjadi korban kekerasan seksual. 

Kementerian Ketenagakerjaan memang telah menghimbau pihak perusahaan untuk membuat SOP penanganan kekerasan seksual, tetapi tanpa perangkat hukum yang tegas dan jelas hal ini tidak akan berdampak signifikan. 

Di episode bonus Magdalene’s Mind bagian kedua ini, kami menggali tentang situasi kekerasan seksual di tempat kerja, dan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasinya. Kami juga berbincang dengan Suzy Hutomo, CEO dan Executive Chairperson The Body Shop Indonesia, tentang peran swasta dalam menghentikan kekerasan seksual di tempat kerja, termasuk mendorong disahkan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual. 

Jan 20, 202142:02
Mengapa Pengesahan RUU PKS Mendesak?

Mengapa Pengesahan RUU PKS Mendesak?

Angka kasus kekerasan seksual terus naik, sementara Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS) belum juga disahkan. Magdalene’s Mind bekerja sama dengan The Body Shop Indonesia dan Yayasan Pulih menghadirkan perbincangan khusus mengenai isu tersebut. 

Ini juga sebagai upaya merawat #gerakbersama agar kita terus mendorong negara untuk mengesahkan RUU PKS tahun depan. Dengan begitu, penyintas bisa mendapatkan keadilan, dan kita aman dari segala bentuk ancaman kekerasan seksual.

Di episode pertama ini, kami berbincang dengan penyintas, psikolog, juga lembaga penyedia layanan bagi penyintas kekerasan seksual serta perwakilan dunia usaha. Apa kata mereka tentang keadilan bagi penyintas kekerasan seksual dengan hadirnya UU PKS?

Dec 30, 202052:42
Episode 37 - Bagaimana Pemimpin Perempuan Arungi Pandemi Global

Episode 37 - Bagaimana Pemimpin Perempuan Arungi Pandemi Global

Keberhasilan negara-negara seperti New Zealand, Jerman, dan Taiwan memiliki kesamaan, yaitu dipimpin oleh seorang pemimpin perempuan. Apa pelajaran yang bisa kita petik dari keberhasilan para pemimpin perempuan ini mengatasi krisis, yang tidak dilakukan oleh pemimpin laki-laki di beberapa negara besar dunia? Kali ini Magdalene's Mind mengupas tuntas isu ini bersama Dini Widiastuti, DIrektur Eksekutif Yayasan PLAN International.

Jun 08, 202038:07
Episode 36- PRT di Tengah Pandemi

Episode 36- PRT di Tengah Pandemi

Pekerja rumah tangga (PRT) dibayangi pemutusan hubungan kerja sepihak dan kesulitan mengakses bantuan sosial, membuat mereka menjadi salah satu kelompok rentan dalam pandemi COVID-19 ini. Tidak adanya jaminan hukum yang melindungi PRT membuat kondisi mereka semakin tidak menentu. Magdalene membahas isu ini bersama Lita Anggraini, Koordinator Jaringan Nasional Advokasi Pekerja Rumah Tangga (JALA PRT).

May 20, 202025:36
Episode 35 -Perawat COVID-19 di Papua: Terpisah dari Keluarga, Pernikahan Tertunda

Episode 35 -Perawat COVID-19 di Papua: Terpisah dari Keluarga, Pernikahan Tertunda

Perawat Shanti Trisusanti di Mimika, Papua, adalah salah satu dari sekian banyak pekerja kesehatan yang berada di garda depan di masa pandemi COVID-19. Tidak hanya shift yang panjang, berpisah dari keluarga, Shanti bahkan memutuskan menunda pernikahannya karena tugas yang dia emban.

May 08, 202020:55
Episode 34- Di Garda Depan Pandemi- Dr. Debryna Dewi Lumanauw

Episode 34- Di Garda Depan Pandemi- Dr. Debryna Dewi Lumanauw

Tenaga kesehatan ada di garda terdepan dalam perjuangan melawan panemi virus corona. Di tengah peralatan dan alat perlindungan yang terbatas, mereka bekerja keras merawat pasien-pasien COVID-19. Magdalene's Mind berbincang dengan Dr. Debryna Dewi Lumanauw mengenai tantangan di rumah sakit yang menangani wabah COVID-19.

Apr 21, 202020:27
Episode 33- Menjaga kesehatan Mental di Tengah Wabah Corona

Episode 33- Menjaga kesehatan Mental di Tengah Wabah Corona

Di tengah pandemi virus corona, situasi yang tidak menentu membuat banyak dari kita cemas dan resah. Beberapa orang yang sedang menjalani terapi kesehatan mental juga mengalami hambatan karena pembatasan fisik. Bagaimana kita bertahan di tengah kondisi seperti ini? Magdalene's Mind membahasnya bersama psikolog Anastasia Satriyo.

Apr 02, 202028:11
Episode Bonus- Life in the Time of Corona

Episode Bonus- Life in the Time of Corona

Bagaimana kabarmu di tengah krisis corona? Para pendengar Magdalene’s Mind dari berbagai kota dan negara berbagi kisahnya dalam menghadapi situasi yang tidak menentu ini. Ada yang di daerah rawan bencana, di rumah kos sendirian karena tidak lagi berhubungan dengan keluarga, sampai yang sedang pertukaran mahasiswa di luar negeri.


Mar 21, 202027:22
Episode 32 - Perempuan dalam Masyarakat Adat: Ada tapi Diabaikan

Episode 32 - Perempuan dalam Masyarakat Adat: Ada tapi Diabaikan

Perempuan dalam masyarakat adat mengalami kekerasan berlapis, baik dari penguasa dan pengusaha yang hendak menguasai lahan adat, juga dari komunitas sendiri yang masih sangat patriarkal. Magdalene's Mind membahasnya bersama Afina dan Yuyun Kurniasih dari organisasi PEREMPUAN AMAN.

Mar 12, 202032:21
Episode 31 - Feminis Lintas Zaman Bicara Soal Gerakan

Episode 31 - Feminis Lintas Zaman Bicara Soal Gerakan

Dalam rangka International Women’s Day 2020, Magdelene’s Mind berbincang dengan tiga aktivis perempuan dari generasi yang berbeda—Sita Aripurnami, Tunggal Pawestri dan Rika Rosvianti. Mereka membahas situasi dan tantangan tiap zaman, serta langkah dan rekomendasi ke depan.

Mar 06, 202039:15
Episode 31 - Feminis Lintas Zaman Bicara Soal Gerakan

Episode 31 - Feminis Lintas Zaman Bicara Soal Gerakan

Dalam rangka International Women’s Day 2020, Magdelene’s Mind berbincang dengan tiga aktivis perempuan dari generasi yang berbeda—Sita Aripurnami, Tunggal Pawestri  dan Rika Rosvianti. Mereka membahas situasi dan tantangan tiap zaman, serta langkah dan rekomendasi ke depan.

Mar 04, 202037:07
Episode 30 - Queer Movie: Representasi, Tokenisme, atau Queer Baiting?

Episode 30 - Queer Movie: Representasi, Tokenisme, atau Queer Baiting?

Film adalah sebuah medium untuk menampilkan isu queer atau LGBT. Ada berbagai isu di dalamnya, seperti representasi, queer baiting sampai peran allies dalam film queer. Magdalene membahasnya bersama pembuat film Paul Agusta.


Feb 28, 202027:44
Episode 29 - Mendorong #Metoo di Industri Film Indonesia

Episode 29 - Mendorong #Metoo di Industri Film Indonesia

Pengakuan aktris Mian Tiara soal pelecehan seksual yang dialaminya mendorong sejumlah perempuan industri film buka suara soal kekerasan seksual yang mereka hadapi, termasuk aktris Hannah Al Rashid. Apakah ini awal gerakan #MeToo dalam industri film Indonesia? Magdalene's Mind membahasnya bersama Hannah.

Feb 20, 202023:25
Episode 28- Dating while Single Mom

Episode 28- Dating while Single Mom

Apa saja sih tantangan yang dihadapi single mom ketika ingin memulai kembali mencari pasangan dan membina hubungan baru? Magdalene's Mind membahasnya bersama single moms Mia Amalia dan Budiana Indrastuti.

Feb 13, 202029:55
Episode 27- Fact Check: Bagaimana Media Abaikan Pekerja Perempuan

Episode 27- Fact Check: Bagaimana Media Abaikan Pekerja Perempuan

Gaji kecil bukan hanya tantangan jurnalis perempuan di Indonesia. Mulai dari ditempatkan untuk liputan "soft news" hingga kekerasan seksual. Walaupun  saat sudah banyak jurnalis perempuan, diskriminasi masih terus dirasakan oleh mereka. Mari simak perbincangan kami dengan Endah Lismartini, Ketua Bidang Gender, Anak, dan Kelompok Marjinal, Aliansi Jurnalis Independen (AJI).

Feb 06, 202023:02