Mas Risky

Nanti, aku pasti akan mencintai lagi. Iya, nanti

Untuk saat ini cukup dan biar saja seperti ini.

Perjalananku menemukan rumah baru, memang belum selesai

Tapi, aku belum ingin kembali memulai, untuk saat ini cukup dan biar saja seperti ini

Perjalanan panjang, juga butuh berhenti kan

Sampai nanti, ketika aku siap memulai lagi

Dan Sampai nanti, ketika aku, jatuh cinta lagi.

Setiap hariku kini adalah upaya mengasingkan diri darimu, yang menganggap diriku seperti

Orang asing. Tak apa, aku lapang dada. Sebab aku mencintaimu dengan ketulusan, barangkali sudah menjadi keharusan perasaanku kamu tiadakan.

Teruntuk februari, dan cerita tantang kita yang pernah hilang

Aku gak pernah berharap kamu untuk selalu ada

Karena setiap hari, hadirku seperti tidak ada artinya juga buat kamu

Aku capek terbang sendirian

Kadang aku pengen pulang

Tapi ternyata kamu bukan rumah

Aku selalu menggap ini sempurna

Tapi lagi2 kamu ternyata hanya si pembuat patah

Bisa nggak, datang lalu duduk sejenak, Aku ingin bicara

Bukan tentang kita yang sudah usang, tapi tentang bagaimana cara kita untuk melupakan waktu

Barangkali kamu yang sudah menghilang tau cara menghapus kenangan

Aku sudah Lelah menjadi obat, padahal Lukaku sendiri masih dalam, belum sembuh

Pergilah, sepertinya aku akan tenang,

jika hadirmu justru menambah semesta semakin tidak menyenangkan lagi

aku harap kamu pergi

pergi yah…, jangan cari aku lagi

karena aku akan tenang

mungkin akan jauh, lalu,, mungkin akan luruh

seluruhnya

sekali…. aja

aku Cuma pengen di dengar

bahwa aku juga berhak rindu kan ?

aku juga manusia

wajar kalo aku cemburu

aku juga ingin dimengerti

bukan hanya kamu yang punya sayap

sayapku sudah sepenuhnya patah untukmu

dan aku harus jatuh

gpp kan kalo kamu harus terbang sendirian

siapa tau, nanti ketemu dengan seseorang yang semestinya memang harus bersamamu

februari memang suka begini

yang pernah hangat menjadi dingin

lalu pergi

sepertinya akan tetap abadi

hilang tanpa terang

dan semua akan redup, seperti sediakala

dimana lampu pertunjukan akan selesai

dan peran kita harus berakhir

terima kasih februari yang hilang

sampai jumpa di akhir cerita yang lebih terang

khoirul triann

Karya Boy Chandra

2020

2019

2019

2019

2019

2014

2019

2019

2019

2019

Cover : Pendar Terang

Kupikir, kau adalah jatuh cinta pertamaku
namun ternyata kau adalah cinta pertama, yang membuatku jatuh tersungkur pada kenyataan bahwa, tidak selamanya perasaan terbalut oleh kebahagiaan. Aku menelan pahitnya kehilangan. Setelah melalui ribuan malam dengan penuh kehangatan. Kau ajari aku dengan tawa, lalu menutupnya dengan luka. Aku jauh pada matamu yang kunamai cinta, damai, namun menusuk secara perlahan. Sayang.. kau tau aku kuat, tapi bukan berarti kau bisa menyakitiku dengan hebat; bukan ? bisakah kau mengerti betapa sulitnya aku jatuh hati ? agar kau tahu bagaimana perasaanku Ketika melihatmu menggapai cinta yang lain. Malam-malam yang dulu kini penuh mimpi akan kau Kembali, membuat luka ini semakin terasa abadi.aku tak ingin jatuh lagi, aku hanya ingin sembuh dan kembai berdiri. Karena setelah tidak denganmu, tak aka nada hati yang benar-benar aku huni. Sebab kelemahanku adalah tidak bisa jatuh cinta lebih dari sekali. Jika kau bertanya mengapa aku sedalam ini, maka jawabannya ada pada dirimu sendiri. Tanyakan,, seberapa pahit luka yang telah kau pahat. Kelak kau akan mengerti bahwa “JATUH CINTA” adalah dua hal yang menyenangkan, namun jika dipisahkan, akan; … menjadi dua alur yang menyisahkan tragedy

bagaimana aku bisa lupa ? jika berhenti memikirkanmu saja begitu sulit

Karya : BOY CHANDRA

Karya : Brian Krishna

Karya : WEKHA PRIATNA Blitar

Yang tak kupermasalahkan, saat deru ombak menjadi pecahan suara petang yang jingga. Aku menghening seketika, lalu ikut terbuai pada alunan suasanya; waktu yang pas untukku. … bermeditasi dari bayang-bayangnya. Ketahuilah, beberapa pekan ini dirinya selalu menjadi yang paling berisik. Ia sibuk menjadi yang paling mengusik Ketika semua orang ingin lupa bahwa… bahwa aku sempat indah di antara suara gemercik. Aku rindu dengan lautan kasihmu. Aku rindu dengan gulungan matamu. Aku rindu, aku ingin tenggelam sampai kedalaman hidupmu. Tentang kamu, aku rindu. Senja tahu, kau adalah salah yang seharusnya tidak aku rindukan. Harusnya. Namun bukan berarti aku tak berhak menginginkannya, kan ? kalau begitu aku tak mempermasalahkannya. Percayalah, Ketika payahku tak akan Lelah merindumu. Bagiku kau adalah yang tak seharusnya aku salahkan. Aku menyukai matamu, aku masih menyukai bibirmu, aku masih menyukai senyummu. Tak ada alasan lari dari ketiga itu. kau masih menjadi yang paling candu dari yang paling banyak kutemui. Sebentar lagi senja akan pulang, lalu kau ikut tenggelam meninggalkan sebungkus rindu dariku. Tapi ingatlah satu hal; ombak di sini masih menari dan menanti lagi. Kau pergi, sementara aku masih menanti. Kau datang lagi; pergi lagi. Lalu aku masih menanti. Dirimu terlalu abadi dalam kepalaku. Sehingga aku tak mampu beranjak pergi dari kenangan kenanganmu. Percayalah, walau begitu banyak yang menyalahkanmu. Meski terlalu banyak deritaku dibuatmu. Aku msih merindukanmu karena satu hal yang… yang mampu menjadikanmu tetap istimewa di hatiku; kau pernah begitu mencintaiku. Kau… kau adalah kesalahan yang tak kupermasalahkan.

Kalau kedatanganmu hanya untuk membuatku nyaman lalu pergi di saat bosan, tolong jangan datang padaku, ini hati, bukan tepian senja yang menghilang di saat sedang indag-indahnya. Atau kalau kedatanganmu hanya karena kesepian, lalu mencariku untuk kenyamanan sementara, harusnya kamu jangan datang kepadaku, ini hati, bukan tempat persinggahan. Jangan sengaja mendekatiku, membuatku Bahagia dengan kedatanganmu. Lalu pergi sesuka hati, tanpa peduli, apa aku baik baik saja, atau tidak. Kau pikir, menanggung rindu sendirian itu menyenangkan ? hemm ? mengajakku pergi berdua, keliling kota hingga larut malam, tersenyum, dan menghabiskan waktu bersama. Apa aku salah, jika akhirnya berfikir kalau kamu mendekatiku karena cinta ? tapi kau malah pergi, dan mengatakan kalua kita tak lebih dari sebatas teman. Aku benci mengatakannya. Tapi aku terlanjur mencintaimu. Aku harus bagaimana ? kamu harus tanggung jawab dengan perasaanku ini !, bagaimana bisa.. seseorang terlihat begitu baik .. membuatku jatuh sedalam-dalamnya. Lalu pergi disaat aku menaruh harap, bahwa kamu adalah kepastian yang tak perlu kuragukan lagi, tolonglah jangan membuatku seperti ini. Aku sudah bosan, berdebat dengan yang Namanya rindu.

karya : San Richardo Pattikawa

jika kita rasakan cinta, yah... seperti gila sendirian.. :D

Terkadang, semesta membuatku bingung, bagaimana mungkin kisah yang begitu lama berakhir masih menyisahkan perasaan yang sama seperti ketika bersama, bagi kamu yang tak merasakan, mungkin kamu menganggapku terlalu mendramatisir keadaan, namun memang benar, tak ada yang tau perihal kemana perasaan akan berlabuh dan menetap,dan kini aku sedang terjebak pada kearoganan takdir yang tak mengizinkan, rasaku menetap pada orang yang tepat. Rasanya aku ingin mudah melupa sepertimu, dan segera beranjak pergi membuka kisah baru, namun perlu kamu tau segalanya teramat sulit, aku tak mampu.

special untuk deretan para MANTAN 

Pernah kutemukan hari yang paling membahagiakan

Itu adalah ketika aku menemukanmu

Seseorang yang asing yang pada akhirnya berhasil membuatku jatuh cinta

Juga kutemukan hari yang paling menyebalkan

Itu adalah ketika aku harus jauh darimu

Segala yang jauh darimu

Bagiku, itu rindu

Pernah kutemukan hari yang paling menyedihkan

Itu adalah, ketika semesta memintaku harus merelakanmu

Bagaimana bisa aku kehilanganmu, sedang jauh darimu saja, seperti pukulan yang nyata untukku

Juga pernah kutemukan hari yang paling menakutkan

Itu adalah ketika aku harus menjalani segala hari yang tanpamu

Sungguh, tidak pernah kutemukan hari yang paling tenang

Selain aku melewatinya Bersama kamu

Lagi, hari ini aku harus merayakan kehilangan

Kehilangan yang benar-benar membuatku merasa hilang

Jauh darimu tidak semudah yang sempat kubayangkan

Dan semakin aku merasa kehilangan kamu

Semakin aku menyadari jika ternyata, sudah sebesar ini kamu memiliki hatiku

Kehilanganmu, jauhmu, akan tetap terpeluk dalam doa-doa baikku

Aku menunggumu, aku mencintaimu, aku menghawatirkanmu

dari jarak yang tidak pernah kamu tau

Dan penantianku sampai pada akhir

Dimana akhirnya aku kembali menemukanmu

Kembali menemukan separuh aku

Aku hanya berharap semoga setelah hari ini

Tidak ada lagi kita yang merayakan kehilangan dan perpisahan

Percayalah, tidak pernah ku temukan hari yang lebih baik, Selain ketika aku bersamamu

Menetaplah, sebab hanya bersamamu, aku ingin menua, di dalam waktu.

karya : PENAKECIL.ID

Sudah lama ya, semenjak hari terakhir kita bertegur sapa, walau sekedar menanyakan kabar, atau bahkan sekedar berpapasan diseberang jalan. Hati ini terasa berdebar, tapi… apakah hatimu juga begitu ? atau hatiku saja yang mersakannya ? sudahlah, walau hatimu tetap beku. Aku selalu menjadikanmu sebagai titik rinduku. Bukan apa, hanya saja, merindukanmu sudah menjadi candu bagiku. Walau terkadang hati ini sulit menerima. Hati ini sulit mengikhlaskan. Bahwa tidak hanya aku yang singgah dihatimu. Namun hati mereka juga, merindukanmu memang sulit. Apalagi untuk bertegur sapa lagi. Itu tidak mungkin kan ? tidak apa. Cukup sebagai pengagummu dari jauh saja sudah membuatku Bahagia. Semoga kamu Bahagia selalu. Walau kita tetap berada jauh dalam angan.

tak akan ada kata bahagia bila tak pernah rasakan duka

karya WEKHA PRIATNA

Karya REFKA SUMENEP

Lagi-lagi aku jatuh cinta bukan karena rupa, bukan pula harta, melaikan apa yang ada dalam diri. bagiku, cantik terlalu biasa untuk dunia yang fana. Wanita sangat istimewa dan tak bisa disederhanakan dengan kata-kata. Hei, lelaki tidak akan bisa hidup tanpa teduhnya dirimu. Lalu bisakah, bisakah kamu menjadi wanitaku ? tenangkan aku dalam riuhnya fatamorgana yang membuatku ingin tiada. Bisakah kamu menjadi pelita dalam gelapnya masalah hidupku ? Berpendar terang, menyinari gelapnya sudut-sudut kedalaman hatiku. Kau tahu, aku butuh cahaya keindahanmu yang membuatku lupa akan derita yang mendera. Aku tak peduli dengan bunga yang lebih mekar karena, di tanganku sudah ada sekuntum mawar yang eloknya tak bisa tertakar. Aku tak peduli dengan harta yang berlimpah. Karena di hadapanku sudah ada binar mata yang memberiku dunia dengan mewah. Sungguh aku hanya mau kamu. Dan kau tahu itu. aku tidak peduli dengan kelebihan orang lain yang menutupi kekuranganmu. Manisku, … denganmu aku merasa cukup. Lantas bisakah kamu mengabulkan mimpiku ?

Bila nanti aku terganti, ingatlah aku yang pernah berjuang untuk bertahan, namun tetap berakhir dengan kehilangan. Bila nanti aku terganti, tidak perlu kau datang Kembali, jangan meruntuhkan apa yang aku bangun selama ini, tak apa, jika pada akhirnya kita Kembali menjadi sosok asing dikemudian hari. Bila nanti aku terganti, ingatlah, bahwa aku pernah mencintaimu sedalam ini, membangga-banggakanmu dibanyak mata, menjadikanmu topik utama disetiap malamku, tolong jaga dirimu baik-baik. Berjanjilah padaku, bahwa kamu akan selalu Bahagia. Bila nanti aku terganti, temukan ia yang lebih baik dariku, yang sabarnya lebih besar dari sabarku, yang tak pernah Lelah mengingatkanmu,yang mau berjuang seperti kita dulu, jika sudah kau temukan tolong jaga baik-baik, aku disini akan berusaha untuk ikhlas, terima kasih sudah mau berjuang walau pada akhirnya tidak sesuai denga apa yang aku harapkan, aku mencintaimu. Bila nanti aku terganti, ku harap kau tak melupakanku sebagai seorang yang selalu digaris terdepan untuk dirimu, jangan pernah melakukan kesalahan yang sama pada seseorang yang jauh lebih baik dariku, cukup aku yang berjuang tanpa diperjuangkan, cukup aku yang menangis disaat kau mengucap pergi. Bila nanti aku terganti, aku tidak akan membencimu, aku hanya butuh waktu untuk mengikhlaskan dan menerima kenyataan bahwa kau tidak lagi kumiliki, terima kasih telah membuat hariku menjadi berwarna dan penuh Bahagia. Semoga dia yang menggantikan ku, aku harap dia berhasil membuatmu tersenyum, lebih sabar menghadapi sikapmu dan mengerti tentang keadaanmu, terima kasih untuk segalanya. Kemarin adalah salah satu bagian terindah dalam hidup, bisa mengenal dan dikenal olehmu, kemarin adalah perasaan membuncah dimana saat mendengar namamu saja aku merasa Bahagia, dalam hari kemarin aku tak sadar bahwa hanya aku yang berjuang, berjuang menginginkan tanpa di inginkan. Bila nanti aku terganti, aku ingin menjadi seorang yang paling depan melihat bahagiamu tanpa peduli rasaku. Berbahagialah dan kita sama-sama melangkah dengan tujuan yang tak lagi searah menjemput Bahagia. Ingat selalu, sampai kampanpun you my everything

Halo, dek… kamu lagi apa ? aku kangen ! dua kata yang gak bisa aku ucapin lebih dari hati. Ada cerita apa hari ini di rumah ? aku pengen tahu semua hal tentang kamu. Kalo kamu nanyak, apa aku sibuk hari ini, enggak ! Tentu aku bilang nggak kalo kamu yang nanya, sekalipun itu Cuma tentang pekerjaan, hatiku berbunga kalo itu kamu. Buka WA, Cuma pengen lihat kamu terakhir online jam brapa ? video paling lucu, dan selfie terbaik yang aku kirim, Cuma biar dilihat sama kamu, aku bahkan seneng banget kalo kamu yang ngeliat storyku pertama kali. Sebucin itu aku sama kamu 😊tapi anehnya ….. aku malah bingung kalo ketemu sama kamu,- aku engga tahu aku harus bilang apa, aku engga tahu apa yang harus aku lakuin, biar kamu suka sama aku. Dan aku selalu ngulang doa yang sama berkali-kali, biar kita jadi jodoh, biar kamu suka sama aku. Inilah aku, dengan berbagai hal bodoh yang aku lakuin,- kalo aku lagi jatuh cinta.

Alunan rindu beradu pada nyanyian burung dibawah langit tempat kita menatap. Gemuruh memberi kabar duka bahwa tetesan ingatan akan segera tiba dimataku. Aku melihat bayangan kita, dibalik rintik hujan, saat menyusuri jalanan, …dua orang yang tertawa riang seolah kebersamaan yang sedang mereka lewati akan abadi. Aku mencium aroma tubuhmu pada angin malam, seseorang yang ku kira akan menjadi bulan, namun akhirnya hanya sebatas kenangan. Aku mendengar suaramu pada desah nafas dalam heningnya kamarku, dimana dulu ceritamu adalah lagu pengantar tidur favoritku. Kita yang dulu takut kehilangan satu sama lain, kini harus takluk pada takdir masing-masing. Kau yang dulu sangat yakin, bahwa hidup tanpaku adalah kesepian yang tidak pernah menemukan jawaban, kini jutru terlihat baik baik saja, sesudah perayaan bernama perpisahan itu tiba. Lalu akupun ragu, rasa sakit akan hidup tanpamu yang dengan lantang aku ucapkan, ternyata tidak benar-benar terjadi. Luka yang sebenarnya menganga adalah pada saat kita berada di ujung tali… yang sudah tidak mungkin dicegah terputusnya. Sampai detik ini, kita masih tetap hidup meski peran masing-masing telah tertutup. Kau adalah rasa sakit terindah yang pernah ku jamah. Andai kebersamaan kita adalah suatu film, yang tidak hanya hadir dalam ingatan, aku akan memutarnya Kembali untuk melihat beberapa episode yang menyenangkan, juga menguatkan. Sudahlah, tulisan ini hanya untuk dibaca, bukan di aminkan kehadirannya. Selamat tidur, kegilaan terwarasku.

Aku penasaran, untukmu yang meninggalkan, apa kamu Bahagia sekarang ? apakah menyenangkan menusukkan pisau luka dihatiku sedalam itu ? tak adakah sedikitpun rasa bersalah yang berputar-putar dikepalamu, mungkin adaku memang tak pernah benar-benar penting untukmu, sampai kamu tega semena-mena bermain rasa, aku terus bertanya-tanya dalam diamku, apa salahku , perasaan tak terima yang menggebu mulai terasa mengganggu dan menyurutkan upayaku untuk merelakanmu, masih ada bagian dalam diriku yang tak bisa begitu saja melihatmu memalingkan muka, setelah pergimu tak pernahkah sedetikpun kau merindukanku, semudah itukah semua hilang dari hatimu ? kamu yang memulainya, kamu yang menguatkan raguku untuk berani menggenggam cinta, lantas kenapa kamu sendiri yang mengakhirinya dengan luka, aku masih ingat suara bergetar dari bibirmu, saat kamu bertanya, maukah aku jadi kekasihmu, aku masih ingat perasaan berbunga yang meletup-letup di dadaku, saat mendengarmu menyatakan cinta, pandanganmu begitu menyentuh hatiku, penuh rasa sayang yang tak terbilang, tapi sekarang hanya tersisa kenangan yang menyisakkan, aku memang tegar, tapi perihal melupakan, butuh proses yang Panjang kan? bahkan ku rasa, aku tidak akan bisa lupa, damai yang kamu lalukan untuk membunuh cinta kita, kamu begitu sempurna Menyusun setiap adegannya, aku benar-benar kau buat tak sadar, dan terbawa arus deras untuk bertahan begitu keras, justru berujung untuk lepas, seharusnya kamu katakan saja, jika sudah tak lagi berdebar saat jumpa, kamu katakan saja jika jauh dariku, tak lagi menumbuhkan rindu, setidaknya aku tahu harus aku apakan perasaanku, aku bisa mempersiapkan upacara perpisahan untukmu, bukan pergi tanpa permisi seperti ini, rasa nyeri tak bertepi terpaksa ku cicipi seorang diri, selamat, kamu berhasil mempermaikanku, semoga kau Bahagia dengan perjalanan barumu tanpa aku, kelak akan datang bingkisan dariku untukmu, saat aku terlihat berkilau dan kamu di kepung penyesalan, barang kali saat itulah sakit hati ini terbayarkan, tuntas menghapus bekas menganga yang kau ciptakan, mungkin berpisah denganku memang keputusan terbaikmu, dan aku yang seharusnya menata hati, untuk pamit pergi dari kisah rumit ini. Jika suatu hari nanti takdir membawa Langkah kita pada suatu tempat yang sama, maaf jika aku tak lagi sama, aku akan lebih baik jika saling berpura-pura tak pernah jumpa sebelumnya, kamu tahu kenapa, aku bukannya masih cinta, bukan begitu, kamu jangan salah sangka, aku hanya ingin menegaskan kepadamu, seseorang yang pernah kamu lukai tak lagi bisa kau permaikan sesuka hati.

Ketika malam semakin gelap, kau menjadi yang paling Lelah dalam segala penantian. Kerap kali aku merasa, akulah yang paling mampu menunggumu. Seringkali aku merasa hanya aku yang paling kuat dari banyak yang aku temui. Ternyata sama saja, aku masih terlalu lemah, aku tidak ada bedanya dari yang banyak mencintaimu. Tapi tunggu dulu, ternyata hanya aku yang masih berdiri saat aku jatuh dan tak mampu lagi di peluk kamu. Tapi sudahlah, lupakan saja tentang cinta dan penantianku. Toh dirimu juga tak akan pernah mengerti, bagaimana caraku berjalan melewati gua sunyi yang sama sekali tidak ada bunyi kebahagiaan disana. Yang ada hanya bayang-bayang elegi. Aku sudah Lelah merapal namamu dibawah tirai malam, aku Lelah terlihat baik-baik saja dihadapan sang mata pagi. Aku Lelah pada hujan yang tak jua meredakan basah di pipi. Aku bosan pada petang yang terlalu asik bermain sendiri dengan senarnya. Aku Lelah dan aku Lelah. Mengapa awalnya tidak kita setujui saja untuk saling cinta ? kamu tak perlu merayuku dan aku tak perlu menemuimu. Kamu tak perlu menjauh membelakangiku dan akupun tak perlu menunggumu. Payah bukan ? mengapa tak sedari dulu aku yang menjauh darimu ? mengapa tak aku saja yang menyakitimu terlebih dulu. Agar kau tau betapa besarnya harapan sebuah kepulangan dari seseorang yang kamu mau.

Aku kehilangan kata, merindumu serindu-rindunya puisi yang semu.

Aku kehilangan arah; mengemudi tanpa tahu tujuan mana yang harus aku tempuh.

Aku kehilangan asa; mencoba diskusi dengan alam, tetapi dunia tak pernah mau mengerti.

Sebaik-baiknya aku menunggu, tak pernah aku selemah ini bertemu dengan bisu.

Sepandai-pandainya aku bertahan, tak pernah aku serapuh ini. Sejuta warna kini tak pernah anggun menatapku. Senja kini enggan akrab dengan curhatanku. Aku Lelah, tapi bayang-bayangmu selalu memberi setitik gaya yang memesona. Aku kehilangan kata, saat merindu aku lupa bahwa kaulah yang paling menyakiti. Aku masih berada di belantika tarian melankolia, aku masih bernyanyi di panggung dansa nestapa. Wajah dan bibirku mampu menari. Namun, hati masih bisu tanpa geming. Dan seiring waktu berjalan, kepalaku hendak terpelanting di tengah jalan. Aku kehilangan kata. Saat ingin menyapamu saja terasa akan percuma.

Aku ini hanyalah lelaki biasa, meskipun aku tak sehebat ayahmu, tak sebaik ayahmu, bahkan aku tak setampan ayahmu. Tapi aku akan berusaha. Berusaha menjadi rumahmu untuk pulang. Menjadi bahu terkuat untukmu bersandar. Dan menjadi lelaki yang kau butuhkan. Karena itu, kumohon, percayalah. Bahwa aku tak sedang berusaha menjadi seperti yang kau mau. Tapi aku ini sedang berusaha. Berusaha menjadi yang terbaik untukmu. Calon pendampingku

Ku pikir setelah menjauh darimu, memulai hidup baru, aku bisa lepas sepenuhnya dari hal-hal yang pernah ada tentangmu, aku bisa lepas dari perasaan yang belum tuntas kepadamu, aku bisa melenyapkan segala rindu yang dulu menggebu, itulah sebabnya aku pergi menjauh, meninggalkan untuk menanggalkan perasaan sayang itu, aku ingin Bahagia, meski bukan denganmu ….yang tidak bersedia, namun aku heran kepadamu, saat aku memilih pergi, kamu seolah menahanku untuk tetap disini. Kamu memberi tanda bahwa kamu, sedang belajar menerima, kamu seolah menunjukkan kepadaku agar aku tetap mencintaimu. Dan, semua perlakuan itu membuatku berpikir ulang, berkali-kali aku menunda pergi, aku pikir, kamu benar akan belajar membuka hati, namun semuanya percuma, sepanjang waktu berlalu, yang aku dapati hanyalah luka, kamu tidak pernah benar benar menerima, kamu hanya mempermaikan perasaan yang tak main-main kurasakan kepadamu. Kamu Tarik ulur hatiku, kamu ragukan perasaanku yang begitu dalam hanya menginginkan kamu. Kamu seperti ular yang melingkari langkahku, namun enggan menjadi bagian dari hidupku. Kamu hanya ingin bermain-main, sementara aku tak pernah ingin menjadi mainan. Kamu harusnya tahu, aku yang sudah terlalu Lelah memendam rindu. Itulah mengapa akhirnya aku memilih pergi. Aku memilih mematikan semua rasa hati kepadamu. Meski tetap ada yang tersisa dan terasa pilu, setiap kali kita bertemu, kamu seolah menyalahkan aku, bukan ? menyalahkan aku yang memilih pergi. Sesekali merenunglah, apa yang sudah kamu lakukan kepadaku ? bagaimana rasanya menjadi seseorang yang tak pernah diterima ? bagaimana rasanya mencintai seseorang yang hanya ingin memaikan perasaanmu ? atau bagaimana rasanya mencintai seseorang yang meragukan perasaanmu ? itu yang kurasakan. Jika akhirnya kini aku memilih pergi, lalu mencintai orang baru. Jelaskanlah, pada bagian mana aku bersalah kepadamu ? tidak perlu dijawab . karena perasaanku padamu tak lagi ada. Meskipun ada, akan kubunuh secepatnya.
ditulis oleh : Boy Chandra Disunting & Disuarakan : @masrisky88

Cinta tidak mengajari aku menjadi seorang pecundang, bila ingin lari maka pergilah, andai masih disini maka akan kuajarkan bagaimana cara mencintai setulus hati, cinta tak mengajari aku menjadi seorang pecundang, mengeluh tidak akan kuutarakan walau terkadang Lelah lebih jujur dari apa yang aku sembunyikan, namun lebih dari itu. cinta membawa aku menjadi seorang petualang. Mencari dan, mendapati hati yang peduli pada diriku ini. Aku tak pernah memaksakan agar kamu mencintaiku, aku tak pernah ingin kamu Lelah menyayangiku. Tapi jika letih, istirahatlah. Aku tahu kamu mulai jengah dengan sikapku, membosankan bukan ? aku tahu kamu ingin mencari yang lebih mengesankan. Maka kejarlah mereka orang orang yang ingin kamu cari. Merekalah yang kamu inginkan sejak awal. Merekalah orang orang yang kamu pilih untuk masa mendatang. tapi bila suatu hari nanti kamu bosan berjalan dan, ingin mencari yang lebih mampu mecintai, menyayangi, dan memimpin jalanmu, kamu bisa datang kepadaku. Tapi jika itu aku masih sendiri. Namun bila aku sudah punya kekasih hati, mohon maafkan aku. Dengan alasan aku tidak ingin menghianati orang yang mencintaiku saat ini. Kupersilahkan kamu kembali berlari, …berlari mencari apa yang kau ingini selama ini. Silahkan pergi dan terus mencari yang… sesungguhnya tidak akan pernah kamu dapati kedua kali.

Cover dari Catatan Khairul Trian dan di sunting/disuarakan oleh Mas Risky | Pamekasan 22 Mei 2021

Hai, senjanya sudah hampir turun ya, apalagi yang harus ditunggu ? tadi, kita kan sudah menemani matahari kembali ke tuannya, lantas sekarang, apakah  aku sudah boleh bicara ? sedang dari tadi kau asik memandangi matahari yang pergi. Sampai-sampai aku harus diam dan mendengarkan semua puisimu yang itu-itu saja. Tidak jauh-jauh dari kehilangan dan kepergian. Kau pikir, hanya kamu yang pernah kehilangan ? kau pikir, untuk bisa sekuat ini aku tidak pernah kehilangan ? maaf, tapi ceritamu itu membosankan. Terlalu banyak senja yang kamu ceritakan, tetap saja akan berakhir dengan malam gelap yang mengenaskan, pelan-pelan kutebak isi hatimu yang tak tentu, setidaknya agar aku tahu, apakah ini sudah waktunya untuk pergi atau terus melaju. Pelan-pelan kutebak apa maumu, tapi maaf kalau sampai sekarang aku masih belum bisa mengerti apa maunya kamu. Memang sebaiknya mungkin aku tak banyak tau, agar aku tidak terlalu banyak menaruh. Setelah sejauh ini bersama, mungkin akhirnya sekarang aku mengerti, tentang baiknya kamu, tentang bagaimana setiap hari yang isinya hanya tentangmu, dan setiap harimu yang hanya tentang mantan-mantanmu. Sebenarnya dari mantan yang mana sih ? sampai-sampai lukanya egois, tidak mau untuk disembuhkan. Kamu itu sulit dicerna, jadi kamu keras kepala hanya untuk mempertahankan rasa sakitmu yang itu-itu saja. Tolong kasih sedikit alasan logis tentang mengapa kamu tidak mau sembuh ? kamu harus berjalan, matahari tidak hanya menyinari kamu. Matahari tidak akan menunggu sedihmu reda. Bahkan ia saja rela meninggalkanmu setiap sore. Lantas dengan iming-iming senja, kamu rela menunggu sendirian tidak bahagia ? kasihan kamunya, kamu itu baik, sayang kalau baikmu tidak di jaga. Sudah sedihnya? Aku Cuma mau bilang. Pada akhirnya aku hanya butuh kamu. Terlalu banyak hal yang tidak bisa kulakukan sendiri. Banyak sekali harapan-harapan indah yang sepertinya aku butuh pundak untuk bersandar kalau nanti di tengah jalan aku kelelahan. Banyak ha-hal menarik yang membutuhkan kamu, dan banyak waktu-waktu menyedihkan yang kadang tidak butuh banyak orang untuk tau. Tapi hanya perlu tanganmu untuk sekedar memastikan bahwa semuanya akan tetap baik-baik saja. Aku, butuh kita. Tapi bukan kita yang tanpa kata. Kata “kita” yang selalu aku aminkan, semoga bisa segera menjadi, semoga bisa cepat pulih, sampai pada akhirnya, aku hanya butuh kamu. Itu saja. Kitanya sudah ada aku, hanya kurang satu lagi untuk dijadikan pemeran utamanya. Yaitu KAMU.