PannaPodcast

Mari simak cerita menarik Yoppy Pieter di PannaPodcast yang bisa kamu dengarkan via Spotify, Noice atau Youtube. Host: @seliradian dan @fernandorandy Editor: @___omen #PannaPodcast #PannaLab

Mari simak cerita menarik Beawiharta di PannaPodcast yang bisa kamu dengarkan via Spotify, Noice atau Youtube. Host: @seliradian Editor: @___omen #PannaPodcast #PannaLab

Mari simak cerita menarik Frengky Lollo di PannaPodcast yang bisa kamu dengarkan via Spotify, Noice atau Youtube.

Host: @seliradian

Editor: @___omen

#PannaPodcast #PannaLab

Mari simak cerita menarik Riki Dior di PannaPodcast yang bisa kamu dengarkan via Spotify, Noice atau Youtube.

Host: @seliradian

Editor: @___omen

#PannaPodcast #PannaLab

Berkarier sebagai fotografer, tak pernah menjadi cita-cita Okky Ardya. Bukannya menjadi ilmuan, lulusan Ilmu Aeronautika dan Fisika ini malah menjajal profesi jurnalis setamat kuliah.

Okky tak menyangka, dunia barunya ini membuat hobi lamanya bangkit: membaca dan menulis. Di rubrik sains dan teknologi, ia senang mengeksplorasi gaya penulisan dan menerjemahkan. Sementara memotret dan mengulas spek kamera ia kenali kemudian. 

Meski kelak menjadikan fotografi sebagai jalan hidup, namun pijakan kuat pada teks membuatnya menyadari satu hal: kemampuan menulis dan berbahasa sangat penting bagi seorang fotografer agar leluasa mengungkapkan gagasan dan peluang lebih luas di ranah internasional.

Mari simak cerita menarik Okky Ardya di PannaPodcast yang bisa kamu dengarkan via Spotify, Noice atau Youtube.

Host: @seliradian

Editor: @___omen

#PannaPodcast #PannaLab

Mari simak cerita menarik Yoese Mariam di PannaPodcast yang bisa kamu dengarkan via Spotify, Noice atau Youtube.

Host: @seliradian

Editor: @___omen

#PannaPodcast #PannaLab

Meski fotografi dilarang di Seminari tempatnya belajar, Andreas Wahyu dan beberapa kawannya nekat tetap memotret diam-diam. Berbekal kamera pinjaman, mereka mulai hunting foto dan mengunggahnya ke DeviantArt. Tak hanya fotografi, kegemaran mengulik visual juga membuatnya menjuarai beberapa lomba desain.  

Namun semasa kuliah, dunia visual ia tinggalkan dan fokus mempelajari Ilmu Filsafat di STF Diryarkara. Di sana, ia senang berdiskusi tentang teologi, filsafat peranial, dan dialog antarumat beragama. Puas mendalami filsafat secara teori, setamat kuliah, Andreas memilih hidup pilgrimate. Ia bersepeda dari Jakarta ke Indonesia Timur untuk melihat filsafat dari alam realitas. 

Dalam perjalanannya sebagai pekerja sosial, Andreas kembali memotret untuk menceritakan apa yang ia temui di pedalaman Papua. Di Panna Future Talents 2022, ia menghasilkan 2 karya foto berjudul Food War dan Gere Jew. 

Mari simak cerita menarik Andreas Wahyu di PannaPodcast yang bisa kamu dengarkan via Spotify, Noice atau Youtube.

Host: @seliradian

Editor: @___omen

#PannaPodcast #PannaLab

Foto jurnalistik sejak lama lekat dengan citra “profesi yang maskulin” karena menuntut pewarta foto berjibaku dalam jam kerja yang tak menentu, berpanas ria di bawah terik matahari hingga mondar-mandir ke berbagai medan peliputan yang terjal. 

Namun menurut amatan Teresia May atau akrab disapa Cik Mel, pewarta foto lepas yang puluhan tahun berkecimpung di dunia foto jurnalistik, hal tersebut mungkin bukan penyebab dari minimnya jumlah perempuan pewarta foto Indonesia dari tahun ke tahun. 

Ia berkaca dari pengalamannya sebagai ibu dari satu orang anak yang merasakan sulitnya bertahan sebagai pewarta foto di tengah beban ganda rumah tangga dan ruang aman bagi perempuan yang belum tersedia di dunia foto jurnalistik Indonesia. 

Mari simak cerita menarik Teresia May di PannaPodcast yang bisa kamu dengarkan via Spotify, Noice atau Youtube.

Host: @seliradian

Editor: @___omen

#PannaPodcast #PannaLab

Resign dan memutuskan menjadi fotografer lepas adalah keputusan besar dalam hidup Agoes Rudianto. Bagi Agoes, langkah ini cukup berani, karena tak lama setelahnya ia hijrah ke Jakarta dan menikah. 

Sadar tak lagi mendapat fix money tiap bulan, sejak awal memutuskan menjadi pekerja lepas, Agoes telah merancang siasat agar tetap mampu bertahan hidup. Dalam setahun, ia selalu membuat daftar target: karya fotonya terbit di beberapa media internasional, menggarap proyek personal, dan mendapatkan grant. 

Meski penuh taktik, tapi Agoes merasa nyaman. Selama menjadi pekerja lepas, ia bebas mengeksplorasi minatnya dalam fotografi dan berjejaring dengan berbagai kawan lintas disiplin. Penasaran bagaimana suka, duka, dan siasat hidup menjadi seorang fotografer lepas? Mari simak cerita Agoes Rudianto di PannaPodcast yang bisa kamu dengarkan via Spotify, Noice atau Youtube.

Host: @seliradian

Editor: @___omen

Lahir dan besar di lingkungan keluarga Tionghoa, tak membuat Adrian Mulya merasa berbeda. Baginya, tak ada alasan untuk membeda-bedakan manusia karena asal usul SARA, kelas sosial, dan ekonomi. Semangat keberagaman itu pula yang mempengaruhi karya fotonya. Adrian dikenal sebagai pewarta foto  dan fotografer dokumenter yang intens mewartakan isu HAM dan budaya. 

Di balik karyanya, mungkin tak banyak yang tahu, kecintaannya pada dunia visual ternyata berangkat dari tradisi sang ayah dan kakek yang lebih dulu akrab dengan fotografi. Saban menghadiri acara keluarga atau jalan-jalan, leher keduanya tak lepas dari kalungan kamera. Lembaran foto-foto jepretan ayah dan kakek menjadi memori manis yang memantapkan langkahnya berkarya di jalur fotografi. 

Meliput isu minoritas di media arus utama adalah hal yang tak mudah bagi seorang pewarta foto. Berbagai risiko kerap mengancam, baik pewarta foto sebagai individu, media massa sebagai perusahaan hingga narasumber sebagai sosok yang diwartakan.

Sepanjang karirnya selama 14 tahun sebagai pewarta foto, Hendra Eka atau yang akrab disapa Hendra, pernah meliput beberapa isu kelompok minoritas dan gender. Berbekal riset yang matang dan pendekatan yang inklusif, alumni Permata Photojournalist Grant (PPG) VIII yang terpilih sebagai penerima beasiswa Erasmus Huis Fellowship to Amsterdam 2022 ini berhasil merampungkan karyanya berjudul Lisette, seorang pekerja seks profesional bagi penyandang disabilitas di Belanda.

Jelang presentasi dan diskusi foto Erasmus Huis Fellowship To Amsterdam 2022 yang sekaligus menjadi momentum peluncuran buku foto Lisette, 16 Maret 2023, 16.30-18.00 WIB di Erasmus Huis, mari dengarkan cerita Hendra di balik proses buku Lisette.

Mewartakan Isu Minoritas dan Gender bersama Hendra Eka bisa Sobat Panna dengarkan via Spotify dan Noice PannaPodcast atau kanal youtube PannaFoto Institute.

Host: @seliradian

Editor: omen___

#HendraEka #Lisette #PannaPodcast

Inklusivitas menjadi misi yang mengawali kecintaan Idealita Ismanto terhadap fotografi. 

Hidup berpindah dari kota ke kota, dari hobi ke hobi, dan profesi ke profesi. Inilah cerita Ocha.

Meski punya bekal pengalaman belajar fotografi di UKM Kampus hingga beberapa karyanya pernah terbit di media lokal, nasional, dan sebuah jurnal feminis, Ocha belum memilih fotografi sebagai jalan hidup.

Mengikuti Permata Photojournalist Grant (PPG) 2011 hingga meraih Eramus Huis Fellowship to Amsterdam 2014, menjadi momen berkesan yang akhirnya memantapkan langkahnya sebagai fotografer.

Pengalaman belajar di PPG membuat keberanian, pengetahuan, dan jejaringnya kian berkembang. Seperti Ocha yang gemar hidup nomaden, karyanya pun telah melalang buana di berbagai media internasional, hingga pada 2014 ia menerbitkan "Exile" buku foto perdananya tentang eksponen 1965. Dari peserta, kini ia didapuk sebagai salah seorang mentor PPG.

Mari belajar bersama Ocha di PPG XII: INSPIRATION. Terbuka bagi pewarta foto/fotografer/praktisi media, sila mengakses Bit.ly/PPG2023_ atau klik tautan pada bio @pannafoto

#PannaPodcast  #PannaLab #PannaFoto

Memiliki latar pendidikan yang linier di bidang arsitektur justru membuat Yusni Aziz mengeksplorasi beragam profesi di luar bidangnya. Ia bahkan menjadi penulis, fotografer, manager program hingga bermuara pada bisnis kaos kaki. 

Mengulik kamera bersama kawan-kawan pencinta fotografi di forum Kaskus (cendol gan!), menjadi pelarian Adit dari kejenuhannya berkutat di dunia hukum. Mantan junior lawyer di salah satu kantor firma ini senang memotret sepulang jam kerja hingga akhirnya terpikat dengan buku foto.

Namun sayangnya, pada medio 2010-an, belum banyak referensi buku foto di Indonesia. Dari fotografer lokal hingga asing, keduanya minim tempat di toko buku arus utama bahkan alternatif. Dus, ide bisnis pun muncul. Sambil mengurus si kecil, ia bersama Ferry Ginting rekannya di Bandung menginisiasi Unobtainium, toko buku khusus fotografi.

Berbagai siasat mereka lakukan agar koleksi Unobtainium beragam: belanja buku foto dari situs jual beli daring, jastip dari kawan agar ongkir lebih murah hingga melapak di berbagai kota dan negara. Unobtainium lebih dari sekadar bisnis, Adit dan Ferry ingin toko bukunya menjadi etalase yang mengenalkan karya buku foto dari fotografer lokal kepada pencinta fotografi internasional. 

Dari 30 Des 2022 s/d 1 Jan 2023, sobat Panna bisa melihat langsung semua koleksi Unobtainium di PannaLab Bekasi. Jangan lewatkan kesempatan door prize 1 buku foto untuk pengujung pertama dan 3 cangkir kopi gratis untuk 3 pengunjung pertama, setiap harinya. Mari merapat!

#PodcastFotografi #BukuFoto #Unobtainium #PannaLab

#Eps006 Hobi, Fotografi, dan Cinta Sejati bersama Edy Purnomo

Berawal dari hobi jalan-jalan dan memotret acara keluarga menggunakan kamera pemberian sang ayah, inilah perkenalan pertama Edy Purnomo dengan fotografi. Sejak itu, ke mana pun Edy pergi jalan-jalan, ia bertekad untuk membawa foto jepretannya sebagai buah tangan.

Pria jebolan sastra Inggris ini tak pernah menyangka, fotografi yang semula hobi semata, ternyata menuntunnya menuju profesi yang menghasilkan: marketing komunikasi, fotografer lepas di medan perang hingga pengajar. Bahkan fotografi pula yang memfasilitasi hobinya jalan-jalan keliling Indonesia, melancong ke beberapa negara sampai muncak ke gunung Everest!

Tak hanya hobi dan profesi, fotografi pula lah yang akhirnya mempertemukan Edy dengan partner hidupunya :)

Masih banyak cerita menarik yang jarang Sobat Panna tahu tentang perjalanan karir Edy Purnomo. Langsung saja meluncur ke aplikasi Noice, Spotify atau Youtube untuk mendengarkan episode terbaru Podcast Cerita di Balik Lensa by PannaFoto.

Tetap giat berkarya dan jangan lupa, #SuarakanVisualmu

—

Host: @fernandorandy & @seliradian

Editor: @omen___

#PodcastFotografi #CeritadiBalikLensa #SuarakanVisualmu

#Eps005 Jalan Ninja Mahasiswa Salah Jurusan, Begadang Jelang Pameran Sampai Jadi Fotografer Profesional

Bicara tentang fotografi, rasanya kurang lengkap jika tak membahas UKM Fotografi. Ya, sejak lama, UKM Fotografi eksis di kampus-kampus dan menjadi platform belajar yang organik, terutama bagi mahasiswa/i non jurusan fotografi.

Asyiknya jadi pegiat UKM Fotografi banyak! Seperti belajar mengenal kamera lubang jarum, kamar gelap, hunting foto, dapat job memotret, membuat buku foto pameran hingga jadi fotografer profesional. Tapi, konon juga banyak dukanya, seperti, dimarahin orang tua karena pulang malam terus, begadang jelang pameran sampai dicap sebagai MAPALA (Mahasiswa Paling Lama) lulus.

Hmm.. apa benar begitu ceritanya?

Langsung saja kita dengarkan pengalaman Laila dan Reza dari UKM Fotografi Kalacitra UIN Jakarta (@kalacitra), pada episode terbaru Cerita di Balik Lensa by PannaFoto. Podcast ini bisa didengarkan via Noice, Spotify, dan Youtube!

Pssst… pada Desember ini, mereka akan berpameran lho.. Pantengin ya IG mereka!

Sobat Panna pegiat UKM Fotografi, Film, dan Pers Kampus mari merapat, PannaFoto membuka kesempatan untuk berkolaborasi bersama!

Pantau terus Medsos Panna ya!

_

Host: @seliradian

Editor: @omen___

Siapa yang baru tau kalau si Bung yang satu ini adalah seorang vegan?

Siapa juga yang baru tau, ternyata ia sudah akrab dengan dunia fotografi dan kesenian sejak kecil?

Di episode perdana Cerita di Balik Lensa by PannaFoto, Nando dan Dian akan mengulik cerita personal Ardiles Akyuwen yang menapaki 4 skena fotografi di 4 kota di Indonesia.

#CeritadiBalikLensa #ArdilesAkyuwen

Dalam edisi ketiga Panna Podcast, Fernando Randy (Fotografer Historia.id) berbincang dengan Tasya Bintang, seorang fotografer dan desainer grafis. Dalam podcast ini, Tasya berbagi cerita pencarian setelah lulus kuliah untuk menemukan apa yang ingin ia lakukan ketika memasuki dunia kerja dan realitanya, yang membawanya terlibat dalam Workshop Buku Foto oleh Teun van der Heijden dan Sandra van der Doelen dalam gelaran JIPFest 2019 dan kemudian mendesain buku foto Ardiles Akyuwen, “Remains”. Panna Podcast dapat teman-teman dengarkan melalui Anchor, Apple Podcast, Google Podcast, dan Spotify.

Dalam episode kedua PannaPodcast ini, Fernando Randy berbincang dengan Ardiles Akyuwen, fotografer dan juga dosen yang mengajar fotografi di UMN (Universitas Multimedia Nusantara).  Dalam episode ini Ardiles Akyuwen bercerita mengenai proyeknya membuat buku foto yang berjudul "Remains". 

Dalam episode pertama PannaPodcast ini, Fernando Randy berbincang dengan Yoppy Pieter, fotografer muda berbakat tentang karirnya di bidang fotografi. Bagaimana dia memulai kariernya dari seorang Advertising Coordinator di sebuah majalah perjalanan menjadi fotografer dokumenter independen, lokakarya fotografi pertama yang dia ikuti, hingga keikutsertaannya di Joop Swart Masterclass 2019 yang memberikan kesempatan baginya untuk belajar dari para master di dunia fotografi, antara lain Aida Muluneh (Founder and Director of the Addis Foto Fest), Diana Markosian (Peserta 2013 Joop Swart Masterclass), John Fleetwood (Kurator, Pengajar, dan Director of Photo:), Monica Allende (Kurator Independen, Creative Producer, dan Pengajar), dan Munen Wasif (Fotografer Dokumenter) pada 17-21 September 2019 di World Press Photo Foundation, Amsterdam, Belanda.

Welcome to PannaPodcast. Podcast yang membahas fotografi dari segala sisinya dan semua manusianya karena “Everyone Has a Story”. Satu pesan untuk para pendengar, “gak usah terlalu serius-serius”.