PODCAST SEBUAH ASA

Tidak banyak anak muda jaman sekarang yang berani mengambil resiko, untuk langsung terjun menekuni bisnis sejak usia muda. Nah, Hendra Pemana ini adalah salah satu dari sedikit anak muda tersebut, yang dengan gagah berani mencoba untuk menekuni berbagai macam bisnis. Mulai dari jualan kecil-kecilan di pasar, sampai akhirnya memiliki bisnis sendiri, yang telah memiliki beberapa orang karyawan. Bahkan, produk yang dijual pun tidak tersimpan di kantornya, melainkan didistribusikan dari tempat lain.

Namun, itu bukan berarti bahwa perjalanannya mulus-mulus saja, tetap ada rintangan yang mesti dihadapi, agar bisa bertahan dari berbagai cobaan yang datang menerjang.

Bagaimanakah kisah dari Sdr. Hendra selengkapnya?

Simak selengkanya hanya di PODCAST SEBUAH ASA.

Copyright 2022

Bidang kesenian, khususnya seni tari, memang memiliki tempat tersendiri di hati para pelakunya. Sebagaimanapun seni ini dipandang oleh orang-orang awam di luaran sana, kesenian yang mengutamakan keelokan gerak tubuh ini tetaplah menawan sebagai salah satu hiburan masyarakat.

Namun di masa kini, seni tari seperti sudah semakin ditinggalkan. Bahkan, banyak anak muda yang tidak lagi mengetahui ciri khas tarian di daerahnya sendiri. Karena mereka sudah terlalu sibuk menciptakan gerakan yang mereka “buat” sendiri, khususnya melalui beberapa platform media sosial yang cukup nge-trend belakangan ini, dimana anak-anak muda ini mampu mengekspresikan kelincahannya melakukan gerak-gerik yang kerap disebut “alay” tersebut.

Memangnya tarian-tarian “alay” semacam itu bisa membuat mereka menjadi seorang “penari” di masa mendatang? Bahkan mungkin ketika platform ini sudah tidak lagi eksis...

Entahlah.

Daripada berspekulasi sendiri gak jelas, yuk kita omongin keresahan di bidang seni tari ini langsung kepada pegiatnya, Desiana Rizka Fimmastuti. Beliau adalah salah satu pegiat tari tradisional (bukan tarian alay kayak di platform media sosial), yang pernah mentas di beberapa event-event regional.

Dengarkan kisah selengkapnya hanya di PODCAST SEBUAH ASA

Di jaman sekarang, internet sudah layaknya "kebutuhan pokok" utama untuk semua orang. Selain makan, tempat tinggal, dan juga pakaian. 

Banyak orang akan merasa terganggu, apabila tidak ditemani oleh internet dalam kesehariannya. Seolah kita sudah sangat ketergantungan (sekaligus kecanduan) terhadap internet.

Padahal, tahukah anda? Di awal tahun 2000-an dulu, tidak banyak orang yang butuh sinyal internet. 

Dan mereka semua bisa hidup apa adanya pada saat itu.

Namun sekarang, ketika tidak ada internet, barang lima menit saja, kita bisa teriak-teriak, seolah tidak pernah makan selama seminggu. 

Padahal dulu, bertahun-tahun lamanya, kita masih bisa hidup tanpa internet, tanpa pernah mengeluh sedikitpun.

Sebegitu massifkah internet mengubah hidup kita? 

Sehingga kita tidak bisa lepas darinya, walau hanya sedetik saja? 

Apakah bisa, kita kembali hidup tanpa internet seperti jaman dahulu??

Mari kita simak kesaksian mereka, tentang keberadaan internet yang telah mengubah kehidupan, dan mengubah sifat setiap penggunanya.

Hanya di PODCAST SEBUAH ASA

#podcast #internet #teknologi

Copyright 2022

Pihak kampus terutama para senior, meyakini bahwa OSPEK atau penyambutan mahasiswa baru (Maba) memiliki dampak yang positif untuk mengasah MENTAL mereka, ketika terjun menjadi mahasiswa selama empat tahun lebih. 

Emangnya bener kayak gitu? Bukannya yang terjadi selama ini adalah kebalikannya yah? Alias "Ngerusak Mental", alih-alih untuk mengasah.

Siapa sangka, niat baik untuk mengasah mental malah dijadikan ajang eksistensi dan balas dendam dari para senior kepada para junior-nya, yang berakibat pada perpeloncoan dan hal-hal bodoh lainnya.

Kita kupas tuntas bagaimana OSPEK itu sebenarnya sangatlah "unfaedah" untuk diteruskan, apalagi kalo harus melalui platform secara online. Mau jadi apa pendidikan negeri ini kalo sistem-nya aja "kocak" kayak gitu?

((Plus Segment Khusus mirip Hitam Putih Trans 7))

Eksklusif hanya di PODCAST SEBUAH ASA

For business inquiries, please contact following :

Email: podcastsebuahasa@gmail.com

Instagram: @podcast.sebuahasa

HP/WA: 085888116964

Copyright 2021

Kehadiran OSPEK diklaim mampu mengasah mental mahasiswa yang akan menjalani perkuliahan selama empat tahun lebih. Benarkah demikian?

Jika memang OSPEK bertujuan untuk mengasah mental, mengapa atribut yang dibawa terkesan lebih mengarah pada pembully-an, merendahkan maba (mahasiswa baru), bahkan hingga menimbulkan korban jiwa yang tidak sedikit? 

Namun, para senior dengan entengnya menyebut hal tersebut sebagai sebuah "akting", dengan kedok "mengasah mental".  

Lalu mengapa tradisi perpeloncoan saat proses orientasi menjadi sangat membudaya di setiap angkatan? Bisakah semua itu dihentikan? Termasuk ketika beralih menjadi berbasis online seperti saat ini?  

Temukan jawabannya hanya di PODCAST SEBUAH ASA.  

For business inquiries, please contact following : 

Email: podcastsebuahasa@gmail.com 

Instagram: @podcast.sebuahasa 

HP/WA: 085888116964  

Copyright 2021

Tradisi “Ngopi” sudah semakin jamak ditemukan pada banyak orang di jaman sekarang. Namun, tradisi jamak tersebut rupanya masih belum banyak dilakukan oleh perempuan, karena aktivitas ngopi kebanyakan hanya dilakukan oleh laki-laki saja.

Namun, ada satu perempuan di Jawa Barat, yang ternyata memiliki kegemaran serupa. Ngopi adalah salah satu "ritual" yang setiap hari ia lakukan. Dalam situasi apapun dan dimanapun ia berada, ngopi adalah kegiatan wajib yang harus ia lakukan dalam to-do-list-nya sehari-hari.

Disini kita akan kepo-in kegemaran teteh geulis yang satu ini, dan bagaimana sensasi yang ia rasakan ketika meneguk kopi tersebut.

Siapa lagi mojang geulis tersebut, kalo bukan “Bidadari Rambut Panjang” Teteh Siska Ambari.

Selengkapnya hanya di PODCAST SEBUAH ASA.

Sekian episode lamanya, kita berkomunikasi dengan teteh Siska melalui bantuan komunikasi jarak jauh, dengan segala keterbatasannya. Akhirnya, kita berkesempatan untuk bertemu langsung di kediamannya di kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Pada momen spesial tersebut, kita akan bahas bersama-sama tentang cara mendewasakan anak millenial atau Generasi Z. Kebetulan Teteh Siska juga memiiki satu anak yang baru berusia 10 tahun.  

Kita tahu sendiri, bahwa Anak-anak millennial atau generasi Z saat ini, cenderung sulit untuk dididik dengan cara konvensional seperti anak-anak pada jaman sebelumnya. Kehadiran berbagai macam teknologi sudah pasti menjadi suatu keniscayaan, untuk ikut dipelajari oleh anak-anak Gen Z.

Pertanyaannya kemudian, bagaimana sih orang tua jaman now ini mendidik anak-anaknya, atau bahkan mendewasakannya? Di tengah berbagai kemudahan yang senantiasa menghampiri mereka.

Bersama Teteh Siska Ambari, emak-emak geulis satu anak, kita akan cari tahu bersama.

Eksklusif di PODCAST SEBUAH ASA.

Banyak dugaan yang menyebut, bahwa pendidikan sekarang ini kian dikomersialisasikan. Uang kuliah yang semakin mahal, adalah salah satu indikasi yang nyata. Namun, pihak kampus serngkali bungkam, ketika diminta klarifikasi mengenai hal tersebut.

Tak hanya itu, di jaman sekarang ini, syarat kelulusan mahasiswa dari kampusnya menjadi semakin sulit. Mahasiswa tidak hanya dituntut untuk menempuh kuliah secara konvensional saja, melainkan juga harus mengikuti berbagai kegiatan lain di luar kampus, untuk dapat menunjang angka kelulusannya menjadi semakin tinggi.

Bersama Kak Eko Junianto, salah satu staff di Kampus UST, kita akan bahas kedua poin diatas. Kita juga akan belajar dari beliau, bagaimana caranya untuk bisa mendapatkan beasiswa dan dana hibah, yang pernah ia dapatkan sewaktu masih menjadi mahasiswa.

Selengkapnya hanya di PODCAST SEBUAH ASA.

Kehidupan mahasiswa di jaman millennial seperti sekarang ini, seolah semakin “melenceng” dari kehidupan normalnya mahasiswa pada era sebelumnya.

Bahkan, kebanyakan mahasiswa millenial sekarang tidak memiliki tujuan yang jelas dalam menekuni profesinya sebagai seorang mahasiswa. Mereka dianggap hanya ikut-ikutan arus atau bahkan sekedar "keren-kerenan" saja, ketika memutuskan untuk melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi.

Sebenarnya, bagaimana sih kondisi pendidikan tinggi kita pada saat ini, dan apa saja dampaknya untuk masyarakat di sekitarnya? 

Di chapter pertama episode kelima ini, kita akan bahas tuntas bersama Kak Eko Junianto, salah satu staff di kampus UST Taman Siswa Yogyakarta, yang dulunya juga pernah menerima beasiswa saat kuliah di kampus yang sama.

Eksklusif di PODCAST SEBUAH ASA.

Pendidikan Indonesia tak henti-hentinya diterpa cobaan dari berbagai aspek. Banyaknya regulasi yang datang silih berganti tak juga membuat pendidikan negeri ini menjadi lebih baik. Justru yang ada malah semakin menambah masalah baru lainnya.

Chapter terakhir dari episode keempat playlist NGOBROL kali ini membahas panjang-lebar tentang beberapa fenomena unik yang dialami oleh pendidikan Indonesia di jaman now ini. Tentunya masih bersama "Bidadari Rambut Panjang" yakni Siska Ambari.

Eksklusif di PODCAST SEBUAH ASA.  

Dengan semakin berkembangnya dunia teknologi komunikasi, maka semakin susah pula para guru di jaman Now untuk mendidik generasi millenial saat ini. Banyaknya godaan yang muncul membuat para siswa tidak lagi bisa fokus 100% terhadap apa yang guru ajarkan di dalam kelas.

Mau tidak mau, para guru pun harus menanggalkan cara mengajar mereka yang lama, agar tetap mampu mendapat simpati dari murid-muridnya.

Di episode 4 part kedua playlist Ngobrol ini, kita ungkap bagaimana guru Matematika di salah satu Sekolah dasar yang juga merupakan "BIdadari Rambut Panjang" yakni Siska Ambari, menjalani suka-dukanya selama hampir 10 tahun berprofesi menjadi seorang guru, serta apa saja yang berubah dalam dunia pendidikan selama rentang waktu tersebut.

Selengkapnya hanya di PODCAST SEBUAH ASA.

Di tengah banyaknya anggapan yang menyebutkan kalo guru Matematika itu serem, killer, galak, dsb. Rupanya di kota Sumedang, Jawa Barat ada sosok guru yang geulis pisan, ramah, dan justru disayang oleh murid-muridnya.

Playlist NGOBROL eps. 4 chapter pertama kali ini kembali menghadirkan seorang "Bidadari", yang juga merupakan guru Matematika di salah satu Sekolah Dasar di kota Sumedang, Jawa Barat. 

Siapa lagi "Bidadari" tersebut, kalo bukan Teteh Siska Ambari.

Kita akan kenalan lebih jauh tentang sosoknya sebagai guru idola para murid, serta pandangannya tentang periode sulit dunia pendidikan di masa pandemi, yang masih belum usai sampai saat ini.

Eksklusif di PODCAST SEBUAH ASA.

Peristiwa bocornya tanggul di Pabrik Lapindo Brantas pada tahun 2006 silam, menghiasi headline di berbagai media massa selama beberapa bulan, bahkan beberapa tahun. Tidak ada kejelasan yang pasti tentang penyebab lumpur yang terus meluap ke permukiman warga di Kecamatan Porong, Sidoarjo, Jawa Timur tersebut.

Meski sudah 15 tahun berlalu, namun banyak pelajaran yang bisa dipetik dari kejadian tersebut, yang tentu saja masih relevan dengan perkembangan modern saat ini.

Bersama M. Fajrul Mushoffi, salah satu korban tragedi Lumpur Lapindo 2006, kita akan cari tahu bersama, bagaimana sih persisnya peristiwa tersebut terjadi? Dan apa saja yang mereka lakukan untuk menyelamatkan diri mereka dari semburan lumpur yang tak kunjung henti?

Temukan jawabannya hanya di PODCAST SEBUAH ASA.

Sudah lebih dari satu tahun, pandemi Covid-19 menemani hari-hari kita semua. Berbagai kebijakan pun sudah dikeluarkan oleh pemerintah, untuk dapat menekan angka pertumbuhan kasus pasien. 

Namun, ketika kebanyakan dari kita terlalu berfokus pada sisi kesehatan, rupanya para perempuan juga ikut terdampak dengan kehadiran pandemi saat ini. Mereka senantiasa menjadi "korban" dari berbagai kebijakan, manakala sosok perempuan masih kerap termarjinalkan. Sekalipun sudah banyak gerakan yang telah dihimpun oleh beberapa komunitas penggerak perempuan.

Bersama Bunda Miftah Bachria Saadah yang merupakan seorang Pemerhati Perempuan, kita ingin melihat lebih jauh bagaimana perempuan harus mampu bangkit, dan berdiri dengan kemampuannya sendiri. Bukan karena dikasihani apalagi dipandang remeh.

Dengarkan selengkapnya hanya di PODCAST SEBUAH ASA.

Episode pertama dari Playlist NGOBROL kali ini terbilang unik, karena langsung mengundang bintang tamu seorang "Bidadari", tepatnya "Bidadari Rambut Panjang" yakni Teteh Siska Ambari. 

Teteh Siska bercerita bagaimana dirinya mendapatkan rambut panjang nan indah miliknya, dan seperti apa cara dia dalam merawat mahkotanya tersebut, sehingga dapat terus menarik perhatian semua mata yang menyaksikannya. 

Eksklusif hanya di PODCAST SEBUAH ASA.