RUU (Ruang Usik-usik)
By Koalisi Seni
RUU (Ruang Usik-usik)May 13, 2022
Keamanan Digital Bersama SAFEnet
8 - Seniman Sepakat Berserikat
Masa pandemi dan terbatasnya ruang fisik tidak menyurutkan gerak seniman mengeksplorasi beragam kemungkinan untuk memperbaiki ekosistem seni. Sejumlah Anggota Koalisi Seni memanfaatkan momen ini untuk berhimpun secara daring, lantas mengkonsolidasi sumber daya pengetahuan dan jejaring untuk mengadvokasi kebijakan seni. Pada Ruang Usik-Usik episode Seniman Sepakat Berserikat ini kita akan gali cerita dari Aristofani Fahmi sebagai Sekjen Asosiasi Seniman Riau (ASERI) dan Shinta Febriany sebagai Ketua Umum Perkumpulan Nasional Teater Indonesia (Penastri).
*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id
7 - Seperti Apa Potret Kebebasan Berkesenian di Indonesia?
Kebebasan berkesenian masih menjadi isu pelik di Indonesia. Sering kita dengar berita pembubaran atau pelarangan sebuah pameran seni. Pada 2020, Koalisi Seni didukung UNESCO melakukan studi pustaka pelanggaran kebebasan berkesenian pada tahun 2010 hingga 2020. Seperti apa temuannya dan mengapa kebebasan berkesenian itu penting? Kita obrolkan dalam Podcast Ruang Usik-Usik episode kali ini bareng Ratri Ninditya, Koordinator Peneliti Kebijakan Seni dan Budaya, Koalisi Seni serta Damar Juniarto - Direktur Eksekutif, SAFEnet. Obrolan dipandu Ines Nirmala.
*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id
6 - Seni dan Gender
Tak sedikit perempuan yang berkarya di bidang seni. Bahkan jumlahnya terus bertambah seiring berkembangnya era. Tapi sayang, bias dan diskriminasi gender masih dapat kita jumpai dalam ekosistem seni. Podcast RUU kali ini, bertajuk Seni dan Gender, akan memberikan gambaran umum perihal kondisi terkini terkait ketimpangan gender dalam seni. Novelis Erni Aladjai, Ketua Komnas perempuan Andy Yentriani dan Ayu Maulani dari Girls Pay The Bills berbagi pandangan serta pengalaman yang sudah dan perlu dilakukan untuk menghapus diskriminasi gender dalam seni. Kita simak obrolannya bareng Naomi Lyandra.
5 - Saat Seniman Bersiasat
Pandemi COVID-19 mengubah seluruh penduduk di dunia menjalani kehidupan apapun profesinya, tak terkecuali para seniman. Cara berkesenian pun mengalami perubahan drastis. Kegiatan seni yang awalnya banyak mengandalkan pertemuan langsung, kini perlu beradaptasi dengan pembatasan jarak dan protokol kesehatan lainnya demi mencegah penyebaran virus. Kondisi inilah yang akhirnya mendorong para pekerja seni putar otak mencari bermacam siasat agar tetap berkarya.
Podcast Ruang Usik-Usik (RUU) kali ini akan memotret siasat para seniman di tengah pandemi. Dua seniman, keduanya anggota Koalisi Seni, akan urun rembuk soal pengalaman mereka. Maria Tri Sulistyani (Ria), co-founder Papermoon Puppet Theatre dan Fransiskus Delvi Abanit Asa, pastor sekaligus pendiri Komunitas Foho Rai bercerita di episode kali ini dipandu oleh Naomi.
4 - Seni untuk Kesehatan Jiwa
Seni juga kerap dimanfaatkan untuk menjaga kesehatan jiwa dalam bentuk terapi maupun rekreasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seni meredakan gejala kecemasan dan depresi, serta mengurangi stres.
Dalam situasi krisis, seperti pandemi COVID-19 yang masih melanda dunia, seni kembali memberikan manfaat pentingnya. Kajian soal penggunaan seni dalam pandemi menunjukkan seni berguna tak hanya untuk menyebarkan informasi, tapi juga mempromosikan harapan dan inspirasi, dan membantu kita bertahan.
Nah, di Podcast Ruang Usik-Usik episode kali ini kita bakal bahas tuntas pentingnya seni dalam kesehatan mental kita, bareng seniman, Hana Alfikih dan praktisi mindfulness, Adjie Santosoputro.
3 - Serunya Filantropi Seni
Katanya, orang Indonesia gemar menyumbang dan menolong orang tak dikenal. Tapi kok jarang ya memberi untuk seni? Kita obrolin yuk bareng Sophia Rengganis, senior tax manager PWC Indonesia, dan Yuli Andari Merdikaningtyas, penerima Hibah Seni Kelola dan penggagas Festival Film Sumbawa 2019 yang saat ini sedang studi di Polandia.
2 - Filantropi Seni Pascapandemi
Katanya, orang Indonesia gemar menyumbang. Tapi, cuma sedikit dari kita yang menyumbang untuk sektor seni. Bagaimana COVID-19 mengubah ekosistem seni dan cara kita memberi? Mari ngobrol bareng Amna Kusumo (Yayasan Kelola), Raden Maulana (Kolase.com), Dr. Dina Dellyana (HMGNC & SBM ITB), dan Ratri Ninditya (Koordinator Peneliti Kebijakan Koalisi Seni dan salah satu penulis buku Seni Memberi untuk Seni).
1 - Mengapa Perlu Advokasi Kebijakan Seni?
Advokasi itu apanya alpukat? Apa sih pentingnya mengadvokasi kebijakan untuk ekosistem seni? Di episode RUU perdana ini, Cholil Mahmud dari band Efek Rumah Kaca dan Retha Dungga dari Koalisi Seni membahasnya.