Si Kacamata

Ya udah dengerin yak wehehe. Ntar kalo pada suka, gue bikin part selanjutnya

Menjelaskan secara subjektif betapa kompleksnya manusia.

Coba aja dulu. Siapa tau bermanfaat

Hadeh aja dah

POV gue soal apa yang bisa kita kendalikan dan apa yang nggak bisa kendalikan. Semoga membantu!

"Ada loh jalan yang simple, tapi ya udahlah kalo emang lu dulu milih jalan yang ruwet. Emang lagi masuk fase si paling oke kali lu dulu". Kutipan dari gue yang sekarang untuk gue yang dulu

Susyeh bun. Bener dah. Tapi balik lagi ya, keputusan ada di tangan masing-masing.

Pesan moralnya: belajar jadi orang baik aja dulu selama punya akal.

Katanya banyak temen banyak untung. Gimana kalo ternyata banyak temen, malah jadi banyak drama? Kan pusing. Ini perspektif gue tentang pertemanan di hidup gue. Yang menurut kalian baik, ya ambil aja. Yang menurut kalian gak perlu, ya gak usah masukin ke dalam hati. Ntar kalo overthinking, gue gak bisa nolong. Makasih ya buat yang dengerin.

Yang relate sama isi episode kali ini cung! Kita sama. Semoga ini jadi pembelajaran buat gue, lu, kita semua.

Cuma POV buat kalian yang baru nyemplung di dunia kerja-kerja lucu dapet cuan.

Pengalaman gue berkutat di dunia anak-anak ternyata membuat gue jauh lebih mengenal nilai dari setiap manusia. Shoutout buat temen gue, seorang terapis wicara yang udah membantu gue mencapai turning point di hidup gue tahun ini.

Omongan random yang ternyata ujug-ujug ada sedikit kesimpulan juga. Volume maksimal aja ya karena gue ngomong udah kek orang males juga

Ya ambil sendiri deh hikmah obrolan kita. Keknya seru kalo di-record lagi. Maklumin noises ya. Record di cafe soalnya haha

Sepenggal pengalaman gue dalam meditasi. Punya compassion dan forgiveness itu sulit. Letting people go juga bukan hal yang mudah. Tapi namanya proses nggak ada yang mustahil.

Kebanyakan dari kita sering di-silent dengan orang lain. Semoga ini episode kali ini bisa mewakili. Buat yang demen silent, dengerin yuk.

Gue juga bingung kenapa jadi curhat, jadi ambil hikmahnya aja ya

Gue sering banget ngerasain dibandingin, dan gokilnya dibandingin dengan perempuan lain. Ntah apa tujuannya, ntah poinnya apa. Risih? Tentu. Tidak nyaman udah pasti. Tapi ya udahlah ya, mau gimana lagi.

Seringkali kita terjebak dalam insecurity diri kita sendiri. Siapa yang salah? Kita atau sekitar? Sebelum dijawab, mari kita dengarkan celotehan subjektif si Andina yang juga sering insecure. You are not alone, peeps

Terlalu banyak hal mengenai wanita yang terlihat kompleks. Termasuk menyatakan diri ini didominasi logika atau perasaan. Di episode kali ini gue akan menyampaikan beberapa perspektif gue mengenai hal tersebut.

Covid-19 udah bikin hidup kita berubah banyak ya ternyata. Lebih bikin kita bersyukur juga. Betapa Tuhan memberikan kita cobaan yang dapat mengubah pola pikir kita selama ini. Tuhan baik. Tuhan sayang sama kita. Voice note dari teman-teman yang sudah mengirim ke gue juga salah satu dari sekian banyak harapan setiap manusia di bumi ini. Kita aminin bareng-bareng, yuk! Ibu bumi, segera sembuh ya.

Seringkali kita lupa kalau perkara gagal move on bukan cuma soal percintaan, banyak aspek di kehidupan kita yang selalu melibatkan "move on" untuk menjalani hidup. Ya namanya juga hidup ya. Proses ke tiap level selalu beda. Jadi? Udah bijak move on hari ini?

Ntah terlalu sering memaklumi, atau memang nggak terlalu peduli ketika berbagai pelanggaran atau tindakan yang tidak semestinya terjadi di sekitar kita. Apa sih yang mesti kita benahi? Di episode kali ini gue berusaha menjabarkan apa yang harus gue sampaikan dengan harapan kita sebagai manusia tetap bisa tetap berada di track kita untuk menjadi manusia tanpa harus bersikap apatis terhadap manusia lain.

Beberapa hari yang lalu gue menemukan isu generalisir dan comparing pada sesuatu yang gak seharusnya untuk dibesar-besarkan. Disini ketriggeran gue muncul untuk ngebahas hal ini supaya kita bisa paham apa aja yang seharusnya kita nilai mana yang nggak dari individu lain. Harapannya semoga membuka pandangan lain untuk si "judger" dan si "being judged". Karena hanya 1 yang bisa kita generalisir antar individu, yaitu "Kita manusia".

Gue dengan motivasi gue membuat podcast Si Kacamata, berharap kalian semua dapat lebih bijak menyikapi sesuatu dengan menyerap berbagai macam perspektif. Karena seperti gue, tanpa kacamata pandangan gue nggak jelas. Begitupun kita, tanpa perspektif banyak ketidakjelasan yang didapat. Buat kalian yang pengen gue berbagi perspektif gue, memberikan saran kalian ke gue, silahkan Direct Message ke instagram @_andinandin