Suara Cacing

Setelah penantian yang ga panjang-panjang amat. Akhirnya kami bisa menyaksikan NFAB versi series ini. Mohon maaf kalau audionya agak kurang karena kami take dadakan pas ketemu di comic con.

Obrolan soal Ramadan: Hari-hari, Takjil, tarawih dan I'tikaf. Di akhir lagunya ERK 'Teruslah Terlelap'. Seperti saya saat sahur.

Welcome, Indri to my "Suara cacing" Podcast! Ngobrol soal malam pertama Indri nonton standup comedy, review 1 bulan nikah, dan gimana rasanya tinggal di Cimahi dengan sehari-hari kerja di Bandung.

Direkam pagi setelah mengetahui kemenangan Jepang melawan Spanyol. Bahas Live Podcast Ancur edisi 3rd Anniversary. Bahas nyari duit. Nyanyi dikit di akhir lagunya Ruth Sahanaya tp diiringi Vira Idol.

Mencoba rekaman pake seperangkat alat podcast dari Podcast Ancur. Sekalian update2 kehidupan.

Sebuah review special show Pandji Pragiwaksono, Komoidoumenoi, dari penonton di kota Yogyakarta dan Semarang. Mungkin agak spoiler ke beberapa bit yg dibahas, tapi tidak sampai bahas isinya, cuma kesan pas dapetnya aja. Selamat mendengarkan. 

Sebuah update dari eps. 45, dan sedikit cerita tentang "Selamat Tinggal". Lagu penutup, "Nanti Saja" dari Somewhere Somewhere.

Sebuah curhatan pekan yg gawat dan berantakan akibat keteledoran pribadi.

Pada suatu malam yg sendiri di kantor, resah dan gelisah dan bingung merespon hal-hal dalam hidup.

Update kehidupan dan cerita pengalaman (hampir uwu) di kereta menuju Malang, terinspirasi cerita di eps. 62 Podcast Seminggu.

Sejumlah alasan mengapa kita mesti segera menonton Run with the Wind.

Mencoba fitur baru Anchor.

"Apakah memang ada keterkaitan antara selera.. dan seseorang itu pantas menikmati seuatu hal berdasarkan taraf hirup atau kelasnya?" Menit 16.20

"Jangan sampai selera Lu bagus, musik yang lu dengerin, film yang lu tonton bagus-bagus tapi lu masih terjebak di kehidupan yang standar hidupnya rendah, kata bapak itu." Menit 19.24 

Adalah monolog tentang sebuah kedai "Seafood 59" di daerah Pondok Cina, Depok. Bercerita tentang pengalaman merasakan makanan di sana, referensi musik dan film yang dibagikan oleh pemilik kedai, serta sedikit diskusi mengenai pemikiran beliau soal kasta selera dan kelas.
---
Audio ini merupakan tugas akhir dari kelas intensif Gudskul bersama Koalisi Seni mengenai "Membaca Budaya Populer dengan Metode Critical Mindfulness" bersama Hikmat Darmawan.

Bisa dibilang podcast ini selama 3 tahun gini-gini aja. Tapi gw tetap berterima kasih karena dari podcast ini gw banyak belajar, dan podcast ini jadi jalan buat gw ke hal-hal lainnya. Sebenarnya udah kepikiran mau bahas apa tapi lupa karena ga dicatet. Haha akhirnya jadi unboxing chiki ball buat nyari tazos. Haha

Dikasih judul sesuai lagu di akhir. 

Bahas buku "Honjok: Seni Hidup Sendiri" dan sedikit diskusi dengan teman-teman @bookberclub.

Rekamannya berasa nelpon di wartel. Ngomongin bertambah usia dan hari-hari yg biasa serta hal-hal baru di pekerjaan, kondisi pandemi yg kian buruk (stay safe guys), dan kumpul keluarga yang tidak disengaja. 

Update kehidupan belakangan sampai bulan Mei. Bahas efek vaksin, pindahan, Pokemon Go, dan 27 Club.

Durasi: 29 Menit
Musik ending: Orange - Joni

Membahas buku "Sebulan di Negeri Manga" karya Hikmat Darmawan. Sebuah cerita perjalanan yang agak spiritual menurut saya, untuk mempelajari sebuah kultur, bahkan sub-kultur. Asik sekali.

Soal Kemenkes "Palsu", pengalaman nginep di Bobobox, Film Happy Old Year dan ketergantungan dengerin podcast.

Membahas buku "How to Worry Less About Money" karya John Armstrong dari seri The Scool of Life pada sesi Bookber Club. Buku filsafat yang menarik tentang hubungan manusia, keresahan dan uang.

Terakhir di 2020. Tentang keseringan overpromise dan malah jadi underperform, dibanding sebaliknya. Juga soal Midnight Dinner, Seafood 59 dan pilihan menjalani hari tua. 

Mencoba ngomong sendiri lagi tentang hal-hal yang terjadi belakangan, yg sedang senang didengarkan dan apa lagi ya. Haha ya dengerin aja. Maaf di awal2 suara jalanannya agak ganggu.

Saya, Balung, Yasser, Cool dan Teka bermain "Book of Questions" nya Lala Bohang. Dari pertanyaan-pertanyaan yang ringan sampai yang dalam dan juga pertanyaan sederhana cuma mengena buat beberapa orang. Silakan disimak dan jawab sendiri juga jika mau. Maaf ada yang saya sensor karena menyesuaikan dengan consent teman-teman.

Membacakan sajak "Ayah Kecil" karya Li Young Lee, yang diterjemahkan oleh M. Aan Mansyur. Dalam rangka #AgustusMembius.

Awalnya kami janjian zooman biasa, seperti minggu-minggu yg lalu. Tapi pas saya masuk ternyata itu sebuah "jebakan" dari kawan-kawan saya. Haha jadilah episode ini  ya semacam roasting atau bisa juga nostalgia tentang cerita-cerita lama. Maaf kalau bahasa dan bahasannya ada yg lokal atau kurang berkenan. Sudah saya upayakan bisa didengarkan siapapun. Hehe buat saya ini adalah sebuah kado HUT ke-26 yg emezing! Terima kasih

Mengajak duo host Podcast Patriot buat nostalgia Ramadhan di pesantren yang 'keras'. Haha episode ini adalah bagian kedua dari satu rangkaian pembahasan. Di episode ini kami bicara pesantren kilatnya anak pesantren dan hal-hal reflektif terkait Ramadhan. Dengarkan bagian pertama di Podcast Patriot!

Atas usul salah satu kawan saya, kami akhirnya menggelar malam sastra jarak jauh. Masing-masing saya dan Balung membacakan 2 puisi dan bercerita tentang itu, dan Shera membacakan sebuah cerpen kesukaannya dari Seno Gumira. Salah satu episode yang paling niat yang pernah saya edit. Haha semoga bisa menjadi kawan di tengah pengasingan.

Apa yg menyenangkan dari menjadi orang lain?

Sebuah perbincangan akademik bersama Iik tentang "Cosplay". Kali ini saya (sebagai pelaku cosplay-cosplayan) yg jadi narsum dan Iik mencoba menelaah Cosplay dari sudut pandang keilmuan komunikasi.

Kumpulan playlist sebagai nasihat pernikahan untuk Febri dan Icha yang menikah tanggal 22 Februari 2020. Semoga berkah dan jaya sukses makmur sejahtera. Tabik

Pernah ga mengalami kerinduan, tapi ke diri sendiri yang dulu? 

Mungkin di masa lalu pernah merasa jauh lebih baik dari diri yang sekarang dalam hal prinsip, visi maupun hal-hal sehari-hari. Episode ini jadi tempat saya curhat aja sih tentang diri yang sekarang yang merindukan diri saya yang dulu. Haha Awalnya gara-gara lagunya ONE OK ROCK - Heartache.

Membacakan beberapa puisi Joko Pinurbo dari dalam kaleng Khong Guan, mungkin sebuah upaya menemukan bapak yang tidak ada dalam keluarga itu. Juga tentang karya-karya visual Sukutangan yang menyenangkan.

Bukunya masih bisa dipesan dan akan tiba di akhir Januari ini. Beberapa yang dibacakan di sini diambil dari 'sampelnya' yang termuat di Kompas tanggal 31 Agustus 2019.

*Ilustrasi keluarga Khong Guan yang digunakan dikerjakan oleh @sukutangan untuk sampul buku "Perjamuan Khong Guan".

Episode terakhir di 2019 masehi membahas 5 buku, lagu, film dan podcast yang paling sesuatu buat saya di tahun ini. Sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada mereka yang telah membuatnya, juga dalam rangka menilai perkembangan selera sendiri. Hehe

Boleh bagi-bagi juga buku, lagu, film dan podcast yang paling sesuatu buat lu di tahun ini ke dm atau email (suaracacing@gmail.com). kalau ada umur bisa kita bahas-bahas di episode selanjutnya. Selamat berganti tahun.

Pameran buat siapa sih? Episode cerita pameran. pameran-pameran yang lagi berlangsung, yang sangat berkesan dan yang lain-lain. Juga bagaimana pameran berpengaruh ke kehidupan dari apa yang dibawa pulang.

Semacam mengulas 'Selfie(s)'. Sebuah kumpulan buku dari 5 penulis: Adimas Immanuel, Faisal Oddang, Ibe S Palogai, Lala Bohang, , dan Theresia Rhumte. Sebuah pegalaman menyenangkan dapat menikmati karya yang masing-masingnya unik ini. Silakan mari didengarkan diperdengarkan. Semoga berkenan dan tak lupa untuk selfie(sh) hari ini.

Ketakutan apa yang kita miliki terkait interaksi kita dengan orang lain dan pencapaian kita dalam hidup? Bagaimana kemudian ketakutan-ketakutan itu bisa menjadi sesuatu yang oke juga?

Episode saya satu tahun ber-podcast (1 Muharram 1440 - Muharram 1441), sedikit bicara tentang kenapa ini semua dimulai dan mesti berlanjut. Lebih banyak bicara tentang FOMO (Fear of Missing Out), yang ternyata lebih luas dan dalam dari apa yang dulu saya kira.

Pernah pada suatu masa, saya hanya punya sisa uang 60 ribu. Dan hari itu adalah hari sabtu yang membosankan. Dibanding membeli bahan makanan untuk beberapa hari kedepan, saya malah berangkat ke bioskop dan menonton Zootopia.

Episode kali ini, saya membahas perilaku penonton berkaitan dengan film, dan mengapa film kadang-kadang adalah hiburan terbaik.

Musik: Happy Together - Turtle

Meet Hilal (@jujursenja), kawan eksotis tropis yang memulai perjalanan pencariannya keliling jawa, menetap satu tahun di Australia sampai berkeliling di Eropa. Simak ceritanya dan hal-hal yang ia bawa pulang dari sana!

Mencoba menutur puisi, sembari menambah wadah untuk belajar menyunting.

Dari puisi Hauritsa yang saya temukan di pamerannya beberapa waktu lalu, bertajuk " Semoga Kau Mau". Entah mengapa waktu pertama kali baca, langsung suka, padahal belum paham betul (sampe sekarang). haha begitulah.

----
Video: Pexels
Music: ES_It's Been So Long (Instrument) - Cody Francis

Kami (Cacing Brothers) yang sok tahu beropini tentang Shazam! setelah bulan lalu juga menonton Captain Marvel. Biasanya kami membuat ulasan film di youtube, tapi karena kemarin tidak sedia kamera jadi saya rekam audio saja ya, dan jadi masuk episode posket ini. hehe 

 Maraknya fenomena "Let's confuse kids nowadays" membuat saya berpikir, ada sesuatu di balik ini. Juga terkait senioritas dalam bermedia sosial, dan pertanyaan-pertanyaan lainnya dari kawan-kawan pendengar yang saya jawab di segmen kedua.

Maaf kalau segmen kedua agak berantakan audionya(efek gelombang-gelombang yang tidak stabil. Haha). Tapi segmen pertama aman sih.

Ngablu bersama dua kawan yang berprofesi sebagai tukang bikin "copy". Tentang profesi copy writer dan content writer. Suka duka dan keseruan keseruan serta perseteruan.

Suka Duka Cita-Cita. Suka cita dan duka cita dalam meraih cita-cita.

Masih ingat cita-cita dari masa kecil? Apakah sekarang menjadi sesuai yang dicita-citakan? Saya coba cerita tentang cita-cita dari awal yang paling diinget, sampe yang paling terakhir. Dari mulai pengen jadi ahli fiqih, guru tafsir, ekonom, host acara kuliner, reporter dan pengusaha. Dan belum ada yang betul-betul-betul sampe sih. haha

Episode ini banyak terpengaruh dari lagu FSTVLST berjudul 'Gas!'. Selamat mendengarkan, semoga tidak ngegas.

Bicara tentang dunia podcast, keresahan dan pertanyaan-pertanyaan yang paling sering diutarakan anak-anak muda, dan bagaimana dunia pesantren dan kampus membentuk diri. Di sini, mari kita subjektivikasi Iqbal Hariadi.

Curhat 15 menit. Direkam menjelang sakit, sambil ditemani "duniawi" rumahsakit.

Atas saran seorang kawan beberapa waktu lalu, saya coba pilihkan 5 buku, lagu, film dan podcast yang paling sesuatu buat saya di tahun 2018 M. Sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada mereka yang telah membuatnya. Huwa Huwa Huwa

Musik: Morfem - Rayakan Pemenang

Tamu pada episode ini cukup spesial, si laki laki pemalu. Banyak yang tidak menyangka di balik tampang security nya tersimpan hati Hello Kitty. Atau di balik wajah om-om nya ternyata tersimpan pribadi yang sangat keibuan. haha

Ngomongin projectnya di Kapiler.id, mimpi mereka untuk membuat panti asuhan lebih berdaya dan mantap jiwa, juga kesukaan bang Toro soal bola, kopi, buku, dan milan mempengaruhi kehidupannya sampai sekarang.

Di akhir bahas sedikit part quarter life crisis yang dialami, dan cerita menanganinya. Spoiler sedikit: tentang kisah asmara dan nikah juga. Haha

Demikianlah, semoga berisi, tak hanya berisik. hehe

----

Musik: Laki-laki Pemalu (ERK) cover by Salma Nurul dan M. Ilham