Cinta - Rosh Vitria ( CRV )

Tak seberapa karyaku ini. Tak seberapa langkahku ini. Tapi kita para generasi, teruslah berjuang pantang menyerah. Semangatkan juang dan niatkan dari hati yang suci. Itulah merah putih menurutku. Merdeka. Dirgahayu RI 75 Indonesia Maju...

Maya yang seorang muslimah bertemu dengan Edo. Pria tampan, pandai, baik, dan pengertian. Tapi Edo bukanlah seorang muslim, sehingga membuat sebagian dari sahabat Maya menentang hubungan mereka. Bahkan Bunda Maya pun tak menyetujui kalau sampai mereka menikah. Akan tetapi, Maya merasa dirinya sudah cukup dewasa untuk menentukan pilihan dalam hidupnya. Dia pun tetap dengan keputusannya menikah dengan Edo meski telah menorehkan luka di hati sang Ibunda.

sejak anak itu membuka katupan matanya...
rumah sunyi, hanya ramai kerlap-kerlip lampu kota...
tanyaku dalam hati...
ini negeri yang berbaring di mana?...
ada yang berlari ketika aku sedang berjalan...
ada yang tertawa ketika aku sedang meratap...
ada yang berkumpul ketika aku sedang sendiri...
ada yang memberi ketika aku sedang menerima...
aku tak mengerti, apakah ini bernama kehidupan?...
akulah anak itu...
anak-anak akhir cerita...
yang jauh dari peliharaan orang tua...
aku tetap belajar merangkak...
menggigil menerjang badai-badai kebodohan...
berharap mandi keringat...
kurikulum kesuksesan...
yang jelas kincirku telah berputar mengikuti angin...
menari ke atas ke bawah...
dia tak akan berhenti sebelum waktu menghentikan dinamikanya.

Judul puisi : Kuncup Cintaku. Karya : Rosh Vitria. Isi : Kuncup cintaku... Masihkah senandung ayat-ayatmu membuai merdu sepanjang malam Menyambut langkah menuju gerbang kemuliaan? Kuncup cintaku... Masihkah tersimpan bisikan surat kabar dalam kotak hitam Menyongsong hari demi hari penuh cahaya? Kuncup cintaku... Masihkah jiwa ragamu percaya pada hati Menjerit merindukan gemulai gerak tanganmu? Kuncup cintaku... Daging dan darah yang melekat dalam jiwa Tak pernah bosan bagiku mencintaimu... Kuncup cintaku... Aku tak pernah melihat apapun yang lebih indah dan ceria Bahkan seolah matahari beredar di wajahmu Kuncup cintaku... Padamu semakin mekar

Perkenalkan nama baru podcast ini CRV atau Cinta - Rosh Vitria.

Hanyalah sebuah peringatan!!😊

Judul puisi : Karena Jilbab lebih dari Selembar Kain. Penulis puisi : Ayesha El Himah. Isi : Saat aku memakaimu di kepalaku, Sungguh ini bukan sekadar kain penutup Karena denganmu Allah menjagaku Karena dengan kehadiranmu, mereka tahu siapa aku Saat aku menyematkanmu di kepalaku, Sungguh kamu bukanlah sekadar kain Tapi pakaian yang menjagaku Dari tingkah tak pantas Bagiku, kau adalah cermin hati... Bagiku, kau adalah semangat untuk selalu menjadi baik Bagiku kau adalah perisaiku..... Sungguh... sekali lagi kukatakan, Kau bukanlah sekadar kain... bukan sekadar pembatas Namun... kau adalah bukti ketaatanku...........

Judul cerita : Jilbab Syar'i Tetap Manglingi. Penulis : Siti Mutmainah. Seorang wanita yang sejak dini begitu perduli terhadap agamanya serta ingin memperbaiki dirinya dengan ilmu agama tersebut. Islam banyak dia dengar mungkin dengan menimba ilmu di pondok pesantren, namun impiannya itu tidak didukung oleh orang tuanya. Dengan kegigihannya, walaupun tidak nyantri dia tetap akan menunjukkan kepada dunia kalau berjilbab versi dirinya merupakan bentuk pembuktian cinta kepada Sang Pencipta (Allah). Belajar dari buku dan guru mengaji membuatnya berjuang mendandani diri dan orang lain dengan sepantas-pantasnya tapi terlihat modis dan tampil menawan.

Judul : Dear Allah, Please Make Me Over... Penulis : Sahafiyah Ibrahim Menceritakan perjalanan hidup wanita cantik bernama Intan yang penuh dengan ujian. Ditahun yang sama, ujian baginya begitu bertubi-tubi menerpa. Dimulai dari Ibundanya yang sakit keras, kekasihnya yang sifat dan wataknya keras hingga meninggalkannya, dan urusan pekerjaannya yang malah menjerumuskannya ke lubang dosa. Karena akhirnya Ibundanya pun meninggal dunia, jadi Intan pun semakin kebingungan dan tidak tahu tempat bersimpuh. Hingga akhirnya dia mengingat kembali Tuhannya yaitu Allah SWT. Dengan sandarannya kepada Allah itu, dia pun mulai mengenal apa artinya hidup dan harus bagaimana menjalani hingga bersikap untuk hidup yang baik.

Judul puisi: Jadilah Permata Ukhti! Karya : Ayesha El Himah Isi : Kalian pasti pernah melihat kami bersanding bersama... Di etalase sebuah gerai perhiasan Kami sama-sama berkilau dan menarik Apalagi saat kami tersemat di cincin bermata jeli atau menghiasi liontin yang bergantung anggun Ya, kami memang serupa meski tak sama... Ah... kalian haruslah jeli untuk bisa membedakan kami Aku si kaca, yang berkilau dan memantulkan cahaya Kadang pendarku bisa menipu yang tak tahu Tapi aku tetaplah kaca, cemerlang dan kosong Meski dengan pendaran yang memukau tetap saja tak berharga... Tapi lihatlah di sana... bertakhta dengan bersahaja si permata... Berkilau, kadang tak terlalu menyilaukan... Sepintas mirip denganku, si kaca Tapi dia amat berharga... yang jika hilang bisa membuat berduka si empunya Karena dia bukan kaca yang tak berisi Dia juga tidak ringan Tapi berat berkarat-karat... Seperti itulah wanita muslimah... Bisa jadi pendarnya di dunia tidak melebihi wanita yang lain... Bisa jadi secara fisik dia kalah memukau... Tapi dia amat berharga... Oleh isi berupa iman dan takwa... Sungguh merekalah permata dunia sesungguhnya.....

Percakapan santuy untuk membandingkan dari setiap kalangan tentang arti cinta. Dan inilah kata anak muda zaman sekarang.....

Ini adalah bentuk peringatan kepada diri kita. Jadi ayo lawan dengan kesadaran. Yuk... Saling membantu dan mengingatkan.

Cinta itu apa sih? Menurutku...