Bait Seorang Puan

Akulah hujan yang enggan berhenti mencintai.

Puisi ini ditulis oleh rekan saya, Aji Nuswantoro untuk podcast Bait Seorang Puan.

Sebuah rasa yang kembali menyelimuti setelah sekian lama pergi.

Bintang harapan. Ia tak pernah mengecewakan orang-orang yang berharap atas namanya.

Puisi ini ditulis oleh Latifah, teman saya dari Aceh. Untuk podcast Bait Seorang Puan.

Episode ini saya buat atas permintaan teman-teman saya. Semoga melalui episode ini teman-teman sekalian dapat terhibur.

Sebab ia lenteraku, lentera yang ingin selalu kubawa untuk menemaniku menuju jalan masa depan.

Kita adalah sepasang kekasih yang berbeda kubu. Tak pernah diharapkan kita bersama. Namun, kekuatan cinta sudah merubah segala takdir yang telah kususun sedemikian rupa. Kau datang untuk pergi. Memecah rasa rindu yang tak mungkin untuk kembali. Terima kasih. Semoga kita saling kuat. I love you. -Sebuah Pesan

Kopiku habis, sama seperti perasaan yang kian tipis.

Kita sudah lama berkawan, bukan? Coba sekali saja kau mengalah.

Sebab aku tahu, aku tidak bisa..

Karena memang tidak ada seorangpun yang mengerti sedalam apa aku mencintai

Sebab kita melewati medan yang berbeda meskipun jalan yang ditempuh sama.

Bagaimana aku bisa berlanjut, jika udara di selang nafasku saja sengaja kau putus?

Tentang kami yang dipertemukan tanpa sentuhan dan jabat tangan. Tentang kami yang bersama-sama saling mengisi satu sama lain.

Tentang semua curahan hati pemuda-pemudi yang telah lama diam ditikam belati.

Semua orang tentu punya mimpi. Semua orang tentu pernah merasa rendah diri, untuk itu saya hadirkan ini dalam bentuk kolaborasi.