Coffee With Hing

Takut gagal sering jadi momok untuk banyak orang. Karena ada nasihat bahwa 'takut gagal' itu penyebab banyak ketidaksuksesan.
Di podcast kali ini saya ingin perjelas, bahwa takut gagal alias takut tidak mencapai hidup yang Anda inginkan itu malah BAGUS! 

Nah yang menghambat Anda itu, bukan takut gagal atau takut tidak sukses, tapi takut 'CARA' tertentu atau takut 'PELUANG' tertentu tidak membawa Anda ke kesuksesan Anda. Dan kalau yang Anda takutkan, YES, saya setuju itu menghambat.

Karena itu ketakutan Anda tidak mencapai kehidupan yang Anda inginkan, harus lebih besar dari ketakutan Anda untuk mencoba cara tertentu. Simak obrolan saya di podcast ini, dan pahami kenapa banyak salah kaprah mengenai takut gagal.

Sudah sering happy? Dan mau happy mu DOUBLE?

Sebenarnya kalau kita paham 'mirror neuron' dalam otak manusia, kita juga dengan mudah tahu bagaimana cara memberi happy dua kali lipat kepada orang lain dan diri sendiri. HOW?

Dengan melakukan terbaik, atau bahkan lebih dari yang diharapkan diri kita atau orang lain, entah di konteks pekerjaan atau penjualan atau layanan publik. 

Pertama, kalau kita mendapatkan layanan bagus, atau bahkan bagus sekali, ekspresikan emosi bahagianya! Berikan kredit kepada mereka. Ingat, orang-orang yang berjualan atau melayani, punya hidup yang juga keras. Kalau mereka sudah memberi ekstra kepada Anda, berikan apresiasi dan pujian itu! Itu akan beri mereka DOUBLE HAPPINESS! 

Kedua, kalau Anda yang beri layanan, entah di konteks pekerjaan atau bisnis penjualan, berikan terbaik bahkan berikan lebih! Melihat ekspresi mereka dan mendengar feedback mereka, juga beri Anda DOUBLE HAPPINESS!! 

Yang mana duluan sebenarnya? Motivasi atau kerjakan sesuatu?
Kekeliruan orang umum adalah mereka tunda melakukan pekerjaan penting mereka karena feeling bad, atau tidak mood. Lalu? Mereka malah mencari hiburan sementara karena merasa tidak pas untuk kerjakan sesuatu. Akhirnya mereka habiskan 1-2 jam nonton film, main games, browsing internet, sosmed, dll. Dan setelah selesai, berbagai perasaan buruk malah menyusul - perasaan bersalah karena belum tuntasnya tugas, perasaan tertekan karena waktu semakin sempit, dll.
Padahal, resep FEELING GOOD, justru adalah melakukan sesuatu yang produktif. Ingat perasaan setelah selesai mengerjakan pekerjaan berat? GOOD khan?

So, resepnya sederhana. Yang saya lakukan adalah kerjakan sesuatu yang produktif! That's it! Kalau Anda lakukan sesuatu yang penting untuk sukses dan bahagia Anda, sekecil apapun, akan ada FEELING GOOD! Malah ada dorongan besar untuk lakukan yang lebih besar lagi!
Bukan hanya pagi hari atau jam kantor, tapi juga sore atau malam, juga hari libur. Saya tidak bicara soal pekerjaan bisnis atau kantor saja. Banyak juga khan pekerjaan di rumah yang penting.

Nah, buat yang merasa diri sebagai pekerja keras, pasti pernah mendengar komentar dari orang sekitar bahwa Anda bekerja terlalu keras, waktu kerja untuk keluarga tidak ada, Anda tidak bisa bagi waktu, dll.

Kalau Anda galau dengan komentar itu, besar kemungkinan Anda, seperti saya, suka banget dengan pekerjaan atau bisnis Anda. Anda senang bekerja, Anda senang bertemu pelanggan, bahkan di hari libur atau weekend. Tapi, bagaimana agar diri tetap kongruen, terutama mengatasi kegalauan apakah saya memang mengabaikan orang lain? Dan bagaimana agar orang lain apalagi keluarga tidak merasa disisihkan?

Kuncinya di 'mindful'! Atensi penuh di apapun yang Anda putuskan untuk lakukan! Entah bekerja, atau liburan. Jadi bukan soal 4 jam kerja, 8 jam kerja, atau bahkan 12 jam kerja, tapi soal fokus dan atensi penuh di apapun yang Anda putuskan lakukan. 

1 jam bersama keluarga dengan atensi penuh, lebih berharga dan membuat mereka merasa dihargai, dibanding 10 jam bersama keluarga, tapi mengerjakan pekerjaan atau hal lain. Yuk, dengarkan ulasan lengkap saya di podcast ini!

Seberapapun nyebelin sikap orang di sekitar kita, itu lambang standar sikap mereka. Sayang sekali kalau gara-gara itu, kita ikut turunkan standar diri kita. Ingat, para sahabat: sikap, kinerja, dan hasil kita, itu adalah lambang diri kita.

Tetap pertahankan kelas dan standar kita, seperti apapun situasi, atau sikap orang di sekitar kita. Kalaupun kita merasa kesal karena hasil atau output kerja kita akan dinikmati oleh orang-orang tersebut, itu tetap membawa manfaat terbesar untuk kita. Terutama dalam nilai-nilai integritas dan profesionalisme kita.

Terinspirasi sebuah dongeng mengenai celotehan antara seorang pria dan singa tentang siapa yang lebih kuat, saya teringat betapa kita sering terganggu saat ada yang membandingkan dirinya dengan kita. Kita lupa fokus pada membangun diri untuk jadi lebih baik.. Dan juga lupa bahwa kadang ada orang tertentu yang ingin memberi diri rasa aman dengan perbandingan tersebut. Dan semua perbandingan subyektif.

Di karir profesi maupun bisnis, selalu nikmat untuk bisa jadi orang yang overqualified. Berbeda dengan pendapat umum yang resah kalau punya skil lebih, bagi saya, overqualified memberi banyak sekali benefit! 

Ini pertanyaan paling sering ditanyakan soal karir dan bisnis: bagaimana saya memilih karir atau bisnis sesuai PASSION? Dan bagaimana saya tahu itu PASSION saya atau bukan? Kalau Anda juga masih terjebak pertanyaan sejenis, mungkin podcast kali ini bisa beri ide berbeda. ENJOY!

Situasi perlahan mulai terbuka dan bisnis mulai beroperasi kembali. Kadang kita temui percaya diri agak terganggu karena mungkin beberapa orang atau bisnis di luar sana ternyata sudah puluhan langkah di depan, atau bahkan sangat produktif selama era Covid. Bagaimana memulai langkah dengan percaya diri kembali?

Mood itu tidak datang sendiri. Dalam hal ingin berkreasi, ada yang menganggap menunggu mood itu seperti menunggu cuaca baik. Padahal mood itu bisa dipicu dengan banyak taktik. Salah satunya adalah dengan melihat sesuatu yang sangat kreatif! 

OK! Kita mulai season 2, untuk stimulasi bagaimana memikirkan ide-ide untuk bisa produktif di era pandemi ini! Dimulai dengan pertanyaan, bagaimana mengawali berpikir? Bagaimana memulai berpikir, terutama yang bingung mau pikirkan apa :-)

Akan seperti apa bisnis saya saat dan setelah krisis? Akan seperti apa karir saya nanti? Kalau jawabannya adalah 'Di Tangan Kamu sendiri', apa kira-kira yang akan Anda lakukan? Kalau Anda tidak bisa tergantung dari orang lain, apa yang kira-kira akan Anda lakukan? Dengarkan dongeng orang bijak yang dicobai oleh beberapa anak muda ini.

Apa yang terjadi kalau Kapten Jack Sparrow hadapi virus Corona? Atau kena Corona? Saya selalu gunakan kutipan karakter fiktif ini: "Hari ini kamu akan ingat sebagai hari dimana kamu hampir saja menangkap Kapten Jack Sparrow". Sebuah model unik kekuatan mental hadapi krisis apapun!

Bagaimana kalau Anda melihat situasi pandemi corona ini seperti dalam video games? Saat kita merasa tidak berdaya di level ini, apakah mundur dan stop di level ini, atau masih mau cari-cari nyawa, senjata, obok-obok tempat rahasia untuk cari pintu rahasia, dan lain-lain? 

Situasi saat ini penuh dengan kemungkinan pikiran terisi dengan berbagai hal yang justru membuat perasaan tambah kacau. Pikiran juga seperti truk, kalau diisi dengan sampah, akan jadi truk sampah. Tapi bisa diisi dengan hal dan hasil produktif. Dan kalau Anda mau memilih isi pikiran Anda dari pagi Anda bangun, mau isi dengan apa?

Sepanjang sejarah hidup kita, kita telah lewati begitu banyak kasus, termasuk jatuh bangun, dan situasi di mana kita juga pernah mengira tidak ada harapan. TAPI, sejauh ini, 100% kita telah buktikan dari pengalaman seburuk apapun, kita berhasil melewatinya. Dongeng wanita yang menaklukkan macan demi kasus yang ia hadapi, mudah-mudahan bisa memberi inspirasi untuk kita semua dalam menghadapi situasi corona saat ini.

Indah mana: suara piring atau suara musik? Kita lebih akan menghargai sesuatu saat kita akan atau telah kehilangan. Itu kata bijak, tapi itu juga kenyataan hidup kita. Saat kita berlebihan, kita cuek akan nilai sesuatu. Hubungan dengan seseorang, job, bisnis, klien, atau barang. Dongeng yang saya bagikan, dari negeri Afghanistan, mudah-mudahan bisa beri inspirasi untuk para sahabat mengenai nilai seseorang atau sesuatu. 

Ada pertanyaan mendasar yang sering muncul dalam diri kita saat menghadapi situasi yang sulit atau menantang, yakni apakah saya cukup kuat menghadapi semua ini? Apa definisi kuat? Terutama dalam situasi seperti sekarang ini? Seperti apakah 'kuat' itu?

Situasi apapun yang kita anggap terbaik, terburuk, dan apapun penilaian kita mengenai itu, adalah berdasarkan apapun yang bisa kita akses di titik waktu itu. Setelah lewati titik waktu itu, kita hanya bisa belajar dan menyimpulkan dengan berbeda. Termasuk situasi saat ini. Mungkin celotehan mengenai modem jadul bisa jadi inspirasi untuk para sahabat :-)

Kadang situasi-situasi yang sulit, tidak menguntungkan, atau dalam keadaan terjepit, yang bisa mengingatkan kita kepada orang-orang, atau hal-hal yang sebenarnya penting dalam hidup kita. Sebuah dongeng dari negeri Jepang, mengenai Strawberry terlezat, mungkin bisa memberi inspirasi untuk pada sahabat, untuk mengingatkan betapa pentingnya orang-orang, atau hal-hal di sekitar kita. Yang sayangnya, pada saat kita menghadapi musibah, seringkali baru kita sadari!

Salah satu cara memperkuat mental diri dan memberdayakan diri, yang tidak banyak disadari adalah justru dengan memperkuat orang lain. Entah melalui membantu mereka atau memberdayakan mereka melalui berbagai cara, termasuk menjadi alasan mereka untuk tetap kuat di situasi saat ini!

Situasi saat ini, bukan soal skil siapa lebih baik, tapi soal agility. Soal siapa yang lebih lincah dan gesit untuk mau belajar ilmu baru, mencari ide baru. Dan kalau ada yang punya ilmu yang relevan dan justru sukses di situasi ini, bukan hanya perlu bangga, tapi juga perlu membantu yang lain yang tidak punya ilmu tersebut.

Titik didih air sama, titik didih manusia beda-beda. Kadang disebut dengan istilah sumbu panjang/pendek. Dalam situasi saat ini, penting untuk bisa menaikan titik didih, agar tidak mudah mendidih. 

Seekor burung tidak akan berlama-lama komentari dahan yang patah. Dalam situasi apapun, tidak saja dalam situasi seperti saat ini, kita sering terlalu fokus kepada kenapa situasi jadi buruk, bukan kenapa kita tidak siap hadapi situasi seperti ini dan bagaimana agar kita lebih siap di masa depan.

Dalam situasi yang belum ada kejelasan, muncul berbagai orang-orang yang punya pendapat jauh lebih hebat bahkan dari pakar yang lebih bijak dan punya keluasan dan/atau ketajaman ilmu. Dongeng 'Melukis Hantu' ini mungkin gambaran yang tepat untuk mereka :-)

Mau hanya melakukan sesuatu yang pengaruhnya besar, atau mau lakukan sekarang dengan porsi yang saat ini bisa? Dengarkan semangat merpati di dongeng ini menghadapi runtuhnya langit :-)

Kapan krisis akan berakhir? Kalau itu juga pertanyaan di kepala para sahabat, mungkin dongeng seorang nenek, cucunya, dan kuil bata merah ini bisa memberikan inspirasi menuju jawabannya :-)

Minum kopi pahit sering mengingatkan saya bahwa kita bisa mengawali sesuatu dengan pahit dan hitam, tapi bisa mengakhirinya dengan terang dan manis. Seperti situasi saat ini, yang bisa saja pahit di rasa, tapi bisa juga berakhir dengan terang dan manis.

Kita hanya akan temukan hal-hal yang memang kita cari. Termasuk informasi dan perasaan yang kita timbulkan dari informasi tersebut. Kisah jangkrik dan koin, mudah-mudahan memberikan pencerahan pikiran sahabat semuanya. Stay strong, fit, healthy and productive!

Otak manusia punya kemampuan Neuro-Plasticity, yakni elastis dan fleksibel. Seperti KARET GELANG, otak manusia yang ditarik merenggang melebihi normal, dalam kurun waktu dan kekuatan tarikan tertentu, tidak akan kembali normal! Yang berarti krisis ini punya potensi untuk MENAIKAN SKIL kita semua!

Bagaimana dialog dalam diri seorang Einstein kalau dia harus lakukan sesuatu saat WFH? Apa kira-kira pemikiran dia saat bertemu dengan berbagai kesulitan dan keterbatasan?

Di era sulit ini, Mind Sanitizing juga penting, selain hand sanitizing!

Saat-saat sulit seringkali yang bisa memaksa kita berusaha ekstra, yang akhirnya justru membuat kita berhasil mengeluarkan kemampuan kita dan menunjukkan fungsi-fungsi kita yang lebih tinggi, yang selama ini tertidur.
Sebuah kantung teh yang tercebur di air panas akan mengeluarkan fungsi maksimalnya, yang hanya tersembunyi kalau dia dibungkus rapi dan sejuk di bungkus dan dusnya.

Setiap manusia akan punya periode saat-saat sulit dalam hidupnya, entah karir, hubungan, bisnis, keuangan, dan lain-lain.
Teman ngobrol dan pegangan dalam bentuk arahan dan masukan berguna, sangat penting untuk menghadapi dan melewati saat-saat sulit tersebut.
Episode ini adalah bagian dari Seri Melewati Saat-saat Sulit.
Secara khusus, di episode ini saya berceloteh mengenai metafora Jeruk, yang saya pinjam dari seorang guru besar kepemimpinan, John C Maxwell, mengenai melihat bagaimana masa-masa sulit justru akan memeras keluar diri kita yang sebenarnya.