Skip to main content
dunia tanpa suara

dunia tanpa suara

By way

refleksi dari isi kepala yang selalu diributkan oleh kata-kata.

(find me on Instagram: @wa.yasin).
Available on
Apple Podcasts Logo
Overcast Logo
Pocket Casts Logo
RadioPublic Logo
Spotify Logo
Currently playing episode

monolog: yang paling melegakan dari perpisahan

dunia tanpa suaraMay 14, 2021

00:00
07:31
hulu: selamat hari istimewa untuk yang paling istimewa

hulu: selamat hari istimewa untuk yang paling istimewa

keistimewaan yang saya rasakan hari ini juga membuat saya sadar bahwa menyayangi seseorang, bukan sekadar rutinitas monoton di mana kita bisa berhenti berusaha ketika orang itu sudah menjadi bagian penting di hidup kita. di hari yang istimewa ini, saya memahami bahwa menyayangi juga sepaket dengan kehendak untuk menerima seutuhnya. kebaikannya, kekurangannya, kesedihannya, kelemahannya, kekuatannya, bahkan kerapuhannya, sambil sama-sama belajar satu sama lainnya, bahwa di balik setiap kecacatan dan kekurangan, ada pembelajaran yang bisa terus dipahami dan diterapkan, supaya bersamanya menjadi proses berulang yang menyenangkan, untuk mencapai sisi terbaik dari diri kita masing-masing.
Apr 25, 202206:04
hulu: perlombaan paling adil

hulu: perlombaan paling adil

saya setuju dengan statement bahwa hidup ini adalah tentang proses untuk mengantarkan kita menjadi lebih baik setiap waktunya. tapi perbandingan baik dan lebih baik itu sendiri tolok ukurnya bukan dengan membandingkan diri kita dengan diri orang lain, melainkan dengan membandingkan diri kita hari ini dengan versi diri kita di hari sebelumnya.
Apr 20, 202205:32
hulu: bahagia pun butuh jeda

hulu: bahagia pun butuh jeda

Rasanya nggak adil ya kalau kita menguras kebahagiaan yang sekarang sedang rasakan dengan ekspektasi nggak masuk di akal yang bahkan nggak siapapun bisa wujudkan. Dia bikin saya bahagia, harusnya cukup berhenti sampai disitu, tidak perlu ada embel-embel tambahan seperti, saya mau bahagia ini menjadi kekekalan yang berjangka panjang. Rasanya, kayaknya akan lebih mudah kalau kebahagiaan ini cukup dirasakan saja, disyukuri keberadaannya, sehingga dengan rasa syukur yang saya miliki itu, bisa menjadi alasan kuat bagi saya untuk menikmati momen yang ada tanpa perlu berekspektasi tinggi pada kebahagiaan yang sejatinya tidak perlu menjadi harus.

Dec 01, 202107:28
hulu: tempat paling nyaman untuk pulang

hulu: tempat paling nyaman untuk pulang

tapi, ketika sendiri pun rasanya nggak masalah, kebersamaan dengan orang lain bisa membuat kita jauh lebih menghargai hubungan itu sendiri, karena kita nggak sekadar punya, tapi juga paham bahwa rumah itu bukan cuma untuk ditinggali, tapi juga untuk dijaga supaya senantiasa nyaman untuk ditempati.

Nov 28, 202105:51
monolog: yang paling melegakan dari perpisahan

monolog: yang paling melegakan dari perpisahan

"Karena ketika kamu berpisah dengan seseorang, kebahagiaannya sudah bukan tanggung jawab kamu lagi, dan kepedihannya pun sudah bukan karena kamu lagi."

May 14, 202107:31
monolog: bercerita tentang kehilangan

monolog: bercerita tentang kehilangan

"namun dalam setiap prosesnya kita akan paham, bahwa rumah yang kita cari sebetulnya bisa kita bangun seorang diri. rumah yang paling nyaman; rumah yang betul-betul memiliki fungsinya sebagai rumah—yang bisa melindungi kita dari panas dan hujan, serta ancaman bahaya dari dunia luar."

May 12, 202105:34
monolog: berbicara tentang perasaan

monolog: berbicara tentang perasaan

enggak ada yang salah dengan memiliki perasaan, tetapi menuhankan perasaan sendiri untuk mengontrol kita dalam labirin yang membatasi gerak dalam melakukan sesuatu, itu baru namanya enggak baik. Sebab, yang berlebihan biasanya memang selalu mengantarkan kita pada luka.

Apr 19, 202002:19
hulu: rehat sejenak dari tingginya ekspektasi

hulu: rehat sejenak dari tingginya ekspektasi

Semesta enggak jahat. Orang lain yang mematahkan kepercayaanmu sebenarnya juga enggak pernah betul-betul berniat melakukan itu. Memang begitu hakikatnya. Ketika ego sudah memberi makan segala yang nggak baik, untuk mensahkan dosa yang kita pupuk ke diri sendiri maupun orang lain, pada saat itulah semesta melakukan tugasnya untuk menyadarkan kita, walau rasanya harus patah selama beberapa saat, dan itu enggak jahat.

Apr 17, 202004:27
monolog: perihal hidup dan pelarian

monolog: perihal hidup dan pelarian

waktu enggak akan berhenti, tapi hidup bukanlah pelarian. nikmati pelan-pelan, ada banyak pemandangan yang mungkin sayang untuk dilewatkan kalau kamu terlalu terburu-buru.

Apr 17, 202001:43
monolog: mau sampai kapan bohongin diri sendiri?

monolog: mau sampai kapan bohongin diri sendiri?

kadang kita pura pura gatau kalau orang yang diharapin peduli itu sebenernya enggak pernah benar benar peduli. sampai pada akhirnya nanti, kita akan berjumpa di titik "sudahlah, mau sampai kapan bohongin diri sendiri?"

Apr 17, 202001:03
monolog: rumah untuk pulang

monolog: rumah untuk pulang

"apakah kamu harus menjadi rumah untuk semua orang?"

"aku tidak ingin ada yang merasa kesepian"

"tapi percuma menjadi rumah bagi siapapun jika yang dijadikan rumah pun tidak merasa bahagia"

Apr 17, 202002:19
monolog: gelap betul malam ini

monolog: gelap betul malam ini

"gelap sekali"

"di luar angkasa juga gelap. hitam tanpa cahaya"

"ada lagi yang lebih gelap, kok"

"apa?"

"hidup tanpa harapan"

"emangnya harapan kayak cahaya?"

"barangkali"

"kecepatannya 3 x 10^8?"

"tidak ada yang tahu"

"terus kenapa kayak cahaya?"

"enggak tahu, asal bicara saja"

"gelap betul malam ini"

"memang"

"tapi semoga besok, masih ada pagi"

"ya pasti ada pagi lah!"

"kan tidak ada yang tahu."

"benar juga. tapi memang betul betul gelap ya"

"biar saja. nanti juga tuhan ganti dengan cahaya yang baru."

Apr 16, 202001:53
monolog: nanti juga sembuh sendiri

monolog: nanti juga sembuh sendiri

"aku tidak mau ikut-ikut standar"

"loh memangnya kenapa"

"nanti kecapekan"

"kalau capek, ya istirahat"

"kalau capeknya enggak selesai-selesai gimana?"

"ya, berbaring saja"

"kalau malah makin penat gimana?"

"mungkin butuh rehat lebih lama"


in collaboration with: mario aditya

Apr 16, 202002:31
hulu: makna yang tidak terbatasi bahasa

hulu: makna yang tidak terbatasi bahasa

"makna dari perkataan kita nggak bisa selalu dipaksakan pada raga orang lain. nggak bisa selalu dipaksakan untuk
menjadi makna yang juga diterima oleh orang yang mendengarnya. Pasti selalu ada bias. pasti selalu ada kebengkokan dari proses penyampaian makna yang mau kita sampein ke orang
lain. dan itu bukan salah siapa-siapa karena pada kenyataannya, hal-hal seperti itulah yang bikin hidup
kita jadi lebih berwarna."
Dec 09, 201908:02
hulu: kamu punya pilihan untuk bahagia

hulu: kamu punya pilihan untuk bahagia

"sama seperti hujan yang pasti akan berganti jadi cerah, atau makanan yang bisa aja sewaktu-waktu basi, dan baju yang lama-kelamaan bisa pudar, nggak pernah ada kondisi yang bertahan seperti itu selamanya; sama kayak kesedihan yang mungkin lagi kamu alamin sekarang."
Dec 07, 201906:33
hilir: sepucuk surat tanpa nama

hilir: sepucuk surat tanpa nama

"jika semesta diciptakan sebagai panggung dari pengujian untuk para manusia, apa manusia juga diciptakan untuk menjadi pion yang memainkan peran dalam penjagaan semesta?"
Dec 04, 201903:33
hilir: secangkir hujan untuk tuan

hilir: secangkir hujan untuk tuan

"tetapi, hei! siapa juga yang mau peduli dengan hadiah sepucuk senja yang terkurung di dalam amplop? bukankah orang-orang hanya peduli dengan barang-barang mahal yang menagih ratusan lembar uang kertas, dengan hal-hal yang mengharuskanmu untuk mengorbankan keseluruhan harta yang kaupunya untuk bisa memilikinya?"
Dec 04, 201902:21