Pehawe Talks

Anggara Satria, seorang komposer musik, seniman dan juga music director dari Pekanbaru. Karir bermusik dan project seninya lebih banyak dikerjakan di dua negara tetangga; Malaysia dan Singapura. Untuk pertama kalinya dipandu Mike Agnesia, Angga berbagi ragam cerita akan proses kreatif, risetnya hingga masuk ke kampung-kampung, etos kerja, dan cerita menarik lainnya.

Angga menekankan akan pentingnya pendekatan seni kepada masyarakat dan seni yang berbasis masyarakat. Seni dalam banyak bentuk, tentunya harus mampu menjawab apa yang diperlukan masyarakat itu sendiri.

Dipandu Dani, Gun Faisal, seorang arsitek muda dan pengajar arsitektur di Universitas Riau, bersama rekannya, baru ini menerbitkan sebuah buku tentang dokumentasi arsitektur Melayu Riau. Ia terdorong karena masih terbatasnya literatur mengenai arsitektur lokal.

Ia juga mendorong rekan lainnya untuk segera melakukan upaya serupa. Upaya pendokumentasian harus berpacu dengan waktu, seiring kian hilangnya jejak warisan arsitektur tradisional lokal. Dalam episode ini ia juga bercerita banyak hal mengenai tinjauan arsitektur dan budaya, berikut pengalamannya sendiri dalam pendokumentasian arsitektur tradisional.

Bersama Pehawe Talks, dipandu Bayu, Wan Harun Ismail, seorang koreografer muda dan seniman tari produktif asal Riau, bercerita tentang lika-liku kehidupan berkesenian dan bagaimana ia berproses.

Dengan gayanya yang sederhana dan lugas, Wan Harun menceritakan pahit getir pilihan hidupnya sebagai seniman tari, tentang bagaimana mula ia dipertemukan dunia tari, hingga rintangan yang dihadapi. Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi dan proses seni yang berkelanjutan. Pada 2018 bersama Wan Dance Studio yang ia dirikan, meraih dukungan lewat program Bakti Budaya Djarum Foundation mementaskan karyanya bertajuk "Bokal" yang ditampilkan di beberapa kota di Indonesia.

Menemani kawan-kawan yang beraktivitas di rumah selama masa isolasi mandiri, sebagai tindakan pencegahan dan melawan penyebaran pandemi global Covid-19. Pada episode ini, Pehawe Talks sekadar berisi obrolan ringan saja, didedikasikan bagi kawan-kawan yang setia bersabar sementara, untuk mengurangi aktivitas luar rumah, bercerita tentang apa saja yang dapat dijumpai di kawasan lama Pekanbaru, stay safe, stay home, semoga bencana wabah ini cepat berlalu.

Bersama Bayu Amde Winata, Adhari Donora a.k.a Antirender, bercerita banyak hal tentang hidup berkesenian dan kerja-kerja kolaborasi, khususnya menyoal ekosistem kreatif di Kota Pekanbaru, hingga tentang cita-cita menyelenggarakan Pekanbaru Biennale.

Ade juga berbagi kisah dan pengalamannya, sebagai seorang seniman yang telah melakukan eksibisi seni di beberapa negara. Melalui Rumah Budaya Sikukeluang sebagai tempatnya bernaung, secara aktif membangun jejaring dan menyuarakan tentang seni yang semestinya berpihak ke masyarakat.

Duo Dani bertemu! Dani sebagai host dan Dhany Pramata, seorang kartunis dan illustrator produktif yang berbasis di Pekanbaru, dengan karya-karyanya menyentil dan dekat dengan keseharian. Melalui project yang ia beri nama Illustory, namanya kemudian dikenal lebih luas. Konten Illustory sebagian besar diangkat dari pengalaman masa kecilnya di era 90an, yang ternyata juga banyak dialami orang lain juga. Bang Dhan, sapaan akrabnya, meski sudah terkenal namun penyebutan dan penulisan namanya masih kerap salah dan tertukar menjadi Dhany Pratama. Simak Bang Dhan bercerita.

Ini merupakan episode perdana dan perkenalan dari Pehawe Talks, kanal podcast yang diterbitkan oleh Pekanbaru Heritage Walk secara dwimingguan. Secara khusus di episode ini, akan lebih banyak bercerita tentang Pekanbaru Heritage Walk, komunitas berbasis di Pekanbaru yang secara khusus fokus terhadap pengembangan kawasan warisan atau kawasan lama Pekanbaru.