rheza ardiansyah
By rheza ardiansyah
rheza ardiansyahJul 17, 2019
[Book Skimming] Sejarah Mati di Kampung Kami - Nezar Patria
8 - Space Race
7 - I'm Thinking About Subscription
6 - Simon Biles and Artistic Gymnastic
5 - Three Athletes on Mental Health Issue in Tokyo 2020 Olympics
4 - Daily Routine
3 - Redenomination
2 - Broadcasting From Home
Review Buku Bacaan 2020
Goodreads merangkumkan buku yang saya baca. Ada buku tertipis, tertebal, terpopuler dan paling nggak populer.
Petrus Dadi Ratu
"Those who forget the past condemned to repeat it. terrifying no?"
Begitu kata ben anderson di salah satu kalimat artikelnya berjudul Petrus Dadi Ratu. Judul itu disadur dari lakon pewayangan yang aslinya berbunyi Petruk Dadi Ratu. Diganti jadi Petrus buat nyindir Soeharto, dalangnya penembakan misterius alias Petrus.
Saya bacain artikel yang ditulis Ben itu. Sudut pandangnya unik karena ceritakan fakta diawali dari paradigma Letkol Untung, sahabat Soeharto yang pada akhirnya dikhianati. Ada satu bagian yang menulis bahwa Soeharto bermuka dua. Di situ saya otomatis berdesis: wow. Ben menulis ini tahun 2000, atau 35 tahun setelah terjadinya peristiwa geger 1965.
Baca artikelnya di sini: https://newleftreview.org/issues/ii3/articles/benedict-anderson-petrus-dadi-ratu
Jaga Data Kita
Episode ini disarikan dari tayangan program 15 Minutes yang tayang di Metro TV. Saya bertugas sebagai produser di dalamnya. Di versi podcast ini, ada tambahan informasi dari sudut pandang pengelola layanan transaksi digital. Upaya apa yang mereka lakukan untuk menjamin keamanan penggunaan aplikasi? Simak selengkapnya!
Setelah Buku Ini, Baca Berita Nggak Lagi Sama
Saya ngobrol sama Ivan Reynaldi, desainer grafis teman sekantor. Kami bicara tentang buku yang bikin perubahan berpikir, khususnya cara mengonsumsi berita. Saya bahas Homo Deus, Ivan share tentang Death of Expertise.
Death of Expertise intinya bercerita tentang kecenderungan bahwa seorang pakar tidak lagi didengar oleh masyarakat awam. Sementara, saya ulas Homo Deus yang bahas tentang agama data. Singkatnya, ibadah agama data serupa ketika kita update akun media sosial: membebaskan data mengalir. Barangkali itu pula yang bikin orang bisa lebih bebas milih. Antara dengerin pendapat ahli, atau akun medsos anonim? []
Lampiran: https://inet.detik.com/science/d-5195000/laboratorium-di-china-ingin-bangkitkan-orang-mati
Review Dark - Hitler
Ini main cocok-cocokan sih, tapi memang cocok. Haha. Pemeran Ulrich Nielsen di film Dark dan pemeran Adolf Hitler di film Look Who's Back: orang yang sama. Video ini lebih banyak bicara tentang film yang terakhir disebut. Tentang Hitler yang masuk mesin waktu dan muncul ke tahun 2015. Saat itu banyak muncul fenomena global bernama: populisme. Soal populisme nggak dibahas sih. Hehe.
Review Dark - Nietzche
Beberapa ide yang dicetuskan filsuf Friedrich Nietzche dipakai dalam serial yang tayang di Netflix ini.
Review Dark - Bootstrap Paradox
HG Tannhaus menjelaskan sendiri definisi Bootstrap Paradox di Season 2 Episode 3.
Review Dark - Buku A Journey Through Time "Versi Nyata"
Serial film Dark di Netflix bercerita tentang kondisi ketika teknologi mesin waktu dipakai di sebuah kota di Jerman bernama Winden. Akan ada beberapa paradoks waktu.
Review Dark - Wormhole
Di episode 6 season 1, Jonas dewasa ketemu HG Tannhaus. Si pembuat mesin waktu itu nanya ke Jonas: udah sampe mana kita? Dia jawab: Einstein-Rosen Bridge. Nah saya googling dan ceritakan ulang soal salah satu dari tiga jenis black hole itu melalui video ini.
Review Dark - Time Paradox
Serial film Dark di Netflix bercerita tentang kondisi ketika teknologi mesin waktu dipakai di sebuah kota di Jerman bernama Winden. Akan ada beberapa paradoks waktu.
Lagu dan Kisah Album Nevermind-Nirvana
Album musik Nevermind yang digubah Nirvana, disebut-sebut berisi lagu yang menjadi penanda zaman. Sejak album ini dirilis, Kurt Cobain banyak dikenal sebagai pemusik alternatif yang—bersama musisi lain dari Seattle—mempopulerkan sebuah genre musik bernama Grunge.
Saya bacakan beberapa kutipan dari buku biografi Cobain berjudul Heavier Than Heaven yang ditulis Charles R. Cross. Edisi yang saya bahas, terbitan tahun 2006. Sekarang sudah ada terbitan baru dengan cover yang juga beda dari yang kita bicarakan ini. Oh iya, volume suaranya kecilin aja dari sekarang. Hehe
3 Tahun Baca 24 Jam Bersama Gaspar
Saya sih berharap ada pencapaian apaa gitu yang gigantik yang dicapai dalam 3 tahun. Tapi nyatanya ya memang beginilah. Ternyata yang diselesaikan dalam 3 tahun terakhir itu ya buku ini: 24 Jam Bersama Gaspar. Sebenarnya nggak tepat tiga tahun sih. Akhir 2017 saya beli buku ini di Bandung. Buat baca terus buku ini, saya perlu mood khusus biar bisa fokus. Soalnya gaya bahasanya rada canggih. Simak ulasan lengkapnya di video ini!
Harry Potter, Dan Brown, dan lain-lain
Saya ngobrol sama Faisal Beben, seorang Potterhead yang ngikutin serial Harry Potter sejak awal bukunya terbit. Kami bicara tentang film dan buku Harry Potter mana yang menurut dia paling berkesan dan punya kisah di balik layar yang unik. Mas Beben juga baca beberapa buku Dan Brown. Selain itu, ada juga Baiq Mutia yang cerita tentang film Birds of Prey. []
Bertukar Buku
Beberapa waktu lalu, ada event bertukar buku di Jakarta Selatan. Sayangnya, saya gak bisa ikutan. Tapi, ada Sofi yang ikut dan bahkan bantu jadi panitia. Konsepnya, peserta menukar buku yang berkesan bagi mereka dengan buku lain yang juga berkesan bagi orang lain yang merelakan buku itu dilepas.
Lalu, saya dan Sofi bertukar buku. Bedanya, buku yang kami relakan kategorinya berlawanan dengan jenis buku yang diceritakan di atas. Saya kasih Sofi buku kumpulan puisi Joko Pinurbo, Malam Ini Aku Akan Tidur di Matamu. Sofi nawarin saya dua buku. Saya pilih Sleeping With Devil buatan Robert Bae. Kami juga bahas buku puisi Aan Mansyur: Melihat Api Bekerja. []
Para Priyayi (Umar Kayam) & Teh dan Pengkhianat (Iksaka Banu)
Saya mengajak dua orang teman (Hafiyah dan Rahka) untuk berbincang tentang dua buku yang mengisahkan kehidupan prakemerdekaan. Selain itu, bahasan lain yang terkait dengan konten buku juga turut dibicarakan: Vietnam, komunisme, kolonialisme, kemanusiaan.
Menjelajahi Rumah Presiden BJ Habibie
Suatu hari pada Januari 2014, saya bertugas mewawancarai Presiden Ke-3 RI B.J. Habibie. Banyak hal yang kami bicarakan di kediamannya di Jalan Patra Kuningan Jakarta. Dari koleksi patung, lukisan, makna arsitektur rumahnya, hingga pembicaraan tentang 4 sosok yang jadi inspirasinya. Tentu saja Ibu Ainun turut kami bicarakan pula.
Demi Masa, Kapsul Waktu dan Nostalgia Radikal (Fajar Nugraha)
Buku ini khusus membahas album musik Demi Masa buatan duet Morgue Vanguard dan Doyz. Penulis Fajar Nugraha membedah lirik dan musik tiap lagu di album ini. Demi Masa, Kapsul Waktu dan Nostalgia Radikal merupakan seri pertama buku-buku yang isinya menguliti album-album musik Indonesia. serial buku ini bernama: C-45.
Who Wants To Be a Rational Investor? (Lukas Setia Atmaja)
Buku ini berisi kumpulan artikel yang dimuat di harian Kontan. Isinya berkisar di hal-hal seputar pasar modal: prinsip dasar investasi, mitos pembelian atau penjualan saham, sampai trik agar investasi di bidang ini tetap menguntungkan.
Doa Ibu (Sekar Ayu Asmara)
Novel ini bercerita tentang seorang pelukis bernama Ijen yang bersama teman-temannya, menghadapi masalah hilangnya seseorang ketika ada di pelaminan. Sementara di tempat lain ada seorang ibu yang terkejut karena setelah suaminya meniggal, terkuak kenyataan bahwa sang suami punya istri kedua. Pada akhirnya kedua kisah ini berkaitan. Tentu saja mengaitkan isu kesuburan seperti kisah Sekar Ayu Asmara lainnya.
Tahrir Square (Trias Kuncahyono)
Musim Semi di Suriah (Trias Kuncahyono)
Bandar (Zaky Yamani)
Novel Bandara bercerita tentang sebuah gang di Kota Bandung yang dikuasai seorang pebisnis narkoba. Kisah penguasa dunia kriminal ibu kota Jawa Barat ini berkaitan dengan sejarah nasionalisme Indonesia yang ditampilkan dari sudut pandang seorang rakyat biasa di tanah pasundan.
Orang-Orang Proyek (Ahmad Tohari)
Novel ini banyak bercerita tentang gambaran korupsi di sebuah proyek pembangunan jembatan di masa pemerintahan orde baru.