Skip to main content
Ruang Baca Puan

Ruang Baca Puan

By Sekolah Literasi Ekofeminis

Ruang Baca Puan adalah lingkar belajar yang digagas Tim Kerja Perempuan dan Tambang (TKPT) untuk mengajak anak-anak muda, khususnya perempuan memahami situasi tanah air lewat mendalami pemikiran-pemikiran kritis mengenai ekologi politik feminis.
Available on
Google Podcasts Logo
Pocket Casts Logo
RadioPublic Logo
Spotify Logo
Currently playing episode

CERITA TUNGGAL & KRITIK ATAS PEMBANGUNAN #1 - Dibalik Cerita Tunggal “Kesejahteraan” Indah Rahmasari, Surabaya

Ruang Baca PuanDec 17, 2021

00:00
10:30
PENGALAMAN TUBUH & SASTRA PEMBEBASAN #3 - Pembebasan Terhadap Tubuh Perempuan Yang Sakit - Meike Inda Erlina, Bengkulu

PENGALAMAN TUBUH & SASTRA PEMBEBASAN #3 - Pembebasan Terhadap Tubuh Perempuan Yang Sakit - Meike Inda Erlina, Bengkulu

Sadarkah kita bahwa cara memperlakukan tubuh juga berkaitan dengan bagaimana manusia memperlakukan alam. Contohnya, pengalaman ketubuhan perempuan berbeda dalam melewati siklus mentruasi yang seringkali menyakitkan, apalagi kalau ini terjadi di dunia kerja yang kompetitif dan menganut sebuah sistem “kamu bekerja maka kamu akan diupah”. Tak heran, banyak perempuan pekerja harus kuat dalam kondisi tertekan  fisik dan emosional karena tuntutan kerja yang menganut kapitalis patriaki. Seperti diungkap Meike Inda Erlina, dia mencurigai bahwa penyakit dan siklus menstruasi yang dialami tak lepas dari kondisi lingkungan yang kian krisis. Muncul ingatan saat mewawancarai tokoh perempuan di desa Lubuk Resam, Bengkulu yang menyebut, di alam tersedia obat yang dapat membantu perempuan menjaga kesehatan reproduksi. Saat KKN dan mengalami sakit lambung, dia pernah diberi ramuan gerusan kunyit dan madu hutan, begitu pula saat mengalami penyakit Lipoma. Kebanyakan ramuan itu tersedia di hutan. Bisa dibayangkan, apa yang terjadi dengan tubuh kita ini jika semua makanan dan obat-obatan yang seharusnya tersedia di alam perlahan-lahan langka karena dibabat habis oleh perusahaan industri ekstraktif yang memperluas konsesinya dengan cara menebangi hutan.

Dec 27, 202112:23
PENGALAMAN TUBUH & SASTRA PEMBEBASAN #2 - Sastra Hijau: Panggung untuk Meraung - Yoseph Boli Bataona, Flores, NTT

PENGALAMAN TUBUH & SASTRA PEMBEBASAN #2 - Sastra Hijau: Panggung untuk Meraung - Yoseph Boli Bataona, Flores, NTT

Belakangan ini Fatumnasi amat populer sebagai salah satu destinasi andalan di Persada Timor. Ibarat Taman Eden, bagi kaum muda alam Fatumnasi amat instagramable. Namun, di balik keindahan itu tersimpan memori kelam gerakan perempuan yang dipimpin Aleta Baun dengan spirit kearifan lokal menghadang aksi pertambangan di bumi Mollo dengan petuah adat, sir adalah darah, hutan adalah rambut, tanah adalah daging, batu adalah tulang. Upaya membumikan narasi perjuangan ini tertuang pada cerpen Kanuku Leon karya Dicky Senda. Cerpen ini menjadi bukti bahwa karya sastra turut terlibat dalam menyebarluaskan narasi ekologis. Para penulis ditantang untuk menjaga kokohnya jembatan sastra hijau yang berorientasi kearifan lokal. Spirit sastra hijau mesti selalu diagungkan di bumi nusantara. Supaya narasi sosial-ekologis menjadi api bagi perjuangan bersama. Hanya dengan spirit ini, Fatumnasi dan pelosok lain yang bernasib tragis mendapat panggung untuk meraung. 

Dec 27, 202109:13
PENGALAMAN TUBUH & SASTRA PEMBEBASAN #1 -“Peran Sastra Mengantar Ekofeminisme" - Ananda Nabilah,Balikpapan, Kalimantan Timur

PENGALAMAN TUBUH & SASTRA PEMBEBASAN #1 -“Peran Sastra Mengantar Ekofeminisme" - Ananda Nabilah,Balikpapan, Kalimantan Timur

Sebagai cerminan sosial masyarakat, karya sastra tak terlepas dari kritik yang dibangun sang penulis. Fenomena krisis alam, kerusakan lingkungan yang secara langsung maupun tidak berdampak pada posisi dan eksistensi kaum perempuan dapat ditemui dalam karya Ayu Utami, Dee Lestari, Djenar Maesa Ayu, Okky Madasari dan lainnya memberi warna pada eksistensi sastra di Indonesia sebagai wadah kritik terhadap ketimpangan sosial, kesetaraan gender, kebudayaan masyarakat dan memberi jiwa pada figur perempuan itu sendiri untuk mampu menulis dan berkarya. Sastra adalah medan, Menulis adalah senjata, dan Ekofeminisme adalah prinsip. Sastra hijau dan ekofeminisme menjadi bukti penindasan juga dapat melahirkan perlawanan, sehingga perlindungan dan kesadaran perlu disebarluaskan.

Dec 27, 202110:01
PERLAWANAN YANG MENUBUH #3 - Puan Penjaga Kinipan & Ekofeminisme Harapan, Taibah Istiqamah, Kalimantan Tengah

PERLAWANAN YANG MENUBUH #3 - Puan Penjaga Kinipan & Ekofeminisme Harapan, Taibah Istiqamah, Kalimantan Tengah

Taibah Istiqamah


Penangkapan paksa Effendi, Ketua Komunitas Adat Laman Kinipan pada 26 Agustus 2020 viral saat istrinya berusaha mencegah penangkapan oleh aparat sambil merekam melalui ponselnya. Video tersebut membuka mata masyarakat tentang konflik panjang yang menggerogoti hutan adat Kinipan di Kalimantan Tengah. Hutan adalah segala-galanya. Ini menjadi pijakan kuat dalam perjuangan menyelamatkan hutan adat Laman Kinipan. Keberadaan mereka sebagai masyarakat adat pun belum diakui negara padahal mereka eksis sebelum negara ini terbentuk. Kini, perempuan Kinipan mulai menemukan titik kuatnya, mereka bersuara dan berjejaring meski tak banyak dilihat oleh media dan publik. Tapi inilah benih itu, benih ekofeminis harapan.

Dec 27, 202113:27
PERLAWANAN YANG MENUBUH #2 - Darnelis dan Para Perempuan Berlawan, Melva Harahap, Jakarta

PERLAWANAN YANG MENUBUH #2 - Darnelis dan Para Perempuan Berlawan, Melva Harahap, Jakarta

Melva Harahap

Manusia mengandalkan air, lahan, energi, keanekaragaman hayati dan ekosistem yang sehat untuk menjamin kelangsungan hidup. Perempuan menjadi penerima dampak terbesar saat lingkungan rusak, namun gerakan perempuan dalam pengambilan keputusan masih minim. Gerakan perempuan Salingka Gunung Talang menjadi triger dalam menolak rencana pembangunan proyek pembangunan pembangkit listrik Geothermal Gunung Talang-Bukit Kili. Di Sulawesi Tengah, perempuan mulai berserikat menentang perkebunan sawit yang membuat masyarakat tak berdaya saat ruang hidupnya dirampas dan menjadikan mereka buruh perkebunan. Perempuan Kendeng membuka mata kita tentang fungsi karst saat aksi menyemen kaki di depan istana negara. Begitu juga yang dilakukan Mama Aleta Ba’un saat memimpin perjuangan perempuan menentang eksploitasi tambang marmer di NTT. Perempuan-perempuan  iniberlawan untuk mempertahankan tanah, budaya, dan kearifan lokal sebagai wujud kesadaran atas ruang hidup manusia.


Dec 27, 202107:33
PERLAWANAN YANG MENUBUH #1 - Perlawanan Sehari-hari Bernama Nasi Aking dan Boenthelan, Vieronica Varbi Sununianti, Palembang

PERLAWANAN YANG MENUBUH #1 - Perlawanan Sehari-hari Bernama Nasi Aking dan Boenthelan, Vieronica Varbi Sununianti, Palembang

Varbi Sununianti

Tradisi nenek moyang kita sudah menerapkan gaya hidup ramah lingkungan yang dilupakan atas nama modernisasi. Nasi Aking sebutan untuk nasi sisa kemarin yang dijemur saja bisa menjadVieronicai olahan nikmat. Di Jawa, nasi aking yang digoreng menjadi cemilan cangkruk atau kerupuk karak kalau ditumbuk dan direbus. Dan kini dijadikan bahan membuat plastik biodegradable ramah lingkungan. Tradisi membungkus dan membawa barang dengan sehelai kain persegi bernama Buntelan nyaris terlupakan. Nama lainnya, ules atau pundutan dalam bahasa Banjar, hingga penggunaan wadah besek dari bambu, kerinjing dari anyaman rotan dan ambung hingga noken dari Papua. Olahan pangan dan kriya tersebut diwariskan perempuan turun temurun dan mulai digalakkan lagi lintas generasi atas dasar keprihatinan terhadap limbah sampah plastik. Lamgkah ini menunjukkan perempuan menjadi subjek nyata perubahan ekologi.

Dec 27, 202104:33
TUBUH KEDUA & MULTISPESIES #2 - Elok Menemukan ‘Cantiknya’ diantara Kosmetik dan Kimia Racun, Nur Alifah, Jakarta

TUBUH KEDUA & MULTISPESIES #2 - Elok Menemukan ‘Cantiknya’ diantara Kosmetik dan Kimia Racun, Nur Alifah, Jakarta

Standar kecantikan menjadikan perempuan sebagai obyek penilaian sekaligus menumbuhkan rasa kurang percaya diri. Budaya bersolek membuat perempuan berlomba-lomba menjadikan dirinya yang‘tercantik" untuk memenuhi standar kecantikan dari industri kapitalis. Mereka rela mengorbankan tubuhnya dengan bermacam kandungan yang menyebabkan kerusakan dan keracunan. Standar kecantikan adalah sebuah kebohongan dan patut untuk ditiadakan. Seburuk apa pun perkataan sekitar, tetaplah menjadi dirinya sendiri.

Dec 22, 202112:20
TUBUH KEDUA & MULTISPESIES #1 - Antara Ekofeminis, Kesejahteraan Satwa dan Feed Not Bomb, Citra Referandum, Jakarta

TUBUH KEDUA & MULTISPESIES #1 - Antara Ekofeminis, Kesejahteraan Satwa dan Feed Not Bomb, Citra Referandum, Jakarta

Meski banyak dikecam, memelihara satwa liar masih menjadi tren. Habitat asli satwa liar tergerus dan rusak akibat perampasan ruang, pengalihfungsian lahan, perubahan iklim, dan pencemaran lingkungan. Kasus viral menyita perhatian dunia adalah eksploitasi seksual terhadap Pony, orang utan betina di Kareng Pangi, Kalimantan Tengah. Ia diculik, dipisahkan dari induknya lalu dieksploitasi secara fisik dan seksual bertahun-tahun. Inilah imbas sistem ekonomi kapital-patriaki yang berujung pada krisis sosial ekologis. Perempuan dan satwa ditempatkan sebagai obyek. Mereka mengontrol dan mengeksploitasi tubuh perempuan sehingga melatarbelakangi kritik ekofeminis. Setidaknya, kasus pelanggaran HAM bertautan dengan pelanggaran terhadap prinsip kesejahteraan satwa.  

Dec 22, 202115:52
EKOFEMINIS & POLITIK PANGAN #4 - Ekofeminis di Ladang Samba Bakumpai Yuliana, Kalimantan Tengah

EKOFEMINIS & POLITIK PANGAN #4 - Ekofeminis di Ladang Samba Bakumpai Yuliana, Kalimantan Tengah

Kegiatan berladang dianggap pemicu pasca Kalimantan Tengah diselimuti asap akibat kebakaran hutan dan lahan pada 2015. Bahkan  mendapat peringatan keras yang tertuang dalam Peraturan Gubernur. Padahal luas wilayah Kalteng 15,3 juta hektar dan 12,7 nya dikuasai oleh perusahaan perkebunan. Negara memilih menertibkan peladang dan mengesampingkan makna berladang "malan" sebagai kearifan lokal bagi masyarakat Dayak dalam mengelola alam.

Dec 21, 202113:29
EKOFEMINIS & POLITIK PANGAN #2 - Pengalaman Mama Marlinda dan Pangan Nusantara
Mariana Yunita H Opat

EKOFEMINIS & POLITIK PANGAN #2 - Pengalaman Mama Marlinda dan Pangan Nusantara Mariana Yunita H Opat

Ketergantungan kita pada beras bisa jadi membuat kita asing mendengar nasi jagung, tiwul, sorgum, ubi, dan sagu yang dahulu menjadi kekayaan pangan Nusantara. Ketergantungan akan beras membuat masyarakat merasa mengalami krisis pangan jika beras habis di dapur. Kisah Marlinda dari Pulau Timor mengajarkan arti ketahanan pangan sesungguhnya berkat kontribusinya atas upaya konservasi dan pengelolaan pangan yang dekat dengan kelokalan, mudah diakses, dan menjadi cadangan makanan terbaik saat krisis.
Dec 21, 202113:22
EKOFEMINIS & POLITIK PANGAN #1 Perempuan, Patriarki & Pangan LokalNunuk Parwati Songki, Makassar

EKOFEMINIS & POLITIK PANGAN #1 Perempuan, Patriarki & Pangan LokalNunuk Parwati Songki, Makassar

Ubi bagi masyarakat Banggai Kepulauan tak sekedar makanan pokok endemik tapi memiliki ikatan erat dengan leluhur. Mulai dari proses pembibitan hingga panen melalui ritual panjang dengan kearifan lokal yang masih dijunjung tinggi. Di balik itu, dalam ruang domestik dan pangan, ubi banggai berada di tangan perempuan. Namun memasuki ruang publik dan politik berpindah ke tangan laki-laki. Apa mungkin perempuan bisa hadir sebagai penyelamat bumi jika akses di ranah publik terkait pengelolaan alam tidak diberikan?
Dec 21, 202115:59
PEREMPUAN & MASYARAKAT ADAT #3 - Perempuan Adat Menulis Sejarahnya Sendiri
Yuyun Kurniasih, Bogor

PEREMPUAN & MASYARAKAT ADAT #3 - Perempuan Adat Menulis Sejarahnya Sendiri Yuyun Kurniasih, Bogor

Menulis adalah melawan. Keberanian Perempuan Adat dalam menuliskan sendiri menumbuhkan rasa percaya diri. Yurni dan Rushayati adalah sosok Perempuan Adat yang menemukan jati dirinya atas identitas yang selama ini terpinggirkan. Kerap dituliskan sebagai perempuan yang dimiskinkan secara struktural, hidup dengan ketidakadilan gender, dan perempuan yang kehilangan tanahnya. Kini, mereka hadir menceritakan dirinya sendiri sebagai pemilik sah pengetahuan yang ditorehkan melalui tulisan untuk berbagi kepada perempuan lain.
Dec 21, 202115:59
PEREMPUAN & MASYARAKAT ADAT #2 - Generasi Muda Adat & Pusaran Modernitas, Siti Marfu’ah, Bogor

PEREMPUAN & MASYARAKAT ADAT #2 - Generasi Muda Adat & Pusaran Modernitas, Siti Marfu’ah, Bogor

Ada apa dengan generasi muda adat Kasepuhan? Kenapa meninggalkan kampung padahal sumber produksi dari hasil tani & kebun melimpah. Kenyataan, generasi muda Kasepuhan memiliki posisi lemah dalam komunitas adat. Terlebih lagi anak perempuan, dia terekslusi dua kali lipat dibanding anak muda laki-laki. Sehari-hari mereka tertutup, tidak memiliki hak atas hidup sendiri, dan didorong untuk bekerja di kota, bahkan dipaksa nikah muda. Selama lebih dua dekade RMI berkegiatan akhirnya berhasil merangkul perempuan-perempuan muda di Kasepuhan Pasir Eurih, Lebak, Banten. Apa saja yang mereka lakukan...
Dec 21, 202113:54
PEREMPUAN & MASYARAKAT ADAT #1 - Dari Ma’anyan ke Kinipan: Perbudakan dan Perlawanan Masyarakat Adat, Meta Septalisa, Palangkaraya

PEREMPUAN & MASYARAKAT ADAT #1 - Dari Ma’anyan ke Kinipan: Perbudakan dan Perlawanan Masyarakat Adat, Meta Septalisa, Palangkaraya

Tingginya permintaaan kelapa sawit dunia memicu pembukaan lahan yang berimbas naiknya deforestasi dan memicu konflik sumber daya alam, perampasan hutan juga lahan, termasuk masyarakat adat sebagai penjaga hutan dengan kearifan lokalnya. Jika hutan yang selama ini menopang kehidupan mereka tak ada lagi, akses jalan rusak, listrik yang terbatas, tak ada sinyal, sekolah dan fasilitas kesehatan yang kurang memadai, lalu masa depan Indonesia seperti apa yang ingin dibangun?
Dec 21, 202110:47
PEREMPUAN, RISIKO BENCANA & INFRASTRUKTUR #3 - Kampung Wuring Melawan Sampah Maria Apriani Kartika Solapung, Sikka Maluku

PEREMPUAN, RISIKO BENCANA & INFRASTRUKTUR #3 - Kampung Wuring Melawan Sampah Maria Apriani Kartika Solapung, Sikka Maluku

Lagi-lagi sampah. Siapa sangka kampung nelayan yang jadi pemasok ikan terbesar ke kota Maumere, Flores, dan mancanegara ini dijuluki kampung sampah. Kumuh karena banyaknya sampah berlabuh di kampung yang berada di teluk. Minimnya pengolahan dan fasilitas pembuangan sampah membuat warga sulit membuang sampah pada tempatnya dan laut pun menjadi Tempat Pembuangan Akhir. Sampah harus menjadi prioritas utama bàgi pemerintah setempat dalam menggalakkan kebersihan. Kalau  dibiarkan bencana ekologi dan masalah kesehatan menjadi bumerang akibat mengonsumsi sampah microplastik yang dibawa oleh ikan-ikan yang kita makan hari ini

Dec 19, 202111:52
PEREMPUAN, RISIKO BENCANA & INFRASTRUKTUR #2 - Perempuan, Risiko Bencana dan Pemetaan - Genta Mahardhika Rozalinna, Malang, Jawa Timur

PEREMPUAN, RISIKO BENCANA & INFRASTRUKTUR #2 - Perempuan, Risiko Bencana dan Pemetaan - Genta Mahardhika Rozalinna, Malang, Jawa Timur

Tukik-tukik kecil semburat dari lubang pasir yang berwarna hitam legam. Inilah Pantai Golo yang memiliki sumber daya alam berupa pasir bijih besi dan kini menyisakan kerusakan akibat eksploitasi tambang yang berpotensi dibayangi bencana baru, tsunami. Di tengah ancaman tersebut, ada upaya mitigasi bencana melalui kegiatan pemetaan digital namun tidak diindahkan oleh warga karena dianggap bencana belum terjadi. Padahal perempuan berisiko 14 kali lebih tinggi menjadi korban bencana dibanding pria dewasa. Mirisnya, desa ini pun belum diikutsertakan oleh Pemerintah sebagai Desa Tanggap Bencana. Tentu ini peer di negara yang berjuluk Negeri Cincin Api.

Dec 19, 202117:22
PEREMPUAN, RISIKO BENCANA & INFRASTRUKTUR #1 - Politik Perempuan & Infrastruktur Kampung - Selvia Hayyu Netra, Bengkulu

PEREMPUAN, RISIKO BENCANA & INFRASTRUKTUR #1 - Politik Perempuan & Infrastruktur Kampung - Selvia Hayyu Netra, Bengkulu

Apa jadinya kalau perempuan berpolitik?Jalan koral, masjid, lapangan bola voli dan fasilitas desa ini wujud nyata perjuangan kesetaraan Kelompok Perempuan Pelestari Bukit Kayangan. Konflik agraria justru menjadi jalan kaum perempuan mengambil peran politik. Mengorganisasi diri, membuat aktivitas kelas belajar sampai kebijakan  perlindungan atas sumber air di kampung.

Kebun komunal dijadikan alat dan menanam sebagai cara berlawan. 

Di kebun itu juga mereka bertemu, bertukar cerita, dan menyusun strategi. 

Di pelosok yang jauh dari perkotaan ini pula mereka mampu melawan budaya patriarki.

Dec 19, 202112:20
CERITA TUNGGAL & KRITIK ATAS PEMBANGUNAN #3 - Antara Saya, Adichie dan Ijaewale - Safaranita Nur Effendi, Bandung

CERITA TUNGGAL & KRITIK ATAS PEMBANGUNAN #3 - Antara Saya, Adichie dan Ijaewale - Safaranita Nur Effendi, Bandung

Kamu harus menjadi seorang Ibu yang bisa apapun. Kenyataan, perempuan diajarkan tidak harus unggul dalam hal apapun dari lelaki. Padahal kalau perempuan tidak berilmu, apa yang harus diajarkan kepada anaknya.

Dec 17, 202116:43
CERITA TUNGGAL & KRITIK ATAS PEMBANGUNAN #2 - Etika Tanah-Air untuk Menantang Logika Pembangunan Ayom Mratita Purbandani, Surabaya

CERITA TUNGGAL & KRITIK ATAS PEMBANGUNAN #2 - Etika Tanah-Air untuk Menantang Logika Pembangunan Ayom Mratita Purbandani, Surabaya

Harmoni dengan alam adalah harmoni dengan Teman. Tentu  tidak benar kalau kita menyayangi salah satu tangannya tapi justru memotong tangan yang lain. Inilah logika pembangunan yang terjadi di Tanah Air. Seringkali pembangunan justru meminggirkan dan mengabaikan nilai pengetahuan juga pengalaman perempuan dalam kekayaan alam secara struktural. Kehidupan modern yang diidamkan haruskah mengadopsi pembangunan ala kolonial ?

Dec 17, 202111:45
CERITA TUNGGAL & KRITIK ATAS PEMBANGUNAN #1 - Dibalik Cerita Tunggal “Kesejahteraan” Indah Rahmasari, Surabaya

CERITA TUNGGAL & KRITIK ATAS PEMBANGUNAN #1 - Dibalik Cerita Tunggal “Kesejahteraan” Indah Rahmasari, Surabaya

Apa sejahtera versi kamu? Memiliki keluarga bahagia, punya banyak uang, rumah mewah atau memiliki barang mahal dan trendi. Standar sejahtera ini membawa banyak perempuan masuk dalam lingkaran ekonomi kapitalis yang membuat berprilaku konsumtif. Kita lupa bahwa barang yang kita miliki mempunyai jejak ekologi yang panjang yang mungkin membuat orang lain mengalami kehilangan, seperti kisah dibalik emas seserahan perkawinan. Yuk simak!

Dec 17, 202110:30