Review SJW || Film & TV Series
By Social Justice Warrior
Review SJW || Film & TV SeriesSep 08, 2022
Virgo dan Si Paling Graphic Designer
Nyinyirception: Nyinyirin nyinyiran netizen. Soal poster Virgo & the Sparklings dan perbandingan dengan the Marvels.
Reflect dan Tuduhan "Normalisasi" Obesitas
Pengabdi Setan 2: Full Movie Rasa Teaser Sequel
Akhirnya cerita Pengabdi Setan berlanjut lagi. Di episode ini gue membahas bagaimana, meski banyak orang yang suka banget, easter eggs atau hidden clues yang banyak bertebaran di film ini gak berperan banyak untuk memperkuat inti cerita. Secara keseluruhan, film ini juga cuma pondasi untuk sequel-nya (yang entah kapan tayang) dan sebagai film yang sebagai berdiri sendiri, inti ceritanya masih kurang kuat.
Thor dan Superhero Perempuan Marvel Yang (Dibuat) Lemah
Meski bukan termasuk salah satu karakter favorit, gue gak suka banget sama apa yang terjadi sama Jane Foster di Thor: Love & Thunder. Di episode ini gue membahas gimana Jane jadinya sama aja kayak superhero perempuan lain di MCU: kalau udah berdampingan sama superhero laki-laki, ga pernah bisa sama porsi cerita dan powernya. Selalu jadi lebih lemah. Juga menyinggung karakter lain sebagai contoh kayak Wanda alias Scarlet Witch, Natasha Romanoff alias Black Widow, Captain Marvel, dan Kamala Khan alias Ms. Marvel
Representasi LGBT di Film
Bulan Juni lalu, gak sedikit orang yang heboh gara-gara film Lightyear gak bisa tayang di berbagai negara karna Disney gak memperbolehkan pemotongan atau penyensoran "adegan LGBT". Sebelumnya, ada juga yang resah sama sisipan cerita di Doctor Strange: Multiverse of Madness di mana orangtuanya America Chavez dua duanya perempuan. Ironisnya, bulan Juni itu adalah pride month, bulannya teman-teman LGBT. Di episode ini gue membahas kenapa tokoh LGBT di film itu harusnya wajar-wajar aja dan gak aneh sama sekali. Selain 2 film yang udah gue sebut sebelumnya, gue juga membahas Eternals, dan mengawali episode ini dengan mengulas 1 film gay berjudul Fire Island. Film gay yang tokoh utamanya orang Asia.
(This Was My) Heartstopper
Heartstopper jadi serial gay yang sering dibahas di mana-mana. Banyak orang yang jadi halu banget. Beberapa orang dari generasi millenial ke atas sampai berharap gimana seaandainya kalau serial ini tayang saat mereka masih remaja. Di episode ini gue membahas realita seperti apa yang harus kita ingat terus, mengapa kita, kelompok LGBT, bisa segitu larutnya saat nonton kisah cinta LGBT meski cuma fiksi, dan gimana biar kita bisa berhenti larut. Di sini gue juga membahas serial dan film-film yang buat gue "this was my Heartstopper". Episode ini juga sebagai peringatan International Day Againts Homophobia, Biphobia, and Transphobia.
#24 Penyalin Cahaya: Mengapa Korban Pelecehan Seksual Enggan Melapor
Salah satu yang sering banget dilontarkan kepada korban pelecehan seksual oleh orang-orang yang bahkan gak ada hubungannya dengan kasus tersebut adalah "kenapa gak lapor (dari dulu)?". di episode ini, gue membahas bagaimana film Penyalin Cahaya memberikan jawaban itu, lewat Sur yang melakukan pembuktian sendiri atas kasus pelecehan yang dia alami. Gue juga membahas, bagaimana sebaiknya kita sebagai penonton, juga tim produksi film, menyikapi gimana seandainya kalau ada pelaku pelecehan seksual yang terlibat dalam film, terutama yang temanya adalah tentang pelecehan seksual.
#23 Squid Game: Ilusi Free Choice, dan Kedalaman Cerita Lewat Subtitle
BIG SPOILER DI MENIT 03:39 SAMPAI 04:45 || Bukan cuma permainannya yang menarik dengan twist yang ngeri, Squid Game juga gak lepas dari isu sosial terutama isu kelas yang bikin serial ini jadi terasa dalam dan dekat. Di episode ini gue membahas bagaimana kelas sosial itu berpengaruh terhadap bagaimana cara kita mendefisinikan pilihan dalam hidup, sebagaimana digambarkan di serial Squid Game. Gue juga membahas bagaimana subtitle yang menerjemahkan kalimat berbahasa asing dan memparafrasekannya dengan tidak akurat bakal mengurangi kedalaman cerita.
#22 Beres-beres a la Marie Kondo: Rapi, Minimalis, atau Estetik Doang?
Pengen beres-beres tapi ga tau mulainya dari mana? Marie Kondo punya solusinya! Episode ini membahas KonMari Method di reality show "Tidying Up with Marie Kondo" dan "Sparking Joy with Marie Kondo". Juga membahas bagaimana menyikapi "aliran" beres-beres ini supaya kita gak jadi minimalis sesaat dan malah hanya terjebak dalam pola konsumtif yang berbeda aja, sebagaimana dijelaskan dalam film "the Minimalist: Less is Now".
#21 The Morning Show dan Pelecehan Seksual di Lingkungan Kerja
#20 Brokeback Mountain dan Menua Sebagai Seorang Gay
#19 Reunian Friends dan Fantasi Circle Pertemanan
AKHIRNYA REUNIAN FRIENDS KEJADIAN JUGA!! COULD WE BE ANYMORE EXCITED?! Selain ngomongin episode spesial reuniannya, di episode ini gue juga membahas kenapa Friends bisa menarik banget meski bisa dibilang Friends, sama kayak serial sitcom pertemanan sejenis, seolah kayak menjual fantasi dinamika pertemanan yang langgeng dan muter di situ situ doang. Gue juga membahas bahwa mengkritik Friends dan pop culture lainnya dari masa lalu harus melihat juga konteks jamannya
#18 Avatar Korra dan Tokenisme Biseksual
Setelah Avatar the Legend of Korra tamat, sang kreator mengumumkan bahwa Korra, juga Asami, adalah biseksual. Mereka berdua menjalin hubungan asmara. Episode ini membahas bagaimana gue melihat bahwa biseksualitas yang direpresentasikan Korra terkesan cuma sebagai tokenisme aja. Episode ini juga membahas perbedaan Avatar the Legend of Korra dengan Avatar the Last Air Bender dari segi world building, bending, dan karakter tokoh-tokohnya
#17 Bonding: Lebih Dari BDSM
#16 It's Okay to Not be Okay
Ada anak kecil dalam diri semua orang yang akan menimbulkan masalah bagi diri kita yang sudah dewasa kalau masalah-masalah yang masih anak kecil itu alami gak kita selesaikan. Di episode ini, gue membahas bagaimana Moon Sang-tae, Moon Gang-tae, dan Ko Mun-yeong dalam drakor It's Okay to Not be Okay merangkul inner child mereka dan berdamai dengan masa lalu. Gue juga membahas bagaimana ketiga tokoh utama itu saling membantu satu sama lain untuk jadi pribadi yang lebih baik, meski sama sama memiliki masa lalu yang sangat buruk