Skip to main content
Tergantung Pada Kata

Tergantung Pada Kata

By Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya - FIB UI

Podcast yang mengajak Anda memikirkan ulang kata-kata di sekitar kita
Available on
Overcast Logo
Pocket Casts Logo
RadioPublic Logo
Spotify Logo
Currently playing episode

Terkait (daripada yang mana ndasmu!)

Tergantung Pada KataOct 09, 2020

00:00
05:58
KECAP

KECAP

Produser program tak mau ketinggalan. Bersembunyi di balik kata-kata yang baunya ilmiah dan dipenuhi kajian kebudayaan, sebenarnya dia sedang menulis surat cintanya pada kecap. Kecap, tak cuma katanya saja yang dipinjam-pinjam dari China, ke Nusantara lalu ke Eropa dan Amerika. Tapi bentuk dan rasanya juga ikut bermetamorfosa. Inilah kata kecap bersama Hilman Handoni.   

Nov 17, 202006:18
Gardu-gardu S.E.N.D.U

Gardu-gardu S.E.N.D.U

Gardu adalah perangkat mata-mata efektif. Juga ruang indoktrinasi yang tak habis-habis. Meski pada kebanyakan malam ruang sekira dua kali tiga meter ini lebih banyak jadi saksi kaum peronda bermain gaple sambil menghabiskan malam. Bagaimana metamorfosis gardu menjadi ruang mati? Dosen Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Fitria Sis Nariswari berusaha menjawabnya. 

Oct 09, 202006:10
Terkait (daripada yang mana ndasmu!)

Terkait (daripada yang mana ndasmu!)

Telah ratusan purnama Uu Suhardi  meringkas dan meringkus kata-kata  sebagai editor bahasa di Majalah TEMPO. Sepanjang itu pula dia menemukan banyak keteledoran, kemalasan, dan ketergesa-gesaan yang bersembunyi di balik kata-kata. Menyamarkan diri sebagai siasat dan ekonomi kata, yang kadang malah bikin bingung pembaca. Kata terkait adalah salah satu cerminannya.

Oct 09, 202005:58
(Jangan) Panggil Kami Tuli

(Jangan) Panggil Kami Tuli

Tak ada niat merendahkan atau intensi hendak menghina, ketika ilmuwan di tahun 50-an menulis kata "tuli" dalam judul penelitian. Tapi belakangan kata itu berkembang jadi semacam amplas nomor 100 yang kasarnya minta ampun.  Apa hubungan fenomena ini dengan Orde Baru atau sopan santun berbahasa, berbangsa, dan bernegara? Silva Isma  pengajar bahasa isyarat di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia menguraikan salah satu atau salah banyak penyebabnya... Tapi tidak. Tidak dalam bahasa isyarat. 


Oct 09, 202006:27
Nenek Moyangku Orang Pelaut!

Nenek Moyangku Orang Pelaut!

Berbeda dengan bahasa Inggris yang memerlukan dua kata niece/nephew atau brother/sister, bahasa Indonesia cuma butuh kakak/adik dan keponakan untuk konsep yang sama. Non-diskriminan dan efisien! Tak perlu ada pembeda atau keterangan yang mesti diimbuhkan. Totok Suhardijanto, pakar linguistik dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia mengajak Anda menjelajahi aneka kamus, menelusuri sejarah kata nenek sambil bernyanyi riang: Nenek moyangku orang pelaut.....  

Oct 09, 202007:47
K#NC#$NG!

K#NC#$NG!

Penyair dan dosen Fakultas Ilmu Budaya UI, Ibnu Wahyudi menceritakan pengalamannya yang tragis tapi juga jenaka mengenai kata makian. Salah meluncur, kata itu segera menerbitkan rona merah di pipinya. Bukan. Bukan karena malu. 

Kata makian, semacam anjay yang bikin heboh hari-hari ini cuma satu dari puluhan atau bahkan ratusan kata-kata  di nusantara yang tabu tapi juga bikin seru. Mengakrabkan bagi yang satu, tapi bagi yang lain bikin marah dan ngilu. Tergantung Pada Kata edisi kali mengajak Anda nimbrung dalam tongkrongan Ibnu Wahyudi sambil meneropong dan menimbang-nimbang kata makian dan hubungannya dengan kita.    

Oct 08, 202005:20
DUKUN

DUKUN

Dari pengobatan alami yang memasukkan aspek sufistik, dukun atau perdukunan sekarang telah turun derajat. Tereduksi jadi hanya dan semata-mata praktik klenik dan mistisisme. Bagaimana jalan panjang kata dukun hingga turun kasta? Nazaruddin, M.A, dosen jurusan Sastra Indonesia di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia membawa kita berpetualang dari Persia hingga nusantara untuk menyelidiki kata "dukun". 

Podcast ini diproduksi Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Didukung oleh Pusat Penelitian Kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Sep 24, 202006:16